62 BAB VI SINTESIS GEOLOGI DAN EVOLUSI FLUIDA 6.1 Sistem Panas Bumi Sikidang Masa Kini Kondisi Sistem Panas Bumi Sikidang masa kini diketahui melalui hasil pengukuran temperatur dan tekanan stabil pada masing-masing sumur penelitian. Gambar 6.1 menunjukkan kurva temperatur, tekanan, dan suhu saturasi dari sumur ASJ-1, ASJ- 2, dan ASJ-3. Suhu saturasi diperoleh dengan cara menyetarakan nilai tekanan hasil pengukuran ke dalam tabel uap yang mengacu pada American Society of Mechanical Engineers (2006). Berdasarkan kurva temperatur dan tekanan, dapat diketahui kedalaman dari batas atas zona reservoir dan kisaran temperaturnya pada masing-masing sumur penelitian (Tabel 6.1). Kedua hal tersebut juga disajikan dalam bentuk penampang Sistem Panas Bumi Sikidang di masa kini yang dapat dilihat pada Gambar 6.2 dan 6.3. Tabel 6.1. Keterdapatan zona reservoir dan kisaran temperaturnya pada sumur penelitian. Sumur Kedalaman Zona Reservoir (mTD) Temperatur Reservoir (°C) ASJ-1 1160 290 305 ASJ-2 1680 270 280 ASJ-3 1570 290 305 Zona reservoir dicirikan oleh adanya kurva temperatur yang menunjukkan zona konvektif dengan perubahan temperatur yang minim seiring bertambahnya kedalaman. Sumur ASJ-1 dan ASJ-3 diinterpretasikan memiliki reservoir dua fasa. Hal ini terlihat dari adanya nilai temperatur yang melebihi suhu saturasi pada zona konvektif (Gambar 6.1 A dan C). Sementara itu, sumur ASJ-2 diinterpretasikan memiliki reservoir yang terdiri atas satu fasa air. Batas atas zona reservoir pada sumur ASJ-1 berada di kedalaman 1160 m dengan temperatur reservoir sebesar 290305°C (Gambar 6.1 A). Pada sumur ASJ-2, batas atas zona reservoir berada di kedalaman 1680 m dengan temperatur reservoir sebesar 270280°C (Gambar 6.1 B). Disamping itu, sumur ini juga memperlihatkan adanya penurunan temperatur dari 255°C di kedalaman 1460 m menjadi 200°C di kedalaman 1560 m (Gambar 6.1 B). Kondisi tersebut dapat terjadi karena adanya air dingin yang masuk ke dalam sistem. Pada sumur ASJ-3, batas atas zona reservoir berada di kedalaman 1570 m dengan temperatur reservoir sebesar 290305°C (Gambar 6.1 C). 63 Gambar 6.1. Kurva temperatur dan tekanan dari setiap sumur penelitian yang diperoleh dari PT Geo Dipa Energi. (A) Sumur ASJ-1 memiliki batas atas reservoir di kedalaman 1160 mTD dengan temperatur 290°C. (B) Sumur ASJ-2 memiliki batas atas reservoir di kedalaman 1680 mTD dengan temperatur 270°C. (C) Sumur ASJ-3 memiliki batas atas reservoir di kedalaman 1570 mTD dengan temperatur 290°C. 64 Gambar 6.2. Penampang Sistem Panas Bumi Sikidang di masa kini yang melewati sumur ASJ-1 dan ASJ-2. Litologi di sepanjang sumur adalah dari pengamatan sampel serbuk bor dan litologi di latar belakang adalah dari Shalihin, et al. (2020). 65 Gambar 6.3. Penampang Sistem Panas Bumi Sikidang di masa kini yang melewati sumur ASJ-1 dan ASJ-3. Litologi di sepanjang sumur adalah dari pengamatan sampel serbuk bor dan litologi di latar belakang adalah dari Shalihin, et al. (2020). 66 Dalam analisis kurva temperatur dan tekanan, zona yang berada di atas zona reservoir diinterpretasikan sebagai zona caprock. Zona ini menunjukkan kurva temperatur konduktif dengan perubahan temperatur yang besar seiring bertambahnya kedalaman. Dengan demikian, kedalaman zona caprock pada sumur ASJ-1, ASJ-2, dan ASJ-3 secara berurutan, yaitu lebih dangkal dari 1160, 1680, dan 1570 mTD. 6.2 Sintesis Geologi dan Evolusi Sistem Panas Bumi Sikidang Berdasarkan perbandingan antara kondisi Sistem Panas Bumi Sikidang di masa lampau dan masa kini, diketahui bahwa temperatur reservoir di area Sikidang relatif stabil. Selain itu, terjadi perubahan kedalaman zona reservoir. Pada masa kini, batas atas reservoir di area Sikidang menjadi semakin dalam. Perbandingan kedalaman antara batas atas reservoir di masa lampau dan masa kini beserta kisaran temperaturnya dapat dilihat pada Tabel 6.2. Tabel 6.2. Perbandingan antara kedalaman batas atas reservoir di masa lampau dan masa kini beserta kisaran temperaturnya. Batas atas reservoir di area Sikidang mengalami penurunan. Kedalaman Batas Atas Reservoir (mTD) Sumur Masa Lampau Masa Kini ASJ-1 760 1160 ASJ-2 1040 1680 ASJ-3 1320 1570 Temperatur Reservoir (°C) ASJ-1 200 280 290 305 ASJ-2 220 250 270 280 ASJ-3 250 280 290 305 Tahap evolusi Sistem Panas Bumi Sikidang diketahui melalui paragenesis mineral alterasi. Paragenesis adalah penentuan urut-urutan pembentukan asosiasi mineral dalam suatu suksesi waktu (Craigh dan Vaughan, 1994 dalam Calibugan, et al. 2006). Penentuan urut-urutan tersebut dapat diidentifikasi dengan mengamati hubungan potong-memotong atau penggantian mineral pada batuan yang diamati. Paragenesis mineral dari tiap sampel di sumur ASJ-1, ASJ-2, dan ASJ-3 dapat dilihat pada Gambar 3.6, 3.10, dan 3.15. Berdasarkan paragenesis mineral alterasinya, Sistem Panas Bumi Sikidang mengalami 34 tahap evolusi yang diawali oleh sintesis geologi. 67 6.2.1. Tahap Awal Evolusi (Sintesis Geologi) Pembentukan Sistem Panas Bumi Sikidang diawali dengan pembentukan satuan batuan pada Kompleks Vulkanik Dieng (Gambar 6.4). Pembentukan tersebut berlangsung melalui tiga periode, yaitu Prakaldera, Pascakaldera I, dan Pascakaldera II. Penjelasan masing-masing periode dipaparkan sebagai berikut. a.