36 BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL Persebaran zona alterasi bawah permukaan di area Sikidang berbeda-beda pada tiap sumur penelitian. Penamaan zona alterasi tersebut dilakukan berdasarkan kelimpahan mineral lempung dan kalk-silikat. Pada sumur ASJ-1 terdapat dua zona alterasi, secara berurutan dari dangkal ke dalam, yaitu zona smektit dan serisit. Pada sumur ASJ-2 terdapat empat zona alterasi, secara berurutan dari dangkal ke dalam, yaitu zona smektit, klorit-smektit, klorit, dan ilit-epidot. Sumur ASJ-3 mempunyai zona alterasi yang mirip dengan sumur ASJ-2, hanya di bagian terdalam epidot muncul bersama klorit, kaolinit, dan pirofilit. Seluruh zona alterasi pada area Sikidang memiliki intensitas yang bervariasi dari lemah hingga sangat kuat. Keterdapatan mineral alterasi dan zona alterasi bawah permukaan dari masing- masing sumur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.6, 3.10, dan 3.15. 4.1 Zona Smektit Zona smektit dicirikan oleh kelimpahan mineral smektit. Zona ini tersebar dari permukaan hingga sampel terdangkal di seluruh sumur penelitian. Pada sumur ASJ- 1 zona smektit hadir sampai kedalaman 640760 mTD. Pada sumur ASJ-2 zona smektit hadir sampai kedalaman 260460 mTD. Pada sumur ASJ-3 zona smektit hadir sampai kedalaman 370525 mTD. Mineral smektit dominan muncul sebagai pengganti gelas vulkanik (Gambar 4.1). Pada beberapa sampel smektit hadir sebagai pengisi rongga (Gambar 4.2). Selain itu, di zona smektit terdapat mineral kuarsa yang melimpah dan menunjukkan tekstur plumose (Gambar 4.1). Berdasarkan pengamatan megaskopis juga ditemukan kehadiran mineral pirit, hematit, dan sulfur pada zona ini. 4.2 Zona Klorit-Smektit Zona klorit-smektit dicirikan oleh kelimpahan mineral klorit dan smektit. Zona ini terdapat pada sumur ASJ-2 dan ASJ-3. Pada sumur ASJ-2 zona klorit-smektit berada di kedalaman 460850 mTD, sedangkan pada sumur ASJ-3 zona ini berada di kedalaman 5251095 mTD. Mineral klorit yang ditemukan di sumur ASJ-2 37 dominan berwarna cokelat dan hadir mengisi vesikular (Gambar 4.3). Berlawanan dengan itu, klorit yang ditemukan di sumur ASJ-3 dominan berwarna hijau dan mengganti mineral primer dari batuan tuf(Gambar 4.4).Pada beberapa sampel terdapat klorit yang hadir sebagai amigdaloidal (Gambar 4.5).Mineral smektit dominan hadir sebagai pengganti gelas vulkanik dan plagioklas (Gambar 4.6). Gambar 4.1. Foto sayatan tipis zona alterasi smektitpada sumur ASJ-2di kedalaman 307 mTD. Smektit mengganti matriks gelas vulkanik. Kuarsa mengisi rongga dan menunjukkan tekstur plumose(tanda panah).Singkatan:Op=mineral opak, Ox=oksidasi, Qz=kuarsa, Sm=smektit. Gambar 4.2. Foto sayatan tipis zona alterasi smektit pada sumur ASJ-1 di kedalaman 700 mTD. Smektit dan anhidrit hadir mengisi rongga. Anhidrit mengisi rongga sebelum smektit.Masadasar mengalami devitrifikasi menjadi kuarsa. Singkatan: Anh=anhidrit, Fsp=felspar, Op=mineral opak, Ox=oksidasi, Qz=kuarsa, Sm=smektit. 38 Gambar 4.3. Foto sayatan tipis zona alterasi klorit-smektit pada sumur ASJ-2 di kedalaman 795 mTD.Klorit berwarna cokelat hadir mengisi vesikular. Kalsit mengisi vesikular bersama klorit dan hadir sebagai urat.Vesikular juga diisi oleh silika. Singkatan: Cal=kalsit, Chl=klorit, Fsp=felspar, Op=mineral opak, Ox=oksidasi. Gambar 4.4. Foto sayatan tipis zona alterasi klorit-smektit pada sumur ASJ-3 di kedalaman 1000 mTD.Klorit dan kuarsa mengganti mineral primer dari batuan tuf. Singkatan:Chl=klorit,Qz=kuarsa. Kehadiran mineral klorit dan smektit pada zona klorit-smektit juga dikonfirmasi melalui analisisX-Ray Diffraction(XRD)(Gambar 4.7).Dalam analisis XRD kemunculan klorit ditandai oleh adanya puncak pada nilai spasi-d sebesar 7,2Å untuk semua metode pengujian(air dried, glycolated, heated). Sementara itu, kemunculan smektit ditandai oleh adanya puncak pada nilai spasi-d sebesar 14,6 Å 39 ketika dilakukan metode air dried.Saat ditambahkan etilen glikol, puncak tersebut bergeserke kiri sehingga berada di nilai spasi-d sebesar 16,9 Å. Pergeseran puncak tersebut disebabkan oleh kemampuan mineral smektit yang dapat mengembang. Selanjutnya, saat dipanaskan pada temperatur 550°C, posisi puncak kembali ke nilai spasi-d sebesar 9,8Å. Gambar 4.5. Foto sayatan tipis zona alterasi klorit-smektit pada sumur ASJ-3 di kedalaman 800 mTD.Klorit hadir sebagai amigdaloidalbersama dengan silika yang menunjukkan tekstur plumose(tanda panah).Singkatan: Chl=klorit, Fsp=felspar, Op=mineral opak. Gambar 4.6. Foto sayatan tipis zona alterasi klorit-smektit pada sumur ASJ-2 di kedalaman 795 mTD.Smektit hadir mengganti gelas vulkanik. Kuarsa hadir mengisi rongga hasil pelarutan. Singkatan: Op=mineral opak, Qz=kuarsa, Sm=smektit. 40 Gambar 4.7. Hasil analisis XRD pada sumur ASJ-3 di kedalaman 1000 mTD menunjukkan terdapat mineral kelompok smektit dan klorit. 41 Disamping itu, pada zona klorit-smektit juga terdapat kehadiran mineral nonlempung, seperti kalsit, anhidrit, dan kuarsa.