PENAFSIRAN GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA MAGNETOTELURIK DI DAERAH TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh G.M. Lucki Junursyah NIM: 22009015 Program Studi Magister Teknik Geologi INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012 i PENAFSIRAN GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA MAGNETOTELURIK DI DAERAH TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh G.M. Lucki Junursyah NIM: 22009015 Program Studi Magister Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung Menyetujui Bandung, Oktober 2012 Pembimbing I: Pembimbing II: ____________________________ ________________________ Dr. Ir. Prihadi Soemintadiredja, MS Dr. Ir. Chalid Idham Abdullah NIP. 19591219 198703 1 001 NIP. 19580105 198503 1 001 ii ABSTRAK PENAFSIRAN GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA MAGNETOTELURIK DI DAERAH TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh G.M. Lucki Junursyah NIM: 22009015 Program Studi Magister Teknik Geologi Geologi Timor erat kaitannya dengan pembentukan Busur Banda sebagai busur kepulauan ganda berbentuk tapal kuda, akibat pertemuan Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia. Aktivitas tektonik yang rumit tersebut menghadirkan perkiraan model evolusi tektonik yaitu model Overthrust, model Imbrikasi, dan model Autochtone. Model-model tersebut hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Keterdapatan sumberdaya geologi yang beragam membuat Pulau Timor ini semakin menarik untuk diteliti, salah satunya adalah keterdapatan rembesan gas di daerah Kolbano dan telah dilakukan pemboran eksplorasi. Kegiatan tersebut tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, karena keterbatasan data geologi bawah permukaan secara lebih dalam. Data geologi bawah permukaan secara lebih dalam dapat dipelajari dengan metode geofisika, yang salah satunya adalah metode Magnetotelurik (MT). metode MT ini memanfaatkan hubungan antara komponen medan magnet dan medan listrik sebidang. Hubungan tersebut dapat di ukur di permukaan menggunakan sumber alami bumi, untuk memetakan kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan sifat tahanan jenis batuan. Penelitian ini menggunakan data MT sebanyak 16 titik yang di ukur di daerah Kolbano dan sekitarnya, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Titik-titik pengukuran MT membentuk penampang lurus sepanjang kurang lebih 25 km dan berarah relatif tenggara - baratlaut. Hasil penafsiran bawah permukaan berdasarkan sifat tahanan jenis batuan, diketahui bahwa batuan dasar di daerah penelitian memiliki kedalaman berkisar antara 2 - 5 km yang makin dangkal ke arah tenggara dari penampang MT. batuan dasar ditutupi oleh sekuen Kekneno dan sekuen Kolbano yang mendominasi secara vertikal, serta sekuen Viqueque yang mendominasi secara lateral. Model evolusi tektonik yang sesuai dengan pembentukan sesar-sesar naik yang memotong dan mengangkat sekuen batuan tersebut adalah model Autochtone. Kata Kunci: Magnetotelurik, Sekuen Kekneno, Sekuen Kolbano, Sekuen Viqueque, model Autochtone. iii ABSTRACT INTERPRETATION OF SUBSUR FACE GEOLOGY BASED ON MAGNETOTELLURIC DATA IN SOUTHERN CENTRAL TIMOR REGION PROVINCE OF EAST NUSA TENGGARA By G.M. Lucki Junursyah NIM: 22009015 Program Studi Magister Teknik Geologi The Geology of Timor is closely related to the formation of Banda Arc as a horseshow- shaped multiple islands arc, resulting from the convergence of Indo-Australian, Pacific, and Eurasia plates. The complex tectonic activity presents some approximate tectonic evolution models, namely Overthrust, Imbricate, and Autochtone models. The models are still a subject of debate till now. The existence of varied geological resources makes Timor Island increasingly attractive to investigate, one of which is the existence of gas permeation in Kolbano area on which exploratory drilling has been conducted. The activity produced an unsatisfied result, due to the limitation of deeper subsurface geological data. Deeper subsurface geological data can be studied by geophysical methods, one of which is Magnetotelluric (MT) method. The MT method utilizes the relation between magnet field and coplanar electric field components. The relation can be measured on surface by using earth natural source, in order to map subsurface geological conditions based on the properties of resistivity of rock type. This research used MT data for 16 points that were taken in Kolbano area and vicinity, Southern Central Timor District, Province of East Nusa Tenggara. The points of MT measurement formed a straight section of approximately 25 km long and in a relative direction of southeast-northwest. The results of the subsurface interpretation based on the properties of resistivity of rock type showed that the basement in the area investigation has a deepness around 2 - 5 km, being increasingly narrower toward the southeast of MT section. The basement were covered by vertically predominant Kekneno and Kolbano sequences, and laterally predominant Viqueque sequence. The tectonic evolution model that was suitable with the formation of rise faults that cut and raised the sequences was Autochtone model. Keyword: Magnetotelluric, Kekneno sequence, Kolbano sequence, Viqueque sequence, Autochtone model. iv PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. v KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul "Penafsiran Bawah Permukaan Berdasarkan Data Magnetotelurik di Daerah Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur". Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Djadjang Sukarna, Dr. Ir. Ade Djumarma Wirakusumah, dan Ir. Hendro Wahyono, MSc., yang telah membantu dalam pengurusan beasiswa program Magister di lingkungan Badan Geologi, DESDM. 2.