Hasil Ringkasan
61 Bab V Pembentukan Model Pada bab ini akan dibahas mengenai tahapan pembentukan model, mulai dari pembagian skenario alokasi demand batubara tiap PLTU, pengembangan Model 01, analisis Model 01, pengembangan Model 02 dan analisis Model 02. V.1 Pembagian Skenario Alokasi Permintaan Batubara Sesuai dengan konsep mekanisme pencampuran batubara yang telah dibahas di Bab I, Fasilitas Pencampuran Batubara atau Coal Blending Facility (CBF) akan berfungsi sebagai sentra pencampuran batubara dari berbagai lokasi tambang dan sentra distribusi batubara untuk beberapa PLTU. Konsep alur transportasi dari tambang batubara menuju CBF dan dari CBF menuju PLTU digambarkan dalam Gambar V.1 Ilustrasi konsep alur transportasi batubara dengan mekanisme pencampuran batubara berikut. Gambar V.1 Ilustrasi konsep alur transportasi batubara dengan mekanisme pencampuran batubara Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, permasalahan lokasi CBF akan dibagi menjadi dua permasalahan, yaitu permasalahan penentuan lokasi CBF Sumatera 62 dan permasalahan penentuan lokasi CBF Kalimantan. CBF Sumatera akan melakukan pencampuran batubara dari pasokan batubara yang berasal dari tambang di Sumatera dan CBF Kalimantan akan melakukan pencampuran batubara dari pasokan batubara yang berasal dari tambang di Kalimantan. Masing-masing CBF akan berperan sebagai sentra pencampuran batubara dari berbagai perusahaan pemasok sekaligus sebagai sentra distribusi batubara untuk beberapa PLTU. Plot posisi tambang batubara di Pulau Kalimantan dan Sumatera serta posisi PLTU ditampilkan pada Gambar V.2 berikut. Gambar V.2 Plot lokasi tambang batubara dan PLTU Untuk menentukan alokasi permintaan batubara yaitu pembagian PLTU mana saja yang akan dilayani oleh CBF Sumatera dan CBF Kalimantan, terdapat beberapa hal yang diperhatikan yaitu sebagai berikut. a. Kapasitas produksi total tambang batubara di Sumatera dan Kalimantan Pada Lampiran B terdapat data kapasitas produksi tiap perusahaan di Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 12 perusahaan tambang batubara di Sumatera mempunyai kapasitas produksi 63 total sebesar 47.700.000 ton dan sebanyak 21 perusahaan tambang batubara di Kalimantan mempunyai kapasitas produksi total sebesar 227.700.000 ton. b. Kebutuhan batubara tiap PLTU Tabel IV.3 yang telah ditampilkan sebelumnya menyatakan nominal kebutuhan batubara per tahun tiap PLTU. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan batubara tiap PLTU akan meningkat sesuai dengan kapasitas listrik yang dihasilkannya. Kebutuhan batubara per tahun tiap PLTU dengan urutan posisi PLTU dari yang paling barat hingga ke timur adalah sebagai berikut: 1. PLTU Jawa-9 (1x600 MW) membutuhkan batubara 2.461.155 ton, 2. PLTU Jawa-7 (2x1000 MW) membutuhkan batubara 8.203.851 ton, 3. PLTU Lontar exp#4 (1x315 MW) membutuhkan batubara 1.292.107 ton, 4. PLTU Jawa-5 (2x1000 MW) membutuhkan batubara 8.203.851 ton, 5. PLTU Indramayu #4 (1x1000 MW) membutuhkan batubara 4.101.925 ton, 6.