Bab V Pembahasan Pada Tesis ini, telah dibuat sebuah katalogforward modelkurva cahaya bin- tang ganda gerhana. Dalam pemanfaatannya, katalog ini dapat membantu dalam menentukan beberapa besaran sistem secara mandiri. Parameter sis- tem yang divariasikan dalam katalog adalahi,e, (r p+rs)/a,Ts/Tp, danrs/rp untuk setiap sistemdetached, semidetached, dan contact. Sedangkan fitur yang ditinjau pada katalog ini adalah bintik bintang, dengan parameter yang diva- riasikan adalah posisi (ϕ ,θ),r,fbintik bintang pada bintang primer, untuk setiap sistemdetached, semidetached, dan contact. Dalam pemanfaatannya, katalog yang dibuat tenyata belum cukup untuk membantu membuat model bintang ganda gerhana pada data pengamatan. Untuk selanjutnya, katalog dapat dikembangkan dengan memperkaya variasi parameter dan kombinasi yang memungkinkan untuk membantu pengguna menganalisis bintang ganda gerhana pengamatan yang kompleks. Beberapa besaran penting lain seperti pendetailan besaran fluks, atmosfer, efek kedekatan, dan geometri sistem da- pat dikaji dan dibuatkan modelnya untuk memperkaya katalog. Pada Bab IV, telah dilakukan pemodelan dan analisis untuk objek-objek bintang ganda gerhana, yakni objek ASAS ID 002257-2039.4, KIC 6863229, KIC 9357275, TIC 272467271, dan TIC 85600400. Jika dilihat dari datanya, objek yang berasal dari pengamatan landas bumi seperti ASAS memiliki ti- tik data yang lebih sedikit dalam rentang pengamatan yang lama ( 9 tahun). Selain itu, data ASAS memiliki galat yang lebih besar dibandingkan data pe- ngamatan yang berasal dari pengamatanspace-based. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengamatan landas bumi, seperti terbatasnya waktu malam, va- riasi cuaca dan musim, serta galat yang muncul dari polusi cahaya dan keadaan atmosfer. Dataspace-basedseperti TESS dan Kepler yang tidak memiliki ken- dala seperti yang disebutkan memiliki titik data pengamatan yang lebih presisi dan galat yang jauh lebih kecil. Jika dilihat dari model yang dibuat, secara visual, data ASAS tampak memiliki model yang lebih akurat karena rentang galat yang lebar, sehingga 55 model dapat tercakup di dalam data pengamatan dengan baik, walau nilai χ 2 ν-nya masih besar. Sedangkan, model pada data Kepler dan TESS tampak lebih susah mencapai model terbaik karena persebaran titik data yang sempit, presisi, dan galat yang kecil walau nilaiχ 2 ν-nya sudah mengecil. Karakteristik data pada ASAS, Kepler, dan TESS yang berbeda dapat dimanfaatkan dengan tujuan yang berbeda.