AKTIVITAS KARDIOPROTEKTIF EMPAGLIFLOZIN DAN LINAGLIPTIN DENGAN ATAU TANPA METFORMIN PADA TIKUS DIABETES YANG DIINDUKSI INFARK MIOKARD AKUT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ZAHRA HASNA FADHILAH NIM: 20721034 (Program Studi Magister Farmasi) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SEPTEMBER 2023 i ABSTRAK AKTIVITAS KARDIOPROTEKTIF EMPAGLIFLOZIN DAN LINAGLIPTIN DENGAN ATAU TANPA METFORMIN PADA TIKUS DIABETES YANG DIINDUKSI INFARK MIOKARD AKUT Oleh Zahra Hasna Fadhilah NIM: 20721034 (Program Studi Magister Farmasi) Baru-baru ini telah banyak diteliti kelas baru agen anti-diabetes seperti sodium glucose co-transporter-2 inhibitor (SGLT-2i) dan dipeptydil peptidase-4 inhibitor (DPP-4i) yang terbukti memiliki proteksi terhadap kerusakan jantung. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek kombinasi golongan obat tersebut terhadap parameter DM dan IM akut dengan atau tanpa penambahan metformin yang merupakan obat lini pertama pasien DM tipe 2. Model DM tipe 2 dibuat dengan induksi Lipomed ® 20% MCT/LCT 20 mL/KgBB secara intragastrik (i.g) selama 14 hari, dilanjutkan induksi streptozotosin (STZ) 55 mg/KgBB secara intraperitoneal (i.p). Selanjutnya model IM dibuat dengan induksi isoproterenol 85 mg/KgBB i.p pada hari ke-29 dan 30. Hewan dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok kontrol negatif (Na CMC 0,5% i.g), kelompok kontrol positif DM+IM, kelompok uji 1 (empagliflozin 1 mg/KgBB i.g), kelompok uji 2 (linagliptin 0,5 mg/KgBB i.g), kelompok uji 3 (metformin 87,8 mg/KgBB i.g), kelompok uji 4 (kombinasi empagliflozin dan linagliptin), dan kelompok uji 5 (kombinasi empagliflozin dan linagliptin dengan penambahan metformin) selama 30 hari. Kelompok kombinasi tanpa penambahan metformin menunjukan perbaikan terhadap parameter DM (nilai KITT 1,00%/menit dan GDP 123,33 mg/dL) dan IM dengan persentase hambatan (%) kenaikan biomarker creatine kinase (CK), CK-MB, aspartate transaminase (AST), dan alanine transaminase (ALT) secara berurutan yaitu, 62,37; 63,84; 48,42; dan 42,41. Pada pengamatan histopatologi, teramati celah yang rapat antar serat miokard serta tidak teramati infiltrasi sel inflamasi dan pada penentuan %luas area infark dengan imageJ, memberikan hasil yang lebih rendah sebesar 2,94%. Tidak hanya itu, pemberian kombinasi obat tersebut terbukti dapat meningkatkan kadar protein SIRT-1 sebesar 7,25 ng/mL. Sedangkan kombinasi dengan penambahan metformin tidak memberikan efek yang lebih baik dibandingkan kombinasi sebelumnya pada parameter DM (nilai KITT 0,89%/menit dan GDP 160,67 mg/dL) dan IM dengan persentase hambatan (%) kenaikan biomarker secara berurutan yaitu, 56,33; 57,57; 35,27; dan 36,83. Pada pengamatan histopatologi masih teramati celah antar serat miokard yang lebar, serta infiltrasi sel inflamasi, dan pada penentuan %luas area infark dengan ImageJ memberikan hasil yang lebih besar sebesar 3,48%. Tidak hanya itu, kadar protein SIRT-1 yang terdeteksi lebih sedikit yaitu 5,44 ng/mL. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi obat empagliflozin dan linagliptin tanpa penambahan metformin memberikan proteksi yang lebih baik pada kondisi IM akut akibat DM. Kata kunci: kardioprotektif, empagliflozin, linagliptin, metformin, kombinasi. ii ABSTRACT CARDIOPROTECTIVE ACTIVITY OF EMPAGLIFLOZIN AND LINAGLIPTIN WITH OR WITHOUT METFORMIN IN DIABETIC RATS INDUCED WITH ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION By Zahra Hasna Fadhilah NIM: 20721034 (Master’s Program in Pharmacy) Recently, many new classes of anti-diabetic agents have been studied, such as sodium glucose co-transporter-2 inhibitors (SGLT-2i) and dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (DPP-4i) which are proven to have protection against heart damage. This study aims to determine the effect of the combination of these drug classes on the parameters of acute DM and IM with or without the addition of metformin which is the first-line drug for type 2 DM patients. Type 2 DM models were made by intragastric induction of Lipomed® 20% MCT/LCT 20 mL/KgBB. (i.g) for 14 days, followed by induction of streptozotocin (STZ) 55 mg/KgBW intraperitoneally (i.p). Next, the IM model was created by induction of isoproterenol 85 mg/KgBW i.p on days 29 and 30. Animals were divided into 7 groups.