93 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan dilakukan penarikan kesimpulan dari analisis yang sudah dilakukan beserta rekomendasi yang dapat diberikan sebagai rangkuman dari penelitian. Bab ini terdiri dari pembahasan temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, keterbatasan studi, dan saran studi lanjutan. VI.1 Temuan Studi Dari hasil penelitian ini didapatkan beberapa poin temuan studi yang berdasarkan pada sasaran penelitian. Dengan menggunakan analisis deskriptif didapatkan karakteristik pelaku perjalanannya yaitu responden paling sering menggunakan bus sebesar 39,7% dan mobil travel agent sebesar 60,3%. Responden yang memiliki gender laki-laki sebesar 68,39% dan gender perempuan sebesar 31,61%. Menikah sebesar 45,98% dan belum menikah 54,02%. Tingkat Pendidikan sarjana sebesar 48,85% dan tidak sarjana sebesar 51,15%. Jenis Pekerjaan dengan waktu tetap sebesar 62,07% dan dengan waktu tidak tetap sebesar 37,93%. Pendapatan/penghasilan lebih besar dari UMR sebesar 54,60% dan lebih rendah dari UMR sebesar 45,40%. Punya mobil sebesar 24,14% dan tidak punya mobil sebesar 75,86%. Maksud perjalanan regular sebesar 56,90% dan perjalanan non regular sebesar 43,10%. Frekuensi perjalan ke Kota Padang dalam setahun 1-11 kali sebesar 60,06% dan >11 kali sebesar 39,94%. Kecamatan tujuan perjalanan berada di pusat kota sebesar 64,86% dan yang berada di luar pusat kota sebesar 35,14%. Berdasarkan hasil analisis Importance Performance of Analysis (IPA) didapatkan persepsi responden mengenai penilaian pada tingkat kinerja dan tingkat kepentingan untuk setiap atribut pada moda bus dan moda mobil travel agent yaitu. Untuk moda bus atribut yang terletak pada kuadran II yaitu: sopir mengemudi dengan tertib (tidak ugal-ugalan) (X7), sopir ramah kepada penumpang (X11), tempat duduk tidak bersesakan (X12), dan kebersihan di dalam bus optimal (X13). Artinya atribut-atribut tersebut perlu dipertahankan tingkat kinerjanya. Sedangkan untuk atribut yang berada pada kuadran I yaitu: kemanan barang pada saat di ruang tunggu maupun di dalam kendaraan baik (X4), tersedianya peralatan keselamatan (P3K) (X6), adanya fasilitas pengatur suhu/AC/ventilasi udara di kendaraan (X8), adanya larangan merokok di dalam kendaraan (X9). Untuk moda angkutan mobil travel agent atribut yang berada pada kuadran II yaitu: keamanan barang pada saat di ruang tunggu maupun di dalam kendaraan baik (X4), sopir mengemudi dengan tertib (tidak ugal-ugalan) (X7), adanya fasilitas pengatur suhu/AC/ventilasi udara di kendaraan 94 (X8), sopir ramah kepada penumpang (X11), kebersihan di dalam angkutan optimal (X13), penumpang mudah mengakses (memesan tiket) angkutan (X14), sopir berhenti seperlunya (tidak lama) saat menaikkan dan menurunkan penumpang (X17). Sedangkan atribut pada kuadran I adalah: tersedianya peralatan keselamatan (P3K) (X6), adanya larangan merokok di dalam kendaraan (X9), dan tempat duduk tidak berdesakan (X12). Dengan menggunakan analisis logit binomial didapatkan variabel pada karakteristik sosial ekonomi dan karakteristik pergerakan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap responden dalam memilih moda yaitu: jenis kelamin, jenis pekerjaan, kepemilikan mobil, dan frekuensi menggunakan moda bus dalam setahun. Untuk variabel stated choice hanya atribut headway pada moda bus saja yang berpengaruh signifikan pada pemilihan moda. Hal ini bisa disebabkan oleh responden merupakan pengguna bus atau mobil travel agent yang setia sehingga tidak mau untuk berpindah moda atau bisa juga disebabkan responden saat mengisi form kuesioner tidak terlalu memperhatikan secara detail setiap atribut dan level pada masing-masing skenario yang ada di lembar stated choice. Nilai probabilitas pemilihan moda diperoleh dengan menggunakan persamaan regresi logit binomial yaitu sebesar 44,23% untuk moda angkutan bus dan 55,77% untuk moda mobil travel agent. Responden lebih cenderung menggunakan moda mobil travel agent dibandingkan dengan moda angkutan bus. VI.