Hasil Ringkasan
29 Bab II Tinjauan Pustaka Bab II menjelaskan beberapa konsepsi teoritik yang disusun terkait dengan pembangunan neo-endogen, pembangunan wilayah pulau terluar dan relasi kekuasaan. Subbab pertama menjelaskan perdebatan antara pembangunan eksogen dan pembangunan endogen dalam pembangunan wilayah. Hal ini penting untuk melihat latar belakang lahirnya pendekatan pembangunan neo-endogen. Subbab kedua menjelaskan konsep dan jaringan pada pembangunan neo-endogen. Pada sub bab ini dijelaskan pembangunan neo-endogen itu sendiri sebagai sebuah teori pengembangan wilayah dan akan dijelaskan pula salah satu elemen penting dalam teori pembangunan neo-endogen yaitu jaringan. Jaringan merupakan hal yang esensial yang akan banyak dibahas dalam penelitian ini. Subbab ketiga menjelaskan bentuk pembangunan wilayah pulau terluar sebagai notion dari bentuk pembangunan wilayah pulau terluar yang sudah ada. Subbab keempat mejelaskan seputar relasi kekuasaan dalam pembangunan yang mempengaruhi pembangunan suatu wilayah. Subbab kelima menjelaskan jaringan dan kelompok komunitas pada sektor perikanan sebagai gambaran jaringan yang berbeda pada masyarakat perikanan jika dibandingkan dengan jaringan yang ada pada masyarakat di sektor lainnya, misalnya pertanian. Subbab terakhir mejelaskan refleksi dan sintesis tinjauan literatur dalam perspektif kekuasaan dan konteks perencanaan wilayah. II.1 Perdebatan Pembangunan Eksogen dan Endogen Teori pengembangan wilayah telah mengalami begitu banyak transformasi menyesuaikan dengan konteks yang terjadi di masyarakat. Pada awalnya, gagasan pembangunan identik dengan konsep modernisasi (Ogborn, 1999). Dalam konteks pembangunan, modernisasi meliputi industrialisasi, urbanisasi dan peningkatan penggunaan teknologi dalam semua sektor ekonomi. Hal ini sesuai dengan masa pencerahan yang terjadi di Eropa Barat dan semakin berkembangnya pendekatan rasional dan ilmiah untuk memahami dunia. Hal ini berbeda dari pemahaman sebelumnya yang mengakar pada penjelasan – penjelasan agama (Power, 2003). Pendekatan pembangunan lebih ditekankan sebagai pendekatan ekonomi yang menekankan jika di suatu wilayah tidak terdapat investasi maka tidak akan ada 30 lapangan pekerjaan dan akan menyebabkan rendahnya pendapatan masyarakat. Pada pendekatan pembangunan yang mengedepankan modernisasi maka tujuan akhirnya adalah peningkatan pendapatan masyarakat (Nugroho, 2014). Pembangunan yang terjadi ternyata melahirkan disparitas antara wilayah yang memenuhi kriteria modern dan yang tidak. Muncul teori-teori mengenai ketergantungan yang dimiliki antara negara-negara maju dan negara- dunia berkembang lainnya. Ketergantungan tersebut membuat pemerintah menfokuskan untuk memberikan bantuan-bantuan pada masyarakat miskin.