93 BAB VI Penutup VI.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil sintesa akan pergerakan Taman Siswa dari fase ke fase dengan pendekatan Multi Level Perspective, adapun ditemukan kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam proses dinamika pada perkembangan Taman Siswa dari masa ke masa ditemukan suatu pola: ▪ Keseragaman Visi Misi Aktor Rezim Taman Siswa mampu berkembang dengan pesat karena peran tokoh-tokoh nasionalis di dalam rezim dalam bentuk dukungan secara politik dan sumbangsih gagasan bagi kemajuan Taman Siswa ▪ Bersifat Solutif Terhadap Isu Kenegaraan Gerakan pendidikan di era kemerdekaan terjadi karena adanya perlawanan terhadap penjajahan. Sehingga dukungan dan potensi dari masyarakat bagi Taman Siswa untuk dapat berekspansi dan bertahan karena dianggap sebagai satu-satunya Solusi. ▪ Peran Akademisi Munculnya ceruk baru terhadap tren pendidikan pada tingkat Niche di fase industrialisasi cukup berpengaruh dalam proses pergantian kurikulum. 2. Dalam proses sirkulasi terkait interaksi antar aktor dalam mempertahankan sistem among dapat disimpulkan bahwa: ▪ Pengaruh Internalisasi Kolaborasi antar aktor yang mayoritas memiliki status alumni Taman Siswa membuat program-program pembelajaran di Taman Siswa tetap terjaga dan terlaksana. ▪ Inklusifitas Yang Kuat Jumlah Siswa ABK yang cukup mendominasi membuat Sistem Among berpotensi lebih besar digunakan oleh tenaga pendidik Taman Siswa dalam menaungi kebutuhan pendidikan ABK. 94 ▪ Pelestarian Nilai Kearifan Lokal: Budaya Jawa Seluruh aktor internal maupun eksternal Taman Siswa menjadikan Taman Siswa sebagai cagar budaya yang harus dipertahankan untuk tetap menjaga status Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai “kota pendidikan” 3. Relevansi Dengan Lanskap Tren Pendidikan Saat Ini ▪ Konsep Sistem Among masih relevan, namun tidak dengan Taman Siswa. Karena konsep AMONG sendiri adalah perpaduan konsep pendidikan antar beberapa negara yang di modifikasi kembali ke dalam bentuk kebudayaan. ▪ Taman Siswa belum mampu memberikan kontribusi dalam bentuk sumber daya bagi pembangunan, sehingga dianggap tidak mampu bertahan ditengah-tengah pasar industrialisasi dalam pendidikan. ▪ Kurangnya tenaga ahli professional dalam lingkup internal yang mampu membawa Taman Siswa berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman VI.2 Rekomendasi Setelah melihat perjalanan seratus tahun Taman Siswa sebagai sebuah Institusi dengan jangka waktu terlama di Indnesia. Taman Siswa perlu kembali menggali nilai-nilai keyakinan terhadap mazab-mazab pendidikan yang telah diterapkan hingga hari ini. Taman Siswa perlu banyak melihat kepada arah pendidikan yang sedang berlangsung maupun yang akan terjadi di masa depan dengan mempertimbangkan upaya rekonstruksi terhadap seluruh tatanan yang ada di dalamnya untuk menjadi perantara bagi generasi milenial. Sistem Among dan Konsep Tri Pusat Pendidikan yang di hantarkan oleh Ki Hajar Dewantara masih sangat relevan diterapkan di era modernisasi ini dengan catatan diperlukan praktisi- praktisi pada ranah pendidikan yang professional dan progresif dalam melihat visi misi pendidikan di Indonesia. 95 Berdasarkan hasil pengamatan serta penelitian ini, penulis memperoleh beberapa solusi yang kiranya dapat menjadi pertimbangan bagi seluruh pihak yang terlibat pada kepentingan pendidikan di Indonesia: 1. Konsep Sekolah Alternatif ➢ Taman Siswa dapat bertransformasi menjadi sekolah alternatif untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia dalam memperkenalkan budaya-budaya dari masing-masing daerah kepada generasi baru. Dengan demikian nilai, prinsip pendidikan dalam pendekatan kebudayaan di Indonesia tidak akan tenggelam begitu saja. ➢ Pembaruan Taman Siswa dari sekolah swasta menjadi sekolah alternatif perlu didukung dengan kekuatan regulasi yang stabil dan efektif agar menghindari ketimpangan bagi pendidikan di Indonesia. ➢ Sekolah alternatif dapat membantu pertumbuhan ekonomi negara dengan menghasilkan peserta didik dengan beragam kemampuan dalam bertahan hidup, sehingga akan mengurangi angka pengangguran.