RELASI PEMERINTAH-SWASTA DALAM ADOPSI KONSEP BANGUNAN GEDUNG HIJAU DI INDONESIA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh A’INAA FATHONAH MUTHMAIN’AH NIM: 240210227 (Program Studi Magister Studi Pembangunan) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sekolah Pascasarjana Juli 2023 i ABSTRAK RELASI PEMERINTAH-SWASTA DALAM ADOPSI KONSEP BANGUNAN GEDUNG HIJAU DI INDONESIA Oleh A’inaa Fathonah M. NIM: 24021027 (Program Studi Magister Studi Pembangunan) Setiap tahun Indonesia mengalami pertambahan penduduk dan menduduki sebagai salah satu negara dengan populasi terbanyak. Hal tersebut menyebabkan peningkatan kebutuhan akan adanya pembangunan infrastruktur, layanan publik dan penunjang lainnya untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya yang mengancam sumber daya alam semakin berkurang. Sedangkan, kualitas infrastruktur di Indonesia masih banyak yang belum ramah terhadap lingkungan, yang mana sektor bangunan memberi kontribusi terbesar dalam dalam menyumbang emisi gas karbon yang berdampak pada perubahan iklim dan pemanasan yang akan dirasakan secara global. Pemerintah di Indonesia mulai sadar dengan akan isu lingkungan tersebut dan memulai pergerakannya salah satunya berawal dari bangunan ramah lingkungan yang berusaha untuk meminimalkan kerusakan dan pengikisan pada sumber daya alam serta menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kondisi lingkungan. Pada tahun 2009, konsep green building mulai masuk di Indonesia yang dibawa oleh lembaga non-pemerintah yang bergerak untuk merespons terhadap kekhawatiran tentang perubahan iklim, penggunaan sumber daya yang berlebihan, dan dampak negatif industri konstruksi terhadap lingkungan dengan mengaplikasikan beberapa kriteria penilaian secara kuantitatif untuk menghitung efisiensi dan konservasi energi pada sebuah bangunan. menurut Green Building Council Indonesia (GBCI) green building adalah bangunan yang dimana sejak mulai tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperlihatkan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, serta mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang pada kaidah pembangunan yang berkesinambungan. Dalam praktiknya green building menuai banyak pemahaman yang berbeda-beda yaitu pelaku sektor bangunan yang mencangkup para arsitek, akademisi, kontraktor, profesional dan lainnya yang mempunyai pemahaman dan cara implementasi yang beraneka ragam berdasarkan tujuannya masing-masing. Kini para pemangku penggerak yang konsep green building di Indonesia lebih dikenal oleh GBCI yang mengeluarkan sertifikasi greenship dan PUPR yang mengeluarkan sertifikasi BGH, tetapi masih banyaknya perbedaan persepsi ii mengenai pergerakan green building yang tidak natural dan masih belum bisa dianggap memitigasi isu lingkungan. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan beberapa kontroversi yang terjadi baik konsep green building maupun tata kelolanya dengan mengikuti jejak para aktor yang terlibat dalam penilitian ini. Kata kunci: sektor bangunan, bangunan hijau, keaneka ragaman, jejak para aktor, tata kelola. iii ABSTRACT RELATION OF GOVERNMENT AND PRIVATE SECTOR IN ADOPTING GREEN BUILDING CONCEPT IN INDONESIA By A’inaa Fathonah M. NIM: 24021027 (Master’s Program in Development Studies) Every year, Indonesia experiences population growth and becomes one of the countries with the largest population. This causes an increase in the need for infrastructure development, public services, and other support to meet the needs of activities that threaten the diminishing natural resources. Meanwhile, the quality of infrastructure in Indonesia still has much that is not friendly to the environment, with the building sector being the largest contributor to carbon gas emissions, which have an impact on climate change and global warming. The government in Indonesia is starting to become aware of these environmental issues and has initiated movements, one of which involves the construction of environmentally friendly buildings that seek to minimize damage and erosion of natural resources and maintain a balance between human needs and environmental conditions. In 2009, the concept of green building began to enter Indonesia, brought by non- governmental organizations engaged in responding to concerns about climate change, excessive use of resources, and the construction industry's negative impact on the environment. They apply several quantitative assessment criteria to calculate efficiency and energy conservation in a building. According to the Green Building Council Indonesia (GBCI), a green building is a building that shows aspects of protecting, saving, and reducing the use of natural resources, maintaining air quality in the room, and paying attention to the health of its inhabitants from the planning, construction, operation, and maintenance operations. All these aspects adhere to the principles of sustainable development. iv In practice, the concept of green building has different interpretations among building sector actors, including architects, academics, contractors, professionals, and others, who have various understandings and methods of implementation based on their respective goals. Now the stakeholders in Indonesia, whose green building concepts are better known by GBCI, which issued greenship certification, and PUPR, which issued BGH certification, still have many different perceptions regarding the green building movement. It is perceived as unnatural and cannot be considered as an effective solution to mitigate environmental issues. Therefore, the purpose of this study is to describe some of the controversies that occurred in the concept of green building and its management, by following in the footsteps of the actors involved in this research. Keywords: building sectors, green building, diversity, footsteps of the actors, governance. v LEMBAR PENGESAHAN RELASI PEMERINTAH-SWASTA DALAM ADOPSI KONSEP BANGUNAN GEDUNG HIJAU DI INDONESIA HALAMAN PENGESAHAN Oleh A’inaa Fathonah Muhtmain’ah NIM: 24021027 (Program Studi Magister Studi Pembangunan) Institut Teknologi Bandung Menyetujui Tim Pembimbing Tanggal 14 Agustus 2023 Ir. Sonny Yuliar, Ph.D NIP. 196607021991021001 vi PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis Magister yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan kaidah ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Sitasi hasil penelitian Tesis ini dapat di tulis dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: Fathonah, A‟inaa. (2023): Relasi Pemerintah-Swasta Dalam Adopsi Konsep Bangunan Gedung Hijau Di Indonesia, Tesis Program Magister, Institut Teknologi Bandung. dan dalam bahasa Inggris sebagai berikut : Fathonah, A‟inaa. (2023): Relation Of Government And Private Sector In Adopting Green Building Concept In Indonesia, Master‟s Thesis, Institut Teknologi Bandung. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Dekan Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah serta karunia-nya penulis dapat menyelesaikan dan menyusun tesis dengan judul Relasi Pemerintah-Swasta Dalam Adopsi Konsep Bangunan Gedung Hijau Di Indonesia. Selama proses penyusunan dan penyelesaiannya, penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah berbaik hati dan ikhlas membantu. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada: 1. Kedua orang tua saya Bapak Supadi S. dan Ibu Yuli Z., serta kakak dan adik saya atas dukungan, doa, dan motivasi yang diberikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik; 2. Bapak Ir. Sonny Yuliar, Ph.D selaku dosen pembimbing tesis yang membantu dan membimbing peneliti dalam proses pengerjaan tesis serta membantu memberikan saran dalam cara berfikir peneliti; 3. Seluruh dosen Program Magister Studi Pembangunan ITB serta staf administrasi yang membantu penulis untuk kelengkapan administrasi dan menyediakan fasilitas selama masa studi di Program Magister Studi Pembangunan ITB; 4. Seluruh responden dari pihak Kementerian PUPR, GBCI, akademisi dan arsitek profesional. 5. Teman-teman MSP Ganjil angkatan 2021 yang banyak menginspirasi dan bersama-sama menyelesaikan tesis hingga akhir; 6. Serta teman-teman peneliti pada masa studi SMP, SMA dan Sarjana dalam memberikan motivasi dan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis dengan baik. Peneliti menyadari dalam penelitian tesis ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. viii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................