41 Bab III Metodologi Tipe penelitian yang dilakukan adalah studi epidemiologi secara cross- sectional. Data sekunder utamanya berasal dari survei rumah tangga oleh sanitarian puskesmas yang dipublikasikan melalui Dinas Kesehatan pada dokumen Profil Kesehatan Kota Bandung. Adapun data primer diperlukan untuk validasi data, khususnya terkait indikator ketercapaian setiap pilar program STBM yang mengacu pada panduan monitoring Kementerian Kesehatan RI tahun 2022. Pengambilan data dilakukan melalui observasi lapangan pada tiga lokasi studi, yaitu Kecamatan Astana Anyar, Bandung Kulon, dan Buah Batu. Wilayah-wilayah tersebut merepresentasikan kategori prevalensi diare balita (tinggi, menengah, dan rendah) di Kota Bandung pada tahun 2019. Jumlah sampel keluarga atau KK ditentukan menggunakan rumus Kothari (2004) yang mewakili cluster wilayah berdasarkan wilayah kerja puskesmas pada lokasi studi. Seluruh data baik sekunder maupun primer diolah dan disortir menggunakan Microsoft Office Software. Analisis data dilakukan dengan metode statistika deskriptif, bivariat (chi-square), dan multivariat (regresi logistik) guna menentukan asosiasi dan pengaruh antar variabel dependen dan independen. Nilai Confidence Interval (CI) yang digunakan adalah 95%. Diagram atau alur metodologi penelitian secara rinci diperlihatkan pada Gambar 12. 42 Mulai Diskusi dan Persiapan Pendefinisian dan Penentuan Ruang Lingkup Permasalahan Pengumpulan Data Data Sekunder x Kepadatan penduduk Kota Bandung x Jumlah balita di Kota Bandung x Jumlah kasus diare balita x Persentase penduduk dengan akses sumber air layak minum Data Primer x Kriteria sosio-ekonomi dan demografi x Kriteria perilaku ibu/pengasuh terhadap balita x Kriteria WASH x Kejadian diare balita (2022) Perancangan Instrumen Pengambilan Data (modifikasi dari Kemenkes RI, 2022) Pilot Test Instrumen Uji Validitas dan Reliabilitas Tidak Valid Observasi Lapangan dan Wawancara Survei Rumah Tangga Pengolahan Data Analisis Data Analisis Univariat (Statistika Deskriptif) Analisis Bivariat (Uji Chi-square) Analisis Multivariat (Regresi Logistik) Studi Literatur Valid 43 Gambar 12. Diagram alir metodologi penelitian Berikut merupakan penjelasan per tahap penelitian yang dilakukan. III.1 Diskusi dan Persiapan Tahap untuk mempersiapkan persyaratan atau kebutuhan dasar sebelum dilakukannya penelitian agar dapat sesuai dengan prosedur dan alokasi waktu yang efisien. Berikut adalah beberapa kegiatan pada tahap persiapan: 1) Diskusi dengan dosen terkait topik penelitian yang akan dibahas dan apa saja yang perlu dipersiapkan; 2) Penyusunan dan pengajuan Usulan Garis Besar (UGB); 3) Perencanaan jadwal (timeline) pengerjaan penelitian; dan 4) Pemenuhan persyaratan administrasi terkait pengumpulan data. III.2 Pendefinisian dan Penentuan Ruang Lingkup Permasalahan Pendalaman studi literatur terkait permasalahan utama, kemudian dikerucutkan hingga disusun ruang lingkup permasalahan. Pendefinisian dan penentuan ruang lingkup dilakukan agar penelitian menjadi lebih fokus dan mendetail. Permasalahan utama yang mendasari penelitian ini adalah tingginya kasus kematian balita akibat kejadian diare di seluruh dunia, khususnya pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Studi-studi sebelumnya (Curtis et al., 2000; Cairncross dan Valdmanis, 2006; Widoyono, 2011) menunjukkan bahwa faktor lingkungan berupa komponen Analisis Univariat (Statistika Deskriptif) Analisis Bivariat (Uji Chi-square) Analisis Multivariat (Regresi Logistik) Interpretasi Data Kondisi eksisting pada lokasi studi (Kecamatan Astana Anyar, Bandung Kulon, dan Buah Batu) Asosiasi/hubungan faktor ketersediaan air, sanitasi, dan perilaku higiene dengan kejadian diare balita x Faktor-faktor penentu atau risiko kejadian diare balita x Rekomendasi tindakan pencegahan diare Selesai 44 WASH skala rumah tangga berkorelasi terhadap kejadian diare sehingga ingin diteliti lebih lanjut pada lokasi studi Kota Bandung. Pemilihan lokasi didasari atas kemudahan akses data primer dan sekunder oleh peneliti serta konsistesi tingginya penambahan kasus baru diare balita selama periode lima tahun terakhir (2015-2019) (Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2020). III.2.1 Pendefinisian diare balita WHO mendefinisikan diare sebagai peningkatan frekuensi Buang Air Besar (BAB) dari biasanya, yaitu 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam disertai adanya perubahan konsistensi tinja menjadi cair (WHO, 2017). Rentang usia balita menyesuaikan pendefinisian oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung, yaitu 0-59 bulan. Diare pada balita dapat disebabkan oleh berbagai jenis patogen dengan karakteristik yang bervariasi. Patogen Escherichia coli dan Rotavirus merupakan agen yang paling umum menyebabkan diare di dunia (WHO, 2017). Adapun studi oleh Rottier (2003) menyampaikan bahwa patogen penyebab diare pada usia balita dalam lingkup rumah tangga adalah Escherichia coli, Shigella spp., Vibrio cholerae, dan Rotavirus. Tabel 6 menunjukkan lingkup pendefinisian diare balita pada penelitian ini. 45 Tabel 6. Lingkup pendefinisian diare balita Jenis Patogen Esscherichia coli Shigella spp. Rotavirus Vibrio cholerae Gejala (Symptoms ) Konsistensi tinja lebih cair dan/atau disertai darah, kram pada perut (abdominal), mual, dan demam (Benenson, 1995; Médecins Sans Frontières, 1997) Konsistensi tinja lebih cair disertai darah dan mukus, kram, serta demam Konsistensi tinja lebih cair, muntah, dan demam. (Benenson, 1995). Namun, umumnya tidak bergejala ( asymptomatic) Diare akut dengan tinja berair disertai muntah (Benenson, 1995). Namun, umumnya tidak bergejala ( asymptomatic) Rentang usia penderita Kurang dari 5 tahun (balita) (Mahmoud, 1993) Kurang dari 10 tahun (Cook, 1996) 4 bulan – 3 tahun (Cook, 1996) Anak-anak Periode inkubasi 9 jam-8 hari 1-7 hari (Webber, 1998) 2-3 hari (Mahmoud, 1993) 1-5 hari (Webber, 1998) Durasi penyakit 1-10 hari (Mahmoud, 1993) 4-7 hari (Benenson, 1995) Umumnya 4-6 hari (3) atau mencapai 3 minggu (Cook, 1996) ± 1 minggu (Bell, 1995) Tipe transmisi Faecal-oral, water washed , dan water borne (Cairncross dan Feachem, 1998) Faecal-oral, water washed, dan water borne (Cairncross dan Feachem, 1998) Faecal-oral dan water borne (Cook, 1996 ; Webber, 1998) Faecal-oral, water washed, dan water borne ( Benenson, 1995) Catatan Dijadikan indikator adanya kontaminasi pada air minum - Lalat (domestic flies) berperan sebagai vektor mekanik - Infeksi penyakit sering terjadi pada komunitas dengan status ekonomi rendah dan kawasan padat penduduk (Cook, 1996) Infeksi cenderung terjadi pada musim yang lebih dingin ( colder season) (Benenson, 1995) - - Lalat (domestic flies) berperan sebagai vektor mekanik - Paling sering terjadi pada negara berkembang serta daerah padat penduduk dan sanitasi yang buruk (Benenson, 1995) Sumber: Rottier (2003) 46 Pada Tabel 6, diketahui perbedaan durasi penyakit dapat menjadi acuan lain untuk mendefinisikan diare akibat patogen tertentu. Pendefinisian diare balita akibat pencemaran tinja menyesuaikan durasi penyakit hingga 7 hari. III.2.2 Ruang lingkup variabel penelitian Terdapat dua jenis variabel pada penelitian ini, yaitu variabel independen dan dependen, Variabel independen atau bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2018). Adapun variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Tabel 7 menunjukkan lingkup variabel independen dan dependen pada penelitian. Tabel 7. Variabel independen dan dependen pada penelitian No Jenis Data Jenis Variabel Indikator/Pertanyaan Nilai Variabel Keterangan Independen Kriteria Sosio-ekonomi dan demografi 1 Primer (Wawancara) Categorical Jumlah balita 1 2 3 1 balita 2 balita 3 balita 2 Primer (Wawancara) Dichotomous/ binary Usia balita 0 1 ≤ 24 bulan 25-59 bulan 3 Primer (Wawancara) Dichotomous/ binary Jenis kelamin balita 0 1 Laki-laki Perempuan 4 Primer (Wawancara) Categorical Latar belakang pendidikan ibu/pengasuh 1 2 3 4 SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat Diploma/S1/sederajat 5 Primer (Wawancara) Categorical Status ekonomi/Pendapatan rata- rata keluarga per bulan 1 2 3 4 5 Sumber Kuisioner Kemenkes (2020): ≤ Rp1.800.000,- Rp1.800.001,- s.d. 3.000.000,- Rp3.000.001,- s.d. 4.800.000,- Rp4.800.001,- s.d. 7.200.000,- > Rp7.200.000,- Independen Kriteria perilaku ibu/pengasuh (caregiver) 6 Primer (Wawancara) Dichotomous/ binary Penerapan mixed feedings (balita usia ≤ 24 bulan) 0 1 Tidak Ya Independen Kriteria WASH Pilar Ke-1 Program STBM: Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 7 Primer (Wawancara) Dichotomous/ binary Ststus kepemilikan jamban 0 1 Pribadi/private Digunakan oleh lebih dari 1 keluarga/sharing 47 Tabel 7. Variabel independen dan dependen pada penelitian No Jenis Data Jenis Variabel Indikator/Pertanyaan Nilai Variabel Keterangan 8 Primer (Observasi) Categorical Jenis bangunan bawah jamban 1 2 3 4 Tangki septik disedot setidaknya 1 kali dalam 3-5 tahun terakhir atau disalurkan ke SPAL Tangki septik tidak pernah disedot/lebih dari 5 tahun terakhir atau termasuk rumah baru dibangun Cubluk/lubang tanah Dibuang langsung ke drainase/kolam/sawah/sung ai/danau/laut dan pantai/tanah lapang/kebun Pilar Ke-2 Program STBM: Penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 9 Primer (Wawancara dan Observasi) Dichotomous/ binary Pengguna jaringan perpipaan/PDAM 0 1 Tidak Ya 10 Primer (Wawancara dan Observasi) Dichotomous/ binary Pengguna terminal air 0 1 Tidak Ya 11 Primer (Wawancara dan Observasi) Dichotomous/ binary Pengguna jaringan sumur/mata air terlindungi 0 1 Tidak Ya 12 Primer (Wawancara dan Observasi) Dichotomous/ binary Pengguna jaringan sumur/mata air tak terlindungi 0 1 Tidak Ya 13 Primer (Observasi) Dichotomous/ binary Keterjangkauan* fasilitas CTPS 0 1 Tidak Ya *)Terjangkau: memiliki sarana dengan air mengalir dilengkapi sabun, serta lokasinya mudah dijangkau pada saat waktu-waktu kritis 14 Primer (Wawancara dan Observasi) Categorical Media mengeringkan tangan setelah cuci tangan 1 2 3 Tidak dikeringkan Kain yang dipakai berulang Tisu sekali pakai (paper towel) 15 Primer (Wawancara) Dichotomous/ binary Praktik cuci tangan saat waktu-waktu kritis* (minimal 3) 0 1 Tidak diterapkan Diterapkan *)Waktu-waktu kritis CTPS: 1. Sebelum makan; 2. Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan; 3. Sebelum menyusui anak dan/atau memberi makan bayi/balita; dan 4. Setelah Buang Air Besar (BAB)/Buang Air Kecil (BAK) Pilar Ke-3 Program STBM: Penyehatan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT) 16 Primer (Wawancara dan Observasi) Dichotomous/ binary Jenis sarana air minum siap konsumsi 0 1 Selain air galon/air minum isi ulang/Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Air galon/air minum isi ulang/AMDK 48 Tabel 7. Variabel independen dan dependen pada penelitian No Jenis Data Jenis Variabel Indikator/Pertanyaan Nilai Variabel Keterangan 17 Primer (Wawancara) Dichotomous/ binary Pengolahan air minum lanjutan skala rumah tangga* 0 1 Tidak Diolah Diolah *)Teknik pengolahan: penyaringan atau pengendapan 18 Primer (Observasi) Dichotomous/ binary Penyimpanan air minum dengan aman* 0 1 Tidak aman Aman *)Aman: disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat, kuat, terbuat dari bahan stainless steel, keramik, kaca dan/atau plastik serta diambil dengan cara aman (tidak tersentuh tangan/mulut secara langsung) 19 Primer (Observasi) Dichotomous/ binary Penyimpanan alat makan dengan aman* 0 1 Tidak aman Aman *)Aman: tidak kotor, berdebu, dan disimpan di tempat yang terlindung dari tikus, kecoa, dan lain sejenisnya 20 Primer (Observasi) Dichotomous/ binary Penyimpanan alat masak dengan aman* 0 1 Tidak aman Aman *)Aman: tidak kotor, berdebu, dan disimpan di tempat yang bersih 21 Primer (Observasi) Dichotomous/ binary Penyimpanan makanan saji dengan aman* 0 1 Tidak aman Aman *)Aman: disimpan dalam rak yang tertutup atau menggunakan tudung saji Pilar Ke-4 Program STBM: Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT) 22 Primer (Observasi) Dichotomous/ binary Kebersihan lingkungan rumah 0 1 Ada sampah berserakan Tidak ada sampah berserakan 23 Primer (Observasi) Dichotomous/ binary Perlakuan sampah yang aman* 0 1 Tidak aman Aman *)Aman: tidak dibakar, tidak dibuang ke sungai/kebun/saluran drainase/tempat terbuka lainnya Pilar Ke-5 Program STBM: Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga (PAL-RT) Non Kakus 24 Primer (Observasi) Dichotomous/ binary Kondisi sekitar rumah akibat air limbah (non kakus) 0 1 Ada genangan air Tidak ada genangan air 25 Primer (Wawancara) Dichotomous/ binary Ketersediaan saluran pembuangan air limbah non kakus yang kedap dan tertutup 0 1 Tidak Ya Dependen Kejadian diare pada balita 49 Tabel 7. Variabel independen dan dependen pada penelitian No Jenis Data Jenis Variabel Indikator/Pertanyaan Nilai Variabel Keterangan 26 Primer (Wawancara) Dichotomous/ binary Riwayat diare balita ≤3 episode tahun 2022 0 1 Tidak Ya 27 Primer (Wawancara) Dichotomous/ binary Riwayat diare balita > 3 episode tahun 2022 0 1 Tidak Ya #Keterangan: Modifikasi dari panduan monitoring program STBM (Kemenkes RI, 2022) III.3 Studi Literatur Pendalaman teori dilakukan terkait proses terjadinya penyakit, pendefinisian diare, faktor penentu terjadinya diare menggunakan pendekatan Model Gordon, serta keterkaitan komponen WASH terhadap kejadian diare. Literatur dapat diperoleh dari jurnal ilmiah, buku, riset, dan/atau website terpercaya yang dapat dipertanggung jawabkan. Studi literatur berperan sebagai landasan teori atau penyusunan framework penelitian. III.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan berdasarkan kondisi eksisting atau terkini.