68 Bab IV Analisis Sekatan Sesar IV.1 Kapasitas Sekatan AB dan BC Hubungan antara tekanan kapilari dan komposisi litologi dalam hal ini komposisi gouge yang direpresentasikan sebagai SGR dalam zona sesar adalah berbading lurus (Bretan dan Yielding, 2005). Semakin besar volume serpih maka semakin banyak serpih yang akan mengisi pori-pori batuan saat terjadinya sesar. Hal ini menyebabkan permeabilitas berkurang sehingga tekanan kapilari pada zona sesar semakin besar sehingga dapat berfungsi sebagai penyekat yang baik. Algoritma SGR sebagai prediktor kandungan serpih pada zona sesar dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas sekatan pada sesar. Yielding (2002) melakukan studi kompilasi dari analisa sekatan sesar pada lapangan- lapangan minyak di Laut Utara. Hasil studi menunjukkan kisaran 15%-20% sebagai nilai SGR sesar yang dikempokkan sebagai sesar yang bersifat leaking. Sapiie dan Widodo (2004) melakukan studi sekatan sesar di Lapangan Duri, diperoleh nilai SGR 15% yang merupakan nilai minimum untuk sesar yang bersifat leaking. Nilai SGR ini telah divalidasi dengan menggunakan data tekanan reservoir. Pada kedua sesar yang diteliti, nilai SGR berkisar antara 28%-75% untuk sesar AB dan sesar BC memiliki nilai SGR pada kisaran nilai 27%-83% Distribusi nilai SGR 69 pada sesar AB dan BC secara statistik dapat dilihat pada grafik IV.1 dan IV.2 yang diperoleh pada interval reservoir yang saling juxtaposition dengan reservoir. Nilai ini masih diatas nilai minimum SGR (15%) pada lapangan Duri yang terletak 5 km dari Lapangan Tandun. Grafik IV.2 Distribusi nilai SGR pada interval juxtaposition sepanjang sesar AB Grafik IV.1 Distribusi nilai SGR pada interval juxtaposition sepanjang sesar BC 70 Pencerminan variasi kesehadapan litologi yang direpresentasikan dalam bentuk atribut juxtaposition pada bidang sehingga dapat digunakan sebagai penentu karakter sesar bersifat sebagai penyekat atau penyalur. Jika pada zona sesar juxtaposition litologinya batupasir-batuserpih, maka sesar bersifat sebagai penyekat (Knipe, 1997). Pada gambar III.12 dan III.22, sesar AB dan BC menunjukkan resevoir BKA pada bagian hangingwall berhadapan dengan serpih dan sebagian BKB dan BKC pada bagian hangingwallnya berhadapan dengan serpih sehingga dapat dikatakan pada interval tersebut sesar bersifat sebagai penyekat. Pemodelan atribut permeabilitas pada zona sesar ditujukan untuk dapat memprediksi properties suatu bidang sesar dalam hal kemampuannya untuk mengalirkan fluida. Deformasi pada zona sesar menyebabkan pengerusan butiran dan mengurangi ukuran besar butir. Semakin banyak kandungan serpih pada zona sesar maka akan memperkecil saluran pori (pore throat radius) sehingga menyebabkan tekanan kapilari semakin tinggi dan mengurangi permeabilitas zona sesar. Peta penampang permeabilitas pada zona sesar yang ditunjukkan pada gambar III.15 dan III.25 memperlihatkan bahwa permeabilitas sesar BC dan AB pada bagian reservoir yang berhadapan dengan reservoir mempunyai nilai yang sangat kecil berkisaran antara 0.2 mD sampai mendekati nilai 0. Sepanjang zona sesar, harga permeabilitas terdistribusi hampir merata secara lateral. Nilai permeabilitas yang rendah ini menyebabkan kedua sesar bersifat sebagai penyekat fluida 71 Berdasarkan atribut nilai SGR, permeabilitas, dan juxtaposition tersebut maka sesar AB dan BC mempunyai kapasitas sekatan yang baik, sehingga produksi minyak dari sumur yang ada tidak memungkikan untuk menyapu minyak pada blok yang lain yang dibatasi oleh kedua sesar tersebut. Berdasarkan analisa sekatan sesar ini maka terdapat cadangan minyak yang tidak terproduksi oleh sumur yang ada dan merupakan prospek yang baik untuk penambahan sumur sisipan pada blok B dan C. IV.2 Validasi Kapasitas Seal Salah satu tujuan dari analisa sekatan sesar adalah penentuan nilai SGR pada daerah penelitian. Hasil dari perhitungan SGR dapat divalidasi dengan menggunakan data geologi dan data produksi yang ada seperti data kontak fluida (OWC, GOC, GWC), tekanan reservoir yang berasal dari tekanan RFT atau SBHP. Analisa sekatan sesar dengan metode SGR merupakan analisa yang bersifat statis. Oleh karena itu diperlukan validasi untuk menentukan kisaran SGR yang bersifat sealing atau leaking (Yielding, 2002). Pada penelitian ini validasi SGR dilakukan dengan menggunakan data tekanan reservoir sebelum dan sesudah tahap produksi pada sumur-sumur yang terletak di bagian hangingwall dan footwall. Pada penelitian ini dilakukan validasi SGR yang bersifat dinamis yaitu sebelum dan sesudah produksi dengan menggunakan data tekanan RFT pada sumur-sumur yang dibor sebelum dan sesudah produksi, dan data tekanan SBHP pada fasa sesudah produksi. Data RFT dan SBHP yang digunakan merupakan data yang diambil pada 72 waktu yang hampir bersamaan di sumur-sumur yang berada di footwall ataupun hangingwall. Validasi nilai SGR terhadap analisa tekanan reservoir sebelum dan sesudah produksi sangat penting untuk mengetahui ada tidaknya perubahan sifat sesar sebagai akibat efek dari aktifitas produksi. Hal ini akan berguna untuk identifikasi minyak yang belum terproduksi oleh sumur yang ada sehingga diharapkan penambahan sumur sisipan akan dapat memproduksi minyak yang tidak terproduksi oleh sumuryang ada dan menghindari penambahan sumur sisipan yang bersifat akselerasi. Beberapa studi kasus pada lapangan minyak yang memfokuskan pada karakterisasi kapasitas sekatan sesar sebelum dan sesudah produksi telah dilakukan Castilo dkk. (2006), Kachi dkk. (2005). Anthony (1998) meneliti karakteristik sekatan sesar akibat dari efek produksi. Oleh karena itu ketersediaan data tekanan yang bersifat dinamis ini berguna untuk memvalidasi analisa sekatan dengan menggunakan SGR yang bersifat statis. Yielding (2002) menyebutkan pada fasa sesudah produksi yaitu hidrokarbon yang diproduksi seiring dengan waktu akan menyebabkan perubahan tekanan reseervoir yang semakin menurun. Perbedaan tekanan antar blok yang dipisahkan oleh sesar dapat menyebabkan sesar menjadi bersifat leaking (sebelumnya bersifat sealing). Hal ini dikarenakan perbedaan tekanan reservoir antar blok tersebut lebih besar dari tekanan kapilari pada zona sesar sehingga menyebabkan sesar bersifat leaking. 73 IV.2.1 Validasi kapasitas sesar BC Penampang juxtaposition reservoir pada gambar III. 13 digunakan untuk mengetahui reservoir yang saling juxtaposition pada bidang sesar BC. Data tekanan diintegrasikan untuk mengetahui ada atau tidaknya komunikasi reservoir berdasarkan analisa tekanan pada dua blok yang dipisahkan oleh sesar BC. Karena keterbatasan data tekanan pada tiap reservoir, maka dilakukan ektrapolasi dengan mengasumsikan gradien tekanannya sama. Sehingga dapat diketahui pada bagian yang saling juxtaposition pada kedalaman yang sama dapat diketahui perbedaan tekanannya. Data tekanan RFT pada sumur TD#10 yang mewakili blok C dan sumur TD#11 yang mewakili blok B diambil pada waktu yang relatif berdekatan yaitu tahun1982 dan 1983, digunakan untuk memvalidasi nilai SGR. Grafik IV.3 memperlihatkan perbedaan tren tekanan pada reservoir yang saling berhadapan pada blok B dan C pada fase sebelum produksi, yang dapat diartikan adanya kompartemen yang dibatasi oleh sesar yang bersifat sebagai penyekat. Hal ini membuktikan bahwa nilai SGR 27% pada sesar BC masih bersifat sebagai penyekat fluida. Data tekanan RFT pada sumur TD#20 mewakili blok C dan sumur TD#21 mewakili blok B digunakan untuk memvalidasi nilai SGR setelah fase produksi. Kedua data tekanan RFT ini diambil pada tahun yang sama yaitu tahun 2010. Grafik IV.4 menunjukkan plot tekanan terhadap kedalaman pada fase setelah produksi yang 74 menunjukkan tren yang berbeda antara reservoir yang saling juxtaposition. Grafik distribusi data tekanan dari masing-masing sumber data, secara jelas memperlihatkan pengelompokan (clustering) trend reservoir yang dapat diinterpretasikan tidak adanya kompartemen pada reservoir yang saling juxtaposition yang mengindikasikan tidak adanya komunikasi dikarenakan sesar BC masih bersifat sebagai penyekat. Berdasarkan distribusi data tekanan sebelum dan sesudah fase produksi menunjukkan bahwa sesar BC masih bersifat sebagai penyekat, aktivitas produksi tidak mengubah karakter penyekat sesarnya.