119 BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Kompleksitas dalam pembangunan sering kali menunjukkan kerumitan proses yang tidak linier, melibatkan banyak pelaku dari skala yang paling lokal hingga global. Sementara proses-proses yang kompleks tersebut sering kali dijelaskan seolah menjadi fenomena stabil, linier dan dapat diprediksi. Pemahaman pembangunan seperti ini bersumber dari pemikiran modern yang telah lama mempengaruhi perkembangan pembangunan baik sebagai teori maupun praktis. Sehingga sumber masalah pembangunan dapat dikatakan berasal dari corak modern yang linieristik, reduksionis, terpolarisasi dan esensialistik terlebih lagi dikotomistik telah mengonstruksi teori-teori pembangunan yang establish dalam corak yang sama. Dengan demikian, pendekatan terhadap pembangunan baik konvensional maupun perspektif kritis pun cenderung mudah menerima asumsi-asumsi modernis, begitu pula cara kerja penelitian mengenai pembangunan berada dalam kesulitan sulit untuk melepaskan diri dari penjelasan dengan cara modernis. Problematika modern berpotensi memunculkan sebuah perspektif baru terhadap pembangunan, potensi ini dieksplorasi oleh Kevin Donovan untuk pengembangan teori/pendekatan pembangunan melalui wawasan ANT dan berdasarkan gagasan Bruno Latour sebagai pemikiran pembangunan diluar pengaruh corak modernis yang dapat menghindari generalisasi yang berlebihan tentang pengaruh intervensi pembangunan dan sebagai gantinya mengedepankan adaptasi dan perubahan yang melekat dalam perubahan sosial serta dapat menjadi kerangka operasional untuk penelitian pembangunan. Dengan menelusuri fragmen fenomena Al-ittifaq mengikuti kerangka analisis Donovan, menunjukkan adanya translasi pembangunan yang terjadi ketika masyarakat desa menjadi bagian dari proses perubahan atas agensi mereka sendiri karena tujuan perubahan sesuai dengan kepentingan mereka, hal ini dimungkinkan juga dianggap sebagai intervensi pembangunan yang digerakkan oleh Kyai Fuad. Kendati tidak sepenuhnya keliru, Al-ittifaq sebagai pesantren 120 agribisnis. Bukan hanya terbentuk dari kesuksesan usaha pertanian namun lebih jauh dari itu, ini merupakan sebuah identitas yang untuk sementara waktu dapat dianggap ada, karena terbentuk dari mata rantai pembelajaran yang melibatkan berbagai aktor. Unsur lokalitas yang menjadi ciri perubahan Al-ittifaq, merupakan percampuran dari berbagai interaksi yang ditelusuri dari berbagai hubungannya dengan pihak-pihak lain, sehingga lokalitas dalam pembangunan Desa Alam Endah merupakan sisipan keberadaan praktik pembangunan yang terjadi secara global. Dari rangkaian proses perubahan ini maka mengarah pada kapasitas kemandirian yang menjadi ciri dari pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Al-ittifaq. Kemandirian dan keberdayaan ini dimungkinkan sebagai hasil dari keterikatan baik antara berbagai pihak yang menjadi bagian dari jaringan Al-ittifaq yang efeknya meluas pada proses pembangunan Alam Endah. Maka proses perubahan yang terjadi dalam fenomena Al-ittifaq merupakan proses yang dinamis, kompleks, melibatkan berbagai, nilai, entitas, aktor dan rangkaian jaringan yang disertai dengan berbagai adaptasi. Maka berdasarkan penelitian ini, fenomena Al-ittifaq memenuhi atau sesuai dengan pendekatan pembangunan yang ditawarkan oleh Donovan dan sebagai hasilnya menjadi berbeda dengan penelitian yang sudah dilakukan yang menggunakan pendekatan modern. Dengan demikian, kesesuaian pendekatan pembangunan terhadap fenomena pembangunan yang diteliti menunjukkan pentingnya koreksi terhadap pemikiran pembangunan yang ada, karena dengan penelitian ini, memperlihatkan keterbatasan pendekatan modern dalam menjelaskan fenomena Al-Ittifaq dan perubahan Alam Endah. Penelitian ini diharapkan menjadi semacam refleksi teoritis yang mengarah pada kebaruan dalam menjelaskan fenomena Alam Endah dan berbeda dengan pembahasan fenomena Al-ittifaq dalam pembangunan yang modernistik seperti yang telah dihasilkan dari berbagai penelitian sebelumnya. 6.2 Saran Terdapat dua saran yang penulis ajukan sebagai refleksi dari proses penelitian yang dilakukan, dengan demikian; 121 Penelitian pembangunan tidak hanya berangkat dari studi kasus, namun perlu dikembangkan juga penelitian berorientasi teoritis dalam studi pembangunan. Hal ini diperlukan untuk mendorong adanya kontribusi kelimuan yang lebih luas. Sekaligus menjadi kritik terhadap kecenderungan adanya pembelahan antara peneliti dan pelaku pembangunan. Mendorong adanya kajian khusus terkait pembangunan lokal, pemberdayaan dan modal sosial dengan pendekatan pembangunan yang ditawarkan Donovan baik secara umum maupun terkait fenomena Al- ittfaq.