19 Bab III Metodelogi Penelitian III.1 Pendekatan Penelitian Penelitian mengenai potensi peningkatan risiko penyakit menular melalui bangunan gedung ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan alat analisis studi kasus. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan aktivitas adaptasi bangunan gedung pusat perbelanjan terhadap aturan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dalam aktivitas berbelanja di pusat perbelanjaan di masa Covid-19. Pedekatan kualitatif studi kasus ini mengambil waktu dimana Pandemi Covid-19 terjadi dan bagaimana pera bangunan gedung sebagai bangunan perbelanjaan sebagai bangunan publik yang saat itu masih dibutuhkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok. Penelitian studi kasus adalah salah satu bentuk penelitian kualitatif yang berbasis pada pemahaman dan perilaku manusia berdasarkan opini manusia (Polit & Beck, 2004) dengan subjek penelitian individu, kelompok, organisasi maupun masyarakat. Pendekatan studi kasus sendiri menurut Soetjipto (2020) merupakan suatu inkuiri yang menyelidiki febomena dalam kehidupannya. Penlitian studi kasus mempunyai tujuan memperoleh pemahaman yang utuh dan terintegrasi mengenai hubungan dari berbagi fakta-fakta serta dimensi dari fenomena yang terjadi. Studi kasus merupakan analisis mendalam dari bounded system (Merriam & Tisdel,.2015). penelitian ini berupa mengidentifikasi potensi penularan penyakit melalui bangunan gedung dengan mengambil latar belakang disaat adaptasi yang dilakukan oleh pihak pengelola gedung agar bangunannya tahan serangan Covid- 19. Penelitian kualitatif studi kasus ini dilakukan pada bangunan pusat perbelanjaan Festival Citylink di kota Bandung, penggalian secara mendalam terhadap aktor- aktor yang melakukan aktivitas pengendalaian penyebaran virus Covid-19 dan memberikan gambaran penelitian dalam bentuk yang sistematis akurat dan deskriptif. Sifat studi kasus yaitu melihat kembali aktivitas berbelanja di Festival Citulink kota Bandung di saat pandemi dengan menerapkan aturan AKB, kemudian mengekplorasi peristiwa, perasaan, pikiran dan menemukan faktor-faktor pemicunya. 20 III.2 Metode Pengumpulan Data III.2.1 Pengumpulan Data primer Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber informan pertama dimana dalam perolehannya dilakukan sendiri oleh peneliti melalui teknik pengambilan data hasil observasi dan wawancara. Pada penelitian ini, peneliti mengambil 2 teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi lapangan, masing-masing teknik pengambilan data adalah sebagaimana berikut: A. Wawancara Wawancara dilakukan lewat dialog dengan narasumber oleh peneliti langsung untuk mendapatkan informasi. Dalam wawancara ini peneliti dapat menjaring data- data primer yang berkaitan dengan focus penelitian atau mengkomfirmasi hasil dari observasi yang dilakukan (Sugiyono, 2018) dalam Trisnaputra (2023). Teknik wawancara menggunakan teknik semi-terstruktur, dimana wawancara dilakukan dengan memakai susunan pertanyaan sebagai panduan namun peneliti dapat menegmbangkan pertanyaan sesuai dan bahasan sesuai dengan jawaban atau kondisi dari narasumber. Wawancara semiterstruktur ini lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur dan masuk dalam kategori in-dept interview. Tujuannya adalah agar menemukan permasalahan secara lebih terbuka, diman pihak narasumber dapat diajak berdiskusi dan dapat memberikan pendapat serta ide- idenya. Panduan pertanyaan yang disusun digunakan untuk memasstikan peneliti sebagai pewawancara mendapatkan data sesuai kebutuhan data penelitian, kemudian dapat dikembangkan menjadi pertanyaan lainnya agar memperluas jawaban narasumber sehingga data yang diperoleh menjadi lebih komprehensif. Partisipannt atau narasumber digunakan sebagai sampel penelitian ini tidak dipilih secar acak, namun ditentukan sesuai pendekatan topik dan melalui pendekatan purpsosive sampling. Menurut Sugiono (2014) tekni ini tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama bagi smeua iten atau anggota populasiyang dipilih menjadi sampel. Dalam teknik ini pengambilan sampel yang palingtepat adalah teknik pengambilan sampel yang memerlukan pertimbangan khusus dan kriteria khusus sesuai tujuan penelitian (Triyono, 2003). Beberapa kriteria pemilihan informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 21 a. narasumber yang dipilih mewakili manajemen pengelola mall b. narasumber dari aktor yang menjadi bagian satgas penanggulangan Covid- 19 dilingkungan Festival Citylink dan memiliki pengetahuan tentang kondisi adaptasi dalam penanggulangan Covid-19 di lingkungan Festival Citylink Desain pertanyaan wawancara disusun secara deskriptif yang menurut Creswell (2007) pertanyaan deskriptif merupakan pertanyaan yang mendeskripsikan fenomena atau gejala yang teliti secara umum. Dan informasi yang diharapkan dapat berbentuk tulisan, rekaman audio, visual maupun audio visual.