93 BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Penelitian terkait analisis efek pembangunan tol Cipali terhadap aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa wilayah yang dilalui menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Terjadi ketimpangan/ketidakmerataan persebaran keberadaan hampir seluruh indikator outcome aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa di desa pada kabupaten yang dilalui tol Cipali yang digunakan pada penelitian ini yaitu pasar non permanen, minimarket, restoran, warung makan, serta hotel dan penginapan kecuali indikator outcome warung kelontong, baik pada periode sebelum (2014) dan setelah (2019) treatment pembangunan tol Cipali. 2. Berdasarkan analisis deskriptif, disimpulkan bahwa variabel outcome minimarket dan restoran yang pada baseline before treatment (2014) hasilnya termasuk sebagai parameter dengan keberadaan/ketersediaan yang rendah karena memiliki nilai rata-rata kurang dari 1, pada periode after treatment (2019) bukan lagi termasuk klasifikasi rasio parameter rendah karena capaian nilai rata-rata telah lebih dari 1, yang juga didukung oleh data peningkatan persentase ketersediaan minimarket dan restoran di desa yang juga meningkat pada periode after treatment dibanding pada baseline. 3. Dari hasil uji-t berpasangan, diketahui hampir seluruh variabel outcome (pasar non permanen, minimarket, warung kelontong, restoran, dan warung makan) mengalami perubahan signifikan dari baseline (2014) ke after treatment (2019) kecuali variabel outcome hotel & penginapan yang cenderung sama, yang artinya kondisi ekonomi sektor perdagangan dan jasa wilayah sebelum dan setelah pembangunan tol Cipali menunjukkan adanya perubahan berdasarkan indikator outcome penelitian yang diteliti. 4. Efek atau dampak tol Cipali terhadap indikator aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa wilayah yang dilalui dengan menggunakan metode DiD yang dikombinasikan dengan PSW sebagai metode estimasi utama di mana desa yang tidak dilalui tol pada kabupaten yang dilalui tol Cipali sebagai kelompok pembanding, menunjukkan bahwa perubahan indikator hasil antar 94 waktu pada desa yang dilalui menunjukkan perbedaan yang signifikan positif atas variabel minimarket, restoran dan warung makan, serta signifikan negatif untuk variabel warung kelontong (metode PSM DiD) terhadap perubahan indikator hasil antar waktu pada desa yang tidak dilalui tol pada kabupaten yang dilalui tol Cipali. Perbedaan signifikan positif menandakan bahwa secara rata-rata, setelah adanya pembangunan jalan tol Cipali tren peningkatan variabel outcome di desa yang dilalui tol Cipali lebih tinggi sebesar hasil estimasi koefisien jika dibandingkan dengan desa yang tidak dilalui tol pada kabupaten yang sama dan sebaliknya apabila terjadi perbedaan signifikan negatif. Perubahan indikator hasil antar waktu pada desa yang dilalui menunjukkan perbedaan yang signifikan positif atas variabel minimarket, restoran dan warung makan menunjukkan bahwa implikasi dari pembangunan jalan tol yang didukung spillover effects mampu mendorong pertumbuhan aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa yang merupakan karakteristik dari aktivitas ekonomi pada kawasan urban yang juga sesuai dengan pendapat Safira dkk. (2021) yang menyatakan bahwa fungsi jalan sebagai penghubung dalam konektivitas wilayah akan mendorong munculnya aktivitas dari masyarakat khususnya terkait perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan seperti rumah makan dan toko. 5. Untuk variabel outcome yang tidak signifikan dalam model estimasi ini, yaitu pasar non permanen serta hotel dan penginapan, disebabkan beberapa faktor, di mana salah satu diantaranya adalah karakteristik keberadaan dari pasar non permanen/tiban itu sendiri yang menurut Sari (2015) menyebutkan bahwa pasar tiban cenderung terbentuk dengan sendirinya/organik karena inisiatif dari warga lokal untuk memudahkan warga sekitar/pelaku ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya dalam menjual dan membeli barang didukung dengan aksesibilitas dan lokasi pasar yang lebih terjangkau. Untuk variabel hotel dan penginapan, salah satu penyebab tidak signifikannya karena faktor lain yaitu letak strategis kabupaten yang dilalui tol Cipali yaitu Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon yang dilalui juga oleh jalan 95 nasional dan atau jalan nasional pantura sehingga menjadi jalur utama lewatnya arus barang dan arus manusia yang menghubungkan antar daerah, di mana jalan nasional sudah terbangun sebelum tol Cipali, dan menurut Rahayu (2019), menyebutkan bahwa letak strategis akan memicu arus barang dan arus manusia melewati dan singgah baik untuk urusan pekerjaan maupun wisata sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan untuk tempat menginap yang ditangkap peluangnya oleh investor untuk melakukan pembangunan hotel dan penginapan. VI.2. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dan kekurangan penelitian ini yang mungkin turut mempengaruhi hasil dari kesimpulan ini sebagai berikut. 1. Periode after treatment yang digunakan dalam penelitian ini yaitu di 2019 atau empat tahun setelah beroperasinya jalan tol Cipali dirasa kurang optimal dalam mengestimasi dampak jangka panjang dari pembangunan infrastruktur terhadap perekonomian karena empat tahun dapat diartikan baru memasuki tahap awal dari dampak jangka panjang di mana menurut (He dkk., 2020) menyatakan bahwa dampak jangka panjang jalan tol terhadap ekonomi terlihat pada tahun ke-4. Pada 2020, BPS melakukan updating Podes 2018 juga di 2020, namun penelitian ini tidak menggunakan data updating di 2020 tersebut dikarenakan asumsi bahwa kondisi ekonomi desa di 2020 saat itu terpengaruh pandemi sehingga akan menyebabkan hasil penelitian yang bias terkait dampak tol terhadap perekonomian desa. 2. Variabel outcome PDRB yang pada umumnya digunkan dalam penelitian dampak sebuah intervensi terhadap perekonomian wilayah tidak dapat digunakan dalam penelitian ini karena tidak tersedianya data PDRB sampai dengan unit analisis yang dipilih dalam penelitian ini yaitu desa. Selain itu indikator aktivitas industri pengolahan sebagai kontributor terbesar PDRB kabupaten yang dilalui tol Cipali tidak digunakan dalam penelitian ini karena keterbatasan ketersediaan data yang dapat merepresentasikan indikator aktivitas tersebut dalam Podes, sehingga penelitian ini menggunakan data outcome indikator aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa desa setelah 96 memperhatikan kajian literatur dan ketersediaan data indikator aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa desa di Podes. 3.