Hasil Ringkasan
BAB 1 Adi Bima Nuryaman

Jumlah halaman: 9 · Jumlah kalimat ringkasan: 45

1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian, manfaat studi yang diharapkan dari penelitian, dan ruang lingkup penelitian, I.1 Latar Belakang Perubahan sosial yang komprehensif sedang berlangsung di banyak daerah perdesaan di seluruh dunia sebagai konsekuensi yang saling terkait dari perubahan teknis, ekonomi, dan sosial yang lebih besar dalam skala global, sebuah perspektif yang kemudian dikenal dengan istilah 'restrukturisasi perdesaan' atau 'transformasi perdesaan (Yang, 2022). Semakin banyak orang yang pindah ke kota, peran pertanian semakin berkurang, sedangkan sektor manufaktur dan jasa semakin menentukan perkembangan ekonomi. Perkembangan ini yang membentuk kekayaan negara-negara industri maju di abad ke-19 dan negara-negara berpenghasilan menengah di akhir abad ke-20, kini banyak negara di dunia berkembang menghadapi tantangan besar menghadapi perubahan tersebut. Pembangunan ekonomi sejak revolusi industri yang dimulai pada akhir abad ke-18, hampir selalu disertai dengan perubahan struktural pertanian, meskipun tumbuh secara mutlak relatif menurun dalam bagiannya dari produk domestik bruto (PDB) dan lapangan kerja, sementara manufaktur dan jasa menunjukan PDB dan lapangan kerja sektor tersebut meningkat. Tema mengenai hubungan antara struktur ekonomi dan tingkat pembangunan telah menjadi salah satu subjek yang banyak diteliti dalam analisis ilmu ekonomi (Panchamukhi, 1989). Transformasi struktural merujuk pada proses perubahan struktur ekonomi yang saling terkait, yang dapat terjadi sebagai hasil atau diikuti oleh perkembangan ekonomi. Di negara-negara berkembang, transformasi struktural telah banyak dimulai pada abad ke-20. Proses ini dapat berlangsung secara bertahap, mendadak, dan tidak selalu sama dalam berbagai kasus. Secara umum, kebanyakan transformasi struktural terjadi melalui pergeseran dari sektor agraris menuju struktur ekonomi yang lebih beragam, mencakup sektor industri dan jasa (Divanbeigi, 2016). Sektor pertanian dan perdesaan di negara-negara Asia termasuk 2 Indonesia mengalami transformasi yang dinamis, dalam hal ini transformasi didefinisikan sebagai suatu proses perubahan masyarakat yang lengkap dimana masyarakat perdesaan meninjau diversifikasi, meninjau ekonomi mereka dan mengurangi ketergantungan pada pertanian; menjadi tergantung pada tempat yang jauh untuk berdagang dan memperoleh barang, jasa, dan ide; berpindah dari desa- desa yang tersebar ke kota-kota dan kota-kota kecil dan menengah, dan menjadi lebih mirip secara budaya dengan kelompok aglomerasi besar (Susilowati, 2021). Suatu perubahan tak lepas dari adanya dampak yang terjadi, permasalahan ekonomi ketenagakerjaan pertanian di Indonesia sampai saat ini, antara lain adalah : (1) Semakin meningkatnya Rumah Tangga Pertanian (RTP), sementara lahan pertanian mengalami penurunan akibat adanya konversi lahan sehingga pemilikan lahan semakin menurun; (2) Tenaga kerja muda dan berpendidikan tinggi semakin enggan bekerja di sektor pertanian; (3) Peranan sektor pertanian pada PDB semakin menurun, namun tidak diikuti menurunnya penyerapan tenaga kerja, sehingga produktivitas tenaga kerja pertanian menurun; dan (4) Upaya-upaya peningkatan produksi masih menghadapi berbagai kendala (Supriyati, 2010). Kemampuan petani menghadapi suatu masalah/tantangan tentunya beragam, keberagaman tersebut dipengaruhi oleh kemampuan petani mengelola aset pertaniannya. Scoones (1998) mengungkapkan bahwa pengelolaan aset, yang terdiri dari modal alam; modal fisik; modal manusia; modal keuangan; dan modal sosial akan memengaruhi aktivitas dan strategi penghidupan yang dilakukan oleh petani. Pengelolaan kelima aset tersebut penting untuk ketahanan mata pencaharian dan strategi kelangsungan hidup rumah tangga pertanian. Penduduk dipercaya harus memiliki akses yang luas untuk mengelola asetnya sehingga dapat melakukan aktivitas strategi penghidupan. Dengan masuknya industri ke perdesaan menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian yang tengah mengalami penurunan produktivitas dan laju konversi lahan yang terus terjadi seiring dengan berkembangnya aktivitas ekonomi non pertanian dan pertumbuhan penduduk. Umumnya, konversi lahan sawah menjadi daerah 3 industri dan permukiman banyak terjadi di wilayah-wilayah sentra produksi beras yang posisinya dekat dengan jalan raya atau tol, semisal di Jawa Barat yakni Karawang, Subang, Tasikmalaya, Cianjur, Sukabumi, Bandung, Purwakarta, dan Cirebon (Tambunan dalam Mardian, 2022). Strategi penghidupan setiap rumah tangga bisa berbeda satu sama lainnya bahkan dalam satu wilayah yang sama tergantung sumber daya yang dimiliki baik itu fisik maupun materi (Belton dan Filipski, 2019; Rigg dan Vandergeest, 2012 dalam Mardian 2022). Oleh karena itu penelitian ini akan akan memperkaya penelitian sebelumnya mengenai perubahan modal penghidupan, strategi penghidupan beserta hasil dari strategi penghidupan dalam situasi terjadinya alih fungsi lahan pertanian. I.2 Rumusan Masalah Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang tengah gencar mengembangkan kegiatan industri, sejak adanya pembangunan jalan tol hingga pelabuhan internasional, para pelaku industri dengan serius melirik Kabupaten Subang sebagai wilayah yang potensial. Maraknya perkembangan industri di Kabupaten Subang tentu selaras dengan visi Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Subang Tahun 2005-2025 yaitu: “Terwujudnya Kabupaten Subang sebagai Daerah Agribisnis, Pariwisata, Industri yang Berwawasan Lingkungan dan Religius serta Berbudaya melalui Pembangunan Berbasis Gotong Royong Pada Tahun 2025”. Dalam visi tersebut secara jelas disebutkan kata “industri” dalam penggalan visinya yang mencerminkan bahwa Subang mempersiapkan diri untuk menjadi kawasan industri dalam meningkatkan perekonomian dan mempersiapkan segala tantangan yang akan dihadapi dengan memerhatikan aspek lingkungan dan budaya sebagai pondasi pembangunan. Seiring berjalannya waktu industri di Kabupaten Subang semakin berkembang dengan ditetapkannya tujuh kawasan industri yang terdiri dari Kecamatan Cipeundeuy, Pagaden, Cipunagara, Kalijati, Cibogo, Purwadadi, dan Pabuaran yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Subang. . Kecamatan Cipeundeuy menjadi perhatian dalam penelitian ini karena memiliki industri skala besar terbanyak dibandingkan kecamatan lainnya 20 dari 32 industri 4 besar (BPS, 2021). Dengan banyak industri ini memuculkan suatu fenomena yaitu berkurang drastisnya lahan pertanian yang menjadi sektor pendapatan warga Kecamatan Cipeundeuy terkhusus Desa Wantilan yang tergantikan dengan lahan peruntukan industri, Desa Wantilan sebelumnya memiliki luas lahan pertanian seluas 410 Ha pada tahun 2014 dan menjadi 210 Ha pada awal tahun 2020 (Desa Wantilan, 2020) dan masih terus berkurang seiring dengan berjalannya pembebasan lahan peruntukan industri yang masih berlangsung. Maraknya pembebasan lahan untuk kawasan industri dan pembangunan pabrik secara masif tentu akan menimbulkan fenomena transformasi perdesaan yang berawal dari perdesaan yang berbasis pertanian menjadi basis sektor industri hal tersebut merupakan suatu fenomena yang tidak terelakan. Fenomena tersebut tentunya memunculkan perhatian tersendiri bagi para petani dan terutama buruh tani karena lahan garapan mereka semakin berkurang, sehingga petani harus mempertimbangkan dengan cermat bagaimana mengelola sumber daya (modal) yang terbatas dan menetapkan strategi penghidupan yang baik sebagai bentuk kesiapan menghadapi perubahan yang terjadi. Untuk itu, perlu dilakukan penelusuran mendalam mengenai bagaimana kondisi penghidupan petani di Desa Wantilan pada kondisi sebelum dan setelah adanya alih fungsi lahan untuk melihat sejauh mana penghidupan terdampak, yang tercermin dari strategi atau cara mereka melangsungkan hidupnya ditengah perubahan lingkungan. Studi terkait strategi penghidupan petani di Kawasan Industri Subang Smartpolitan menarik dikaji karena sebagian besar lahan industri berada pada lahan yang tadinya berfungsi sebagai sawah. Selain itu, studi terkait strategi penghidupan berkelanjutan di Desa Wantilan sejauh ini belum dilakukan. Sehingga penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai bagaimana strategi penghidupan petani di Kawasan Industri Subang Smartpolitan. Untuk memahami dampak transformasi perdesaan terhadap penghidupan petani di Desa Wantilan. Titik berat dari penghidupan bertumpu pada modal penghidupan, strategi penghidupan dan hasil strategi penghidupan sebagai output. Oleh karena 5 itu, pertanyaan dari penelitian ini adalah: “Bagaimana dampak dari transformasi perdesaan terhadap penghidupan petani di Desa Wantilan ?” I.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian Dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi strategi penghidupan yang dilakukan oleh rumahtangga tani di perdesaan dengan berkurangnya lahan pertanian yang beralih menjadi lahan industri Untuk mencapai tujuan tersebut maka ditetapkan sasaran penelitian seperti berikut ini : Sasaran 1 : Mengidentifikasi perubahan modal penghidupan rumah tangga tani dengan berkurangnya lahan pertanian Sasaran 2 : Mengidentifikasi strategi penghidupan yang diterapkan rumah tangga tani Sasaran 3 : Mengidentifikasi hasil penghidupan rumah tangga tani. I.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberi pemahaman tentang pengaruh transformasi perdesaan dan pentingnya proses adaptasi dalam menghadapi fenomena tersebut. Selain itu penelitian ini memberikan gambaran yang komperhensif mengenai perubahan yang terjadi dan strategi yang dilakukan para petani dalam menghadapi transformasi perdesaan yang diiringi dengan beberapa studi atau pengalaman empiris. Bagi pemerintah di tingkat desa hingga kabupaten diharapakan gambaran hasil penelitian yang berkaitan dengan kondisi penghidupan rumah tangga petani dapat memberikan masukan dan gambaran yang dapat dijadikan bahan analisis dalam disuksi hingga menjadi rujukan dalam pengelolaan, program, dan pengambilan kebijakan wilayah. Bagi pengembang dan pengelola industri diharapkan penelitian ini menjadi bahan acuan social mapping dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) yang dijalankan, terlebih konversi lahan yang terjadi juga erat kaitannya dengan 6 pengembangan industri, sehingga diharapkan dampak yang ditimbulkan oleh berdirinya industri terhadap rumah tangga petani bisa menjadi perhatian serius dalam program CSR dan program yang dijalankan bisa lebih tepat guna dalam perencanaan dan pengimplementaiannya. I.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terdiri dari ruang lingkup materi, waktu, dan wilayah. Ruang lingkup materi memaparkan batasan-batasan dari topik pembahasan dalam tesis. Raung lingkup waktu didasarkan pada rentang data penelitian yang diambil. Sedangkan ruang lingkup wilayah menjelaskan mengenai Batasan wilayah yang dipilih sebagai lokasi penelitian. I.5.1 Ruang Lingkup Materi Dalam penelitian ini, ruang lingkup materi akan dibatasi dan diarahkan sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Konversi lahan pertanian, perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian (sawah) menjadi lahan non sawah yang berkaitan dengan pengembangan kawasan industri di Desa Wantilan (RW 6,7,8) 2. Modal penghidupan (manusia, keuangan, lingkungan, fisik, dan sosial) yang merupakan modal yang dimiliki oleh petani dalam menjalankan kehidupan (DFID, 1999) 3. Strategi penghidupan adalah berbagai kegiatan atau upaya alternatif yang dilakukan oleh rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk keberlangsungan penghidupan (Scoones, 1998) strategi penghidupan menurut Chambers & Conway (1992) dan Scoones (1998) mencakup : Stint (Membatasi), Hoard (Menimbun), Deplete (Menguras), Diversify (Diversifikasi); Claim (Bantuan), Move (Berpindah), Iintensification (Peningkatan). 4. Hasil penghidupan merupakan capaian dari strategi penghidupan. Terwujudnya penghidupan berkelanjutan bagi rumah tangga menurut DFID (1999) dapat dilihat dari : (1) adanya kesempatan bekerja dan berusaha 7 sehingga mampu meningkatkan pendapatan, (2) pencapaian wellbeing (kesejahteraan). I.5.2 Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu pada penelitian ini didasarkan pada proses alih fungsi lahan yang terjadi yaitu pada tahun 2015 sebagai awal dari terjadinya alih fungsi lahan dan tahun 2023 (sekarang) sebagai kondisi terkini. Pemilihan data set waktu tersebut didasarkan pada kebutuhan analisis data mengenai perubahan yang terjadi ketika sebelum alih fungsi lahan pada tahun 2015 dan sesudah alih fungsi lahan tahun 2023 (sekarang). I.5.3 Ruang Lingkup Wilayah Studi ini dilakukan di Desa Wantilan Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Subang Jawa Barat. Penelitian secara wilayah difokuskan pada wilayah administrasi RW 06,07, dan 08. Pemilihan wilayah tersebut didasarkan pada alih fungsi lahan yang terjadi di. 8 I.6 Kerangka Penelitian Gambar 1. 1Kerangka Penelitian I.7 Sistematika Penulisan Dalam bagian ini, diuraikan tentang struktur penulisan dari penelitian ini. Sistematika penulisan memberikan gambaran mengenai substansi penelitian secara keseluruhan. Penelitian ini akan dijabarkan dengan mengikuti sistematika penulisan sebagai berikut. BAB 1 PENDAHULUAN A Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai fondasi penelitian yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah beserta tujuan dan sasaran penelitian, manfaat dari penelitian ini, ruang lingkup penelitian, metodologi yang akan digunakan, serta sistematika penulisan dan kerangka pemikiran yang menjadi dasar dari penelitian ini. 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAA Pada bab ini, akan dijelaskan tentang transformasi perdesaan, alih fungsi lahan,konsep penghidupan dan penerapannya lebih lanjut membahas mengenai modal, strategi, dan hasil penghidupan. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN A Pada bab ini, dijelaskan tentang metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam penelitian ini. BAB 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A Pada bab ini, akan dijelaskan gambaran umum wilayah studi (Desa Wantilan RW 06,07, & 08) yang meliputi informasi tentang lokasi penelitian. Selain itu, akan dipaparkan juga gambaran umum tentang wilayah tersebut dan proses transformasi perdesaan yang terjadi. BAB 5 ANALISISA Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai analisis yang dilakukan dan pembahasan terkait hasil analisis menggunakan uji wilcoxon, korelasi rank spearman, dan penjelasan deskriptif sebagai penjabaran dari data yang telah dianalisis mengenai modal penghidupan, strategi penghidupan, dan hasil dari strategi penghidupan. BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A Pada bab ini, akan dijelaskan tentang temuan dari studi yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan temuan tersebut, rekomendasi yang disarankan berdasarkan hasil penelitian, serta identifikasi kelemahan dari studi ini. Selain itu, akan diberikan saran terhadap studi kasus dan untuk penelitian selanjtunya..