Hasil Ringkasan
136 Bab VI Kesimpulan Bab ini berisikan tentang temuan studi dan kesimpulan, keterbatasan studi, saran studi lanjutan, serta rekomendasi terkait peningkatan kinerja Ambulan Hebat dengan menerapkan prinsip smart mobility pada pelayanan kegawatdaruratan medis di Kota Semarang. VI.1 Temuan Studi dan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kinerja ambulan hebat dengan prinsip smart mobility terhadap pelayanan kegawatdaruratan medis di Kota Semarang, didapatkan beberapa temuan studi dan kesimpulan, antara lain: Pertama, dalam hal kegawatdaruratan medis, masyarakat Kota Semarang lebih banyak mengakses call center Ambulan Hebat 1500-132 daripada 112 yang disediakan Pemerintah Kota Semarang dan call center 119 yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan. Kedua, tingkat disposisi ambulans paling banyak permintaan yaitu Ambulan Hebat Pandanaran, sedangkan tingkat disposisi paling rendah yaitu Ambulan Hebat Tambakaji. Ketiga, terdapat ketimpangan dalam disposisi rumah sakit rujukan. RSUD Wongsonegoro memiliki disposisi paling banyak daripada rumah sakit lain dikarenakan ketersediaan kamar dan fasilitas peralatan gawat darurat yang memadai. Keempat, pencatatan waktu masih dilakukan secara manual oleh operator ke dalam database Ambulan Hebat. Frekuensi pemesanan Ambulan Hebat paling banyak direntang waktu 09.00 - 12.00 WIB. Jangkauan lokasi pasien dari base Ambulan Hebat paling banyak dengan rentang jarak 0-5 km. Response time existing rata-rata berdasarkan data laporan sebesar 15 menit 2 detik dan pada perhitungan OSRM sebesar 9 menit 7 detik. Apabila diasumsikan di setiap kecamatan terdapat base Ambulan Hebat, hasil perhitungan OSMR response time rata-rata mencapai 07 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 137 menit 25 detik, sehingga terdapat selisih yang sangat signifikan yaitu 07 menit 37 detik dari data perhitungan laporan. Kelima, service time rata-rata Ambulan Hebat yaitu 01:06:32. Untuk service time pasien rujukan saja yaitu 01:29:02. Sedangkan pada perhitungan OSRM service time rata-rata pasien rujukan hanya 39 menit 40 detik, dengan asumsi waktu yang dibutuhkan Ambulan Hebat dari lokasi pasien ke rumah sakit rujukan ditambahkan 30 menit untuk tenaga medis menstabilkan kondisi pasien. Keenam, tidak ada pencatatan kapan Ambulan Hebat sampai di base semula. Hasil wawancara menyatakan bahwa relocation time Ambulan Hebat rata-rata sekitar kurang dari 30 menit. Perhitungan OSRM waktu tempuh rata-rata yang dibutuhkan untuk kembali ke base semula yaitu 08 menit 14 detik, sehingga terdapat selisih 21 menit 46 detik dari hasil wawancara dikarenakan sering terjebak kemacetan akibat sinyal kendaraan darurat sengaja dimatikan karena memang tidak sedang dalam kondisi gawat darurat, akan tetapi harus tetap segera sampai ke base untuk menerima penugasan selanjutnya. Ketujuh, selama idle time dimanfaatkan petugas untuk membersihkan dan mensterilkan peralatan setelah penanganan pasien sebelumnya serta sekaligus mengecek perlengkapan dan obat-obatan. Kedelapan, sarana Ambulan Hebat masih belum menerapkan teknologi informasi dan komunikasi smart ambulance. Connected ambulance pada Ambulan Hebat baru sebatas pelayanan yang difasilitasi oleh operator call center. Sinyal prioritas pada Ambulan Hebat hanya berupa pemancar strobo dan suara sirine dikarenakan sistem manajemen lalu lintas di Kota Semarang masih belum dapat membaca sinyal prioritas kendaraan darurat secara otomatis.