37 BAB III Metode Penelitian Penelitian ini dimulai melalui analisis untuk mengidentifikasi struktur rantai pasok komoditas perikanan tangkap di Kabupaten Natuna. Selanjutnya, penelitian akan melanjutkan dengan tahap deskriptif yang akan menjelaskan kinerja rantai pasok serta mengusulkan model rantai pasok yang sesuai untuk komoditas perikanan tangkap di Kabupaten Natuna. Melalui implementasi solusi skema alternatif dalam pembentukan model rantai pasok, diharapkan usaha perikanan tangkap dapat menghadapi ketidakpastian dalam bisnis perikanan dengan posisi yang lebih kuat. Dalam upaya ini, penting untuk membangun sistem atau kelembagaan rantai pasok komoditas perikanan tangkap yang memastikan kelancaran pasokan dari nelayan hingga konsumen. Skema solusi alternatif akan melibatkan peran yang diharapkan dari setiap anggota rantai pasok, struktur pemangku kepentingan yang menjadi fokus bagi masing-masing anggota, dan skenario alternatif yang meningkatkan efektivitas model rantai pasok komoditas perikanan tangkap. III.1 Jenis Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh pemahaman menyeluruh terhadap fenomena yang diteliti dengan data deskriptif dan informasi relevan. Tujuannya adalah memperoleh informasi tentang jaringan rantai pasok komoditas perikanan tangkap di Natuna, mendukung sistem logistik perikanan di wilayah tersebut, dan memberikan rekomendasi untuk optimalisasi dalam sistem logistik perikanan nasional (Moleong, 2007). Dengan demikian maka penelitian ini mencoba untuk memberikan gambaran hampir secara keseluruhan mengenai bagaimana rantai pasok perikanan yang ada di Kabupaten Natuna dimanfaatkan oleh nelayan untuk membantu mereka bisa memiliki akses yang lebih luas terhadap potensi market yang ada, siapa saja stakeholder atau elemen yang terlibat, kendala dan peluang yang ada, serta keterkaitan antara ketersediaan rantai pasok dengan keberlanjutan sistem logistik perikanan khususnya untuk wilayah Natuna dan sekitarnya. Analisis akan disertai 38 dengan narasi deskriptif untuk setiap sub tematik sehingga akan bisa memberikan uraian yang runtut mengenai setiap permasalahan yang dibahas. III.2Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk memperoleh data primer, peneliti melakukan distribusi kuesioner secara langsung kepada subjek penelitian. Peneliti menyebarkan kuesioner sederhana kepada 20 responden yang terdiri dari nelayan dan pihak terkait dalam rantai pasok perikanan tangkap di Kabupaten Natuna. Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang disampaikan kepada responden. Pengumpulan data ini memungkinkan perolehan data tertulis yang mudah didokumentasikan dan dikategorikan (Fowler, 2013). Gambar 3.1Pengumpulan dan Pengolahan Data Sumber: Diolah oleh Peneliti (2023) III.2.1Pemilihan Kasus Pemilihan kasus padapenelitian ini dilaksanakandengan tujuan untuk menguji pertanyaan dan masalah penelitian yang terkait dengan fenomena dan konteks tempat fenomena tersebut terjadi. Studi kasus ini fokus pada model jaringan rantai pasok komoditi perikanan tangkap di Natuna dalam mendukung sistem logistik perikanan nasional. Pendekatan studi kasus dipilih untuk memahami fakta-fakta 39 terkait, hubungan dengan konteks dan bidang ilmu, teori yang relevan, dan pelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan jaringan rantai pasok perikanan di Natuna. Penelitian ini menggunakan studi kasus intrinsik yang berfokus pada kasus yang dipelajari secara mendalam dan memiliki elemen menarik yang layak untuk dikaji dari kasus tersebut. Ketertarikan dan kepedulian terhadap studi kasus tersebut menjadi alasan utama penggunaan studi kasus intrinsik dalam penelitian ini. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai jaringan rantai pasok komoditi perikanan tangkap, terutama di Kabupaten Natuna. III.2.2 Penentuan Sampel Narasumber Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non-probabilitas, dengan mengaplikasikan metode pengambilan sampel pertimbangan (judgement sampling) secara spesifik. Contoh-contoh yang dipilih didasarkan pada pertimbangan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti atau ahli terkait. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memilih contoh yang dianggap paling relevan dan memiliki informasi yang tepat untuk penelitian ini. Responden yang akan diwawancarai akan dikelompokkan sehingga semua stakeholder yang terlibat dalam rantai pasok dapat memberikan informasi berdasarkan perspektif dan pengalaman mereka, sehingga analisis yang diperoleh dapat menjadi lebih komprehensif. Peneliti melakukan pemilihan narasumber dengan kriteria yang telah ditentukan untuk memudahkan penentuan responden yang akan diwawancarai, sehingga narasumber yang diharapkan dapat dipilih dengan jelas. Narasumber yang terlibat dalam penelitian ini meliputi nelayan perikanan tangkap, tauke, dan industri pengolah ikan hasil tangkapan nelayan. Setiap narasumber diperkirakan memberikan jawaban yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman dan perspektif masing-masing. Jumlah narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah 20 orang. Pemilihan narasumber didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu: 1. Bermata pencaharian utama sebagai nelayan perikanan tangkap atau tauke atau bekerja di industri pengolahan ikan; 40 2. Mengetahui alur proses bisnis perikanan tangkap di Kabupaten Natuna mulai dari hulu hingga ke hilir serta siapa saja yang terlibat didalamnya; 3. Berada pada rentang usia produktif yakni 15-64 tahun; serta 4. Bersedia menjadi narasumber penelitian. III.2.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian tentang struktur anggota rantai pasok komoditi perikanan tangkap di Kabupaten Natuna sangat penting. Evaluasi kinerja rantai pasok dilakukan secara naratif dan deskriptif, serta disusun skema alternatif model rantai pasok yang diusulkan. Data yang diperlukan meliputi data primer dari wawancara menggunakan kuesioner kepada responden yang terlibat langsung dalam rantai pasok, dan data sekunder dari jurnal-jurnal dan penelitian terdahulu yang relevan. Metode pengumpulan data melibatkan studi literatur, survei lapangan, wawancara dengan pihak terkait, dan konsultasi dengan ahli terkait topik penelitian. Dengan menggunakan kombinasi kedua metode, yaitu kuesioner dan wawancara mendalam, penelitian ini dapat memperoleh data yang lebih lengkap dan holistik mengenai jaringan rantai pasok komoditi perikanan tangkap di Natuna. Kuesioner memiliki kelebihan dalam memberikan data yang lebih luas dan representatif secara kuantitatif. Dengan melibatkan responden yang lebih banyak, baik dari nelayan, tauke, pengepul, distributor, pedagang, maupun pihak terkait lainnya, kuesioner dapat memberikan pemahaman yang lebih umum tentang praktik-praktik distribusi yang ada, sebaran peran dan tanggung jawab stakeholder, serta tingkat kepuasan atau kendala yang mereka hadapi. Di sisi lain, wawancara mendalam memiliki keunggulan dalam mengeksplorasi isu- isu yang lebih spesifik dan kompleks yang mungkin tidak tertangkap dalam kuesioner. Melalui wawancara mendalam dengan sejumlah responden terpilih, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang proses distribusi yang dilakukan oleh masing-masing stakeholder, tantangan yang dihadapi, kebijakan atau peraturan yang memengaruhi operasional mereka, serta dinamika interaksi antarstakeholder dalam rantai pasok perikanan tangkap di 41 Natuna. Wawancara mendalam juga memungkinkan peneliti untuk memperoleh wawasan yang lebih kontekstual dan memahami nuansa dan perspektif yang mungkin tidak terungkap melalui pertanyaan kuesioner yang terstandardisasi. Dengan menggunakan kedua metode ini, penelitian ini akan memiliki gambaran yang lebih komprehensif tentang jaringan rantai pasok komoditi perikanan tangkap di Natuna. Data kuantitatif dari kuesioner akan memberikan pemahaman yang luas dan generalisasi yang lebih besar, sementara data kualitatif dari wawancara mendalam akan memberikan wawasan yang dalam dan kaya akan konteks. Dengan demikian, kombinasi kedua metode ini akan memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang proses distribusi, elemen dalam rantai pasok, serta peran dan kontribusi dari setiap stakeholder yang terlibat dalam rantai pasok perikanan tangkap di Natuna.