31 BAB III Metodologi Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode pengumpulan data, yang terdiri dari pengumpulan data primer dan data sekunder, metode analisis data dan operasionalisasi penelitian. III.1. Metode Pendekatan Studi Penelitian dilakukan untuk mengkaji tahapan difusi inovasi, karakteristik inovasi, kepemimpinan dan aksi kolektif berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan inovasi. Penelitian ini menggunakan studi kasus dan mixed methods. Studi kasus adalah penelitian yang menggali fenomena tertentu dalam waktu dan kegiatan (even, program, proses, institusi atau kelompok sosial) tertentu serta mengumpulkan informasi secara terperinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama kurun waktu tertentu. Karakteristik dari studi kasus di antaranya seperti (1) mengidentifikasi studi/ kasus, (2) kasus adalah “sistem yang terikat” oleh waktu dan tempat, (3) menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan data untuk menggambarkan secara rinci dan mendalam tentang peristiwa, (4) akan “menghabiskan waktu” untuk menggambarkan konteks suatu kasus. Pendekatan mixed methods dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik embedded design. Cresswel (2012) mengatakan bahwa teknik embedded design dilakukan melalui pengumpulan data kualitatif dan data kuantitatif, secara berurutan/ bersama-sama dengan tujuan saling mendukung studi. Sugiyono (2016) mengatakan bahwa tahapan penelitian embedded design ini di antaranya a) perumusan masalah, b) landasan teori dan penyusunan hipotesis, c) pengumpulan data, d) analisis data, e) penyajian data/ hasil penelitian dan f) kesimpulan dan saran. 32 III. 2. Tahapan Penelitian III.2.1. Perumusan Masalah Peneliti mengidentifikasi masalah dan menelusuri isu tentang adopsi budidaya kedelai berbasis komunitas di lahan eks galian pasir (studi kasus: Desa Cibulan, Kecamatan Cidahu). Peneliti menemukan persoalan bahwa budidaya kacang kedelai di lahan eks galian pasir /tanah terlantar/ tanah tidak produktif akan sangat sulit mencapai produktivitas yang diinginkan, dan cenderung akan tidak berkelanjutan (eventual)/ ditinggalkan. Namun demikian, setelah program ini berjalan kurang lebih empat (4) s.d. lima (5) tahun, ternyata ada kelompok masyarakat (kelompok tani) yang tetap membudidayakan kedelai meskipun jumlahnya tidak signifikan dibanding tahun pertama-tahun kedua dan ketiga. Banyak faktor yang memengaruhi minat petani untuk membudidayakan kedelai di lahan eks galian pasir sehingga memengaruhi keberlanjutan komoditas kedelai dan menambah kemampuan adopsi inovasi-nya. Setelah mengidentifikasi permasalahan yang terjadi penulis menyusun rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut kemudian menjadi dasar menentukan hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut, dan dinyatakan dalam pertanyaan penelitian. III.2.2. Kajian Literatur Tahapan ini memerlukan beberapa kajian dan tinjauan pustaka berupa teori-teori yang relevan terhadap penelitian adopsi inovasi budidaya kedelai di lahan eks galian pasir. Kajian literatur dilakukan untuk menambah wawasan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang menghasilkan kerangka literatur dari berbagai penelitian yang sudah ada. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah difusi inovasi, penguatan kapasitas komunitas, rehabilitasi lahan eks galian pasir. Kajian literatur digunakan untuk menunjang pemilihan metodologi penelitian dan analisis data penelitian ini. 33 III.2.3. Perumusan Sasaran, Komponen, dan Tolak Ukur Variabel Langkah ini dilakukan sebagai operasionalisasi yang akan memermudah untuk penggalian informasi dari narasumber, menjawab pertanyaan dan sasaran penelitian. Penulis merumuskan sasaran penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah yang akan dijawab, dan studi literatur yang telah dilakukan. Untuk kemudian dapat ditentukan tiga (3) sasaran yakni (1) menelurusuri karakterristik inovasi budidaya dan pergeseran budidaya kedelai di lahan eks galian pasir, melalui kerangka tahapan difusi inovasi Rodgers (2003), (2) bagaimana tahap proses inovasi budidaya kedelai, (3) peran kepemimpinan dan aksi kolektif kegiatan budidaya kedelai III.2.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi lapangan, dan melakukan wawancara dengan informan dalam kegiatan budidaya kedelai di lahan eks galian pasir. Penulis mewawancara ketua kelompok tani Desa Cibulan, Pemerintahan Desa Cibulan, Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, Mitra Kelompok Tani (Penyedia benih, Offtaker, UPT Penyuluh Pertanian, Balai Pengawasan Benih Jawa Barat) dan Perwakilan Kementrian Pertanian RI secara indepth interview (tatap muka). III.2.4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Data lapangan diambil pada periode Bulan Januari s.d. Maret 2023, di Desa Cibulan, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Setelah mendapatkan peta- peta dasar dan peta tematik guna lahan dari satelit yang telah diolah oleh Bappeda Kabupaten Kuningan, kemudian peneliti mencetak peta-peta tersebut untuk kemudian menjadi bahan konfirmasi pada kegiatan survey observasi lapangan dan melanjutkan 34 pencarian informasi melalui wawancara dengan aktor/ pelaku kunci dan FGD dengan kelompok tani. III.2.4.2 Alat dan Bahan Dalam penelitian ini, dipergunakan peralatan baik bersifat hardware (perangkat keras)/ software (perangkat lunak). Perangkat keras di antaranya, adalah Laptop, Handphone, Projector, peta cetak dan Drone untuk keperluan dokumentasi pengumpulan data primer di lapangan/ bahan atau perangkat untuk pengumpulan rujukan studi Pustaka. Kemudian Perangkat lunak (software) digunakan untuk mengolah hasil dari citra satelit drone yang dipetakan seperti Agisoft Photoscan, dan Arc GIS pro untuk mengolah data dari hasil citra. III.2.4.3 Wawancara Semi Terstruktur Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan kunci yang terlibat dari kegiatan budidaya kedelai di lahan eks galian pasir, seperti para pakar dari instansi pemerintah pusat (Kementan RI) Dirjen Tanaman Pangan, pemerintah Kabupaten (Dinas Pertanian dan UPT Penyuluh), Pemerintahan Desa (Kepala Desa, BPD, Sekdes dan Perangkat Desa- Dusun, Linmas), kelompok tani dan warga masyarakat Desa Cibulan. Pengumpulan data lapangan dilakukan pada Desember 2022 s.d. Januari 2023. Peneliti/ Penulis melakukan wawancara sebelum dan setelah (paralel) dengan kegiatan FGD / Observasi lapangan. Pertama kali, penulis mewawancarai aktor-aktor di level pemerintah Kabupaten Kuningan (Dinas Pertanian Kuningan, Bappeda), suprastruktur desa (Kasi/ Kaur Pemerintahan Desa, Kepala Desa) dan tokoh-tokoh masyarakat Desa Cibulan untuk menggali informasi tentang garis-besar capaian, dan keberjalanan program kedelai menurut pemerintah. Selanjutnya, setelah dilakukan observasi lapangan. Penulis menggunakan data lapangan (peta citra dan dokumentasi foto), untuk kemudian menjadi konfirmasi kepada kelompok tani melalui FGD 35 dengan empat (4) kelompok tani di Desa Cibulan. Dari hasil wawancara sebelum FGD/ observasi, akan menjadi bahan untuk pemetaan aktor/ pelaku dari lanjutan kegiatan FGD kelompok tani dan observasi lapangan. Sebelum dan sesudah pelaksanaan FGD, penulis selalu mencari konfirmasi dan penyempurnaan data kepada tokoh-tokoh kunci kelompok petani di Desa Cibulan. Berikut daftar informan kunci yang memberikan pendalaman substansi penelitian di antara lain: Tabel III. 1. Daftar Informan Wawancara (Hasil Analisis, 2023) No Nama Informan Instansi/ Posisi Media Wawancara Pembahasan 1 Iwan Gunawan Kepala Desa Cibulan Tatap Muka - Desember 2022 dan Januari 2023 Urgensi (Latar belakang, tujuan, sasaran dan manfaat program) 2 Oon Tarsono Sekdes Cibulan Tatap Muka - Januari 2023 Peran Penganggaran Desa 3 Somantri BPD Cibulan Tatap Muka - Januari 2023 Partisipasi Masyarakat , Histori dan Peran Pengawasan Desa 4 Sukardi Kasi Ekbang/ Kasi Kesra Tatap Muka - Januari s.d. Februari 2023 Penganggaran Desa dan Potensi Ekonomi Desa 5 Udin Penyuluh UPT Pertanian Cibulan, Cidahu Tatap Muka - Desember 2022, dan Januari 2023 Penyuluhan dan Intervensi Masyarakat 6 Rohendi Kabid Tanaman Pangan Tatap Muka - Desember 2022, dan Januari 2023 Penyuluhan, Intervensi Masyarakat dan Perencanaan Kegiatan 7 H. Tolarsih Koperasi Tahu Tempe Kab.