Hasil Ringkasan
No. 1234/S2-TL/TML/2023 PENGARUH SUHU PERMUK AAN LAUT DAN CURAH HUJAN TERHADAP VARIABILITAS CHL-A DI TELUK JAKARTA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh NABILA MARASABESSY NIM: 25321009 (Program Studi Magister Teknik Lingkungan) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Agustus 2023 i ABSTRAK PENGARUH SUHU PERMUK AAN LAUT DAN CURAH HUJAN TERHADAP VARIABILITAS CHL-A DI TELUK JAKARTA Oleh NABILA MARASABESSY NIM: 25321009 (Program Studi Magister Teknik Lingkungan) Teluk Jakarta seringkali terpantau mengalami algal blooms. Pengelolaan kualitas perairan untuk mencegah dampak buruk terhadap ekosistem penting dilakukan. Klorofil-a (Chl-a) adalah indikator dari fitoplankton yang dapat digunakan untuk mengamati variabilitas fitoplankton di wilayah perairan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabilitas spasial dan temporal Chl-a di Teluk Jakarta serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang diamati dalam penelitian ini yaitu suhu permukaan laut (SPL), curah hujan, dan tata guna lahan. Data yang digunakan yaitu citra satelit level 3 dari Aqua- MODIS untuk parameter Chl-a dan SPL bulanan dan klimatologi. Data citra satelit diolah menjadi peta sebaran konsentrasi Chl-a dan SPL dan time series. Data curah hujan bulanan dari empat stasiun hujan diolah menggunakan metode aritmatik. Time series Chl-a, SPL, dan curah hujan meliputi bulanan, klimatologi, dan anomali. Sedangkan data tata guna lahan sektor domestik, pertanian, peternakan, dan perikanan budidaya dikonversikan menjadi prediksi potensi emisi nutrien. Variabilitas data kemudian dianalisis spasial dan temporal secara deskriptif, musiman, dan antar tahunan. Untuk memperkuat sinyal data, maka dilakukan analisis Empirical Orthogonal Function (EOF). Hasil yang didapatkan yaitu tidak terindikasi adanya upwelling sehingga diduga ketersediaan nutrien berasal dari daratan. Di daerah aliran sungai (DAS) lokasi studi diketahui terdapat kenaikan hampir dua kali lipat prediksi potensi emisi nutrien pada tahun 2002 hingga 2021. Daerah pesisir terindikasi memiliki konsentrasi Chl- a yang lebih besar. Status eutrofik pada sebaran klimatologi terjadi pada lokasi yang berbeda-beda setiap bulannya dan karakteristik daratannya dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini. Beberapa kejadian status eutrofik terjadi bertepatan dengan adanya laporan algal blooms yang menimbulkan dampak buruk. Pola fluktuasi SPL terindikasi dipengaruhi radiasi sinar matahari, yang merupakan sumber energi fitoplankton, ditandai dengan kecocokan terhadap pergeseran Intertropical Convergence Zone (ITCZ). Konsentrasi Chl-a dan SPL berkorelasi positif signifikan.