Hasil Ringkasan
138 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI VI.1 Temuan Studi 1. Penelitian pemilihan moda pada perjalanan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan Active Travel / Non-Motorized Transport (berjalan kaki dan bersepeda) telah dilakukan di beberapa kota di dunia diantaranya Kota Teheran Iran, Jharkhand India dan New Jersey Amerika Serikat dengan membandingkan dengan moda Bus Sekolah, Angkutan Umum dan Kendaraan Pribadi. Setiap penelitian pada kota-kota tersebut memiliki karakteristik yang unik sehingga variable yang memperngaruhi pilihan moda pun berbeda-beda. Pada penelitian Jakarta Pusat ini, memiliki temuan penelitian yang membuktikan bahwa faktor jenis kelamin, ukuran rumah tangga (keluarga), besaran uang jajan, jenjang pendidikan sekolah, jarak perjalanan rumah ke sekolah, waktu perjalanan, pekerjaan orang tua responden, kepemilikan kendaraan dan kepemilikan sepeda secara signifikan dapat mempengaruhi pilihan moda pelajar sekolah menegah negeri di Jakarta Pusat, sedangkan faktor pendidikan orang tua responden, pendapatan orang tua responden, biaya perjalanan tidak dapat dibuktikan bahwa faktor tersebut dapat mempengaruhi pilihan moda, padahal faktor tersebut terbukti berpengaruh terhadap pilihan moda pelajar sekolah di Teheran, Iran, sebaliknya faktor pekerjaan orang tua, kepemilikan sepeda di Iran tidak terbukti berpengaruh. Diantara Jharkhand, New Jersey dan Teheran, karakteristik yang paling mirip dengan Jakarta adalah Teheran, perbandingan antara penelitian ini dengan penelitian Teheran dapat dilihat pada bagian lampiran. 2. Pada penelitian ini diperkaya dengan stated preference yang tidak dilakukan oleh penelitian di Jharkhand, New Jersey dan Teheran. Faktor-faktor dari Stated Preference yang terbukti secara signifikan mampu mempengaruhi pilihan moda pelajar sekolah menengah negeri di Jakarta Pusat adalah Penyediaan fasilitas sepeda gratis, Rute Aman Selamat Sekolah (RASS), Waktu tempuh Bus Sekolah, Waktu tempuh Angkutan Umum dan Biaya yang dikeluarkan jika menggunakan Kendaraan Pribadi, Usia responden, Jenjang 139 Pendidikan Sekolah, Kepemilikan Kendaraan Bermotor, Kepemilikan Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan Uang Jajan/Saku Siswa. 3. Adanya kecenderungan pelajar sekolah menengah negeri di Jakarta Pusat untuk lebih memilih Non-Motorized Transport di bandingkan dengan kendaraan pribadi jika biaya yang dikeluarkan saat menggunakan kendaraan pribadi semakin besar, adanya penyediaan fasilitas sepeda gratis bagi pelajar, tersedianya dengan baik Rute Aman Selamat Sekolah (RASS) dan waktu tempuh perjalanan dengan menggunakan angkutan umum semakin singkat sehingga memungkinkan para pelajar untuk berjalan kaki sebagai last mile perjalanan sekolah mereka. 4. Tingginya kemauan pelajar sekolah menengah negeri di Jakarta Pusat untuk berpindah moda dengan berjalan kaki jika mereka diberikan kondisi jarak rumah ke sekolah relatif dekat. Jarak rumah dekat ini dapat diperoleh dengan penerapan kebijakan sistem zonasi yang baik, jika merujuk pada Peraturan Gubernur dan hasil wawancara primer dengan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat wilayah 2, sistem zonasi untuk SMP dan SMA memiliki kuota 50% dari total penerimaan saat PPDB. VI.2 Kesimpulan 1. Penelitian terkait pilihan moda perjalanan sekolah telah dilakukan di beberapa kota di dunia. Kota-kota yang meneliti pilihan moda dengan 4 (empat) alternatif moda yaitu Active Travel / Non-Motorized Transport (berjalan kaki dan bersepeda), Bus Sekolah, Angkutan Umum dan Kendaraan Pribadi setidaknya telah dilakukan di kota Jharkhand, New Jersey dan Teheran. Setiap kota memiliki karakteristik dan temuan penelitian yang berbeda beda. Di kota Jharkhand faktor yang paling berpengaruh pada pilihan moda pelajar adalah usia, jenis kelamin dan jarak perjalanan rumah ke sekolah. Di New Jersey faktor yang paling berpengaruh adalah pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan kepemilikan kendaraan bermotor. Di Teheran faktor yang paling berpengaruh adalah jenis kelamin, jenjang sekolah, pendapatan orang tua, kepemilikan kendaraan bermotor, waktu perjalanan, biaya perjalanan dan faktor orang tua terkait keselamatan dan kenyamanan. Sedangkan di Jakarta 140 Pusat faktor yang paling berpengaruh adalah jenis kelamin, ukuran rumah tangga (keluarga), besaran uang jajan, jenjang pendidikan sekolah, jarak perjalanan rumah ke sekolah, waktu perjalanan, pekerjaan orang tua responden, kepemilikan kendaraan dan kepemilikan sepeda. 2. Selain faktor-faktor diatas, penelitian di Jakarta Pusat ini juga diperkaya dengan variabel stated preference. Berdasarkan hasil analisa faktor Penyediaan fasilitas sepeda gratis, Rute Aman Selamat Sekolah (RASS), Waktu tempuh Bus Sekolah, Waktu tempuh Angkutan Umum dan Biaya perjalanan menggunakan Kendaraan Pribadi, Usia, Jenjang Sekolah, Kepemilikan Kendaraan Bermotor, Kepemilikan Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan Uang Jajan/Saku Siswa juga berpengaruh pada kemauan pelajar sekolah menengah negeri untuk berpindah moda menggunakan Non-Motorized Transport. 3. Pada pilihan moda eksiting pelajar sekolah menengah negeri nilai Psedo R Squre Negelkerke 0.696, artinya penelitian ini mampu memprediksi variabel bebas mampu mempengaruhi pemilihan moda pelajar sebesar 69,6% dan sisnya sebanyak 20,4% lainnya dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini. 4. Pada pilihan moda preferensi dengan Stated Preference nilai Psedo R Squre Negelkerke 0.414 hal ini berarti variable-variabel yang diteliti pada penelitian ini hanya mampu menjelaskan 41.4% saja, sedangkan 58.6% nya perlu diteliti kembali dengan variable-variabel stated preference diluar yang telah dilakukan pada penelitian ini. VI.3 Rekomendasi 1. Berdasarkan hasil analisis, variabel fasilitas sepeda gratis terbukti berpengaruh meningkatkan kemauan pelajar sekolah pada wilayah studi untuk berpindah moda menjadi bersepeda, sehingga dalam hal ini perlu dilakukan pengusulan anggaran stakeholder terkait kepada Pemerintah Daerah untuk dilakukan realisasi kebijakan penyediaan fasilitas sepeda gratis untuk para pelajar sekolah menengah negeri di Jakarta Pusat.