57 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN V.1 Karakteristik Data Berdasarkan data Dinas Perdidikan Provinsi DKI Jakarta tahun 2022, setidaknya terdapat 2142 Sekolah Menengah (SMP, SMA dan SMK sederajat) yang terletak di DKI Jakarta baik yang berstatus Sekolah Menengah Negeri maupun Swasta, dari jumlah sekolah tersebut di DKI Jakarta memiliki sebanyak 750.198 orang yang berstatus sebagai siswa Sekolah Menengah baik SMP, SMA dan SMK. Penelitian ini dilakukan untuk mencermati pilihan moda para pelajar Sekolah Menengah Negeri yang terletak di Kota Administrasi Jakarta Pusat. Sekolah Menengah Negeri yang terletak di Jakarta Pusat berjumlah 36 SMP, 13 SMA dan 14 SMK dengan jumlah Pelajar pada 63 Sekolah tersebut berjumlah 44873 orang pelajar. Dengan menggunakan cross sectional untuk menentukan jumlah sampel minimal dan dengan pendekatan stratified sampling didapat sampel minimal sebanyak 207 pelajar SMP, 79 pelajar SMA dan 95 pelajar SMK sehingga total sampel minimal adalah 381 orang pelajar. Pada penelitian ini menggunakan jumlah sampel satu setengah kali lebih banyak dari jumlah tersebut, sehingga penelitian ini melibatkan 573 orang responden pelajar SMP, SMA dan SMK yang tersebar di 8 (delapan) kecamatan di kota Administrasi Jakarta Pusat. Metode pengambilan sampel dengan mendatangi sekolah-sekolah di wilayah kota Administrasi dengan mempertimbangkan juga keterwakilan dari masing-masing kecamatan dan melakukan tatap muka dengan para siswa. Pengisian kuesioner dilakukan dengan metode tatap muka dan menggunakan media paper based dan/atau melalui google form. Tingkat akurasi data valid pelajar menengah negeri ini hanya berkisar di angka 76,65%, dari 750 orang pelajar yang mengisi kuesioner hanya 753 orang data yang dapat digunakan pada penelitian ini, selebihnya tidak valid. Metode pengolahan data dengan menggunakan 57tatistic deskriptif dan pemilihan model diskrit Multinomial Logit (MNL) dengan melibatkan 9 (Sembilan) pilihan moda yaitu berjalan kaki, bersepeda, Bus Sekolah, Angkutan Umum, transportasi/angkutan online, mengendarai motor pribadi, mengendarai mobil pribadi, diantar dengan menggunakan motor dan diantar dengan menggunakan mobil. 58 Tabel V. 1 Perbandingan sampel dengan Data Dinas Pendidikan Tahun 2022 No Jenjang Sekolah Jumlah Siswa (Disdik, 2022) Persentase Sampel Persentase 1 SMP 24.429 54.44% 311 54.28% 2 SMA 9.223 20.55% 119 20.77% 3 SMK 11.221 25.01% 143 24.96% JUMLAH 44.873 100.0% 573 100.00% Sumber: Penulis (2023) Berdasarkan tabel V.1 terlihat bahwa proporsi jumlah pelajar SMP, SMA dan SMK di Jakarta Pusat berdasarkan dari riil yang didapat dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dibandingkan dengan proporsi jumlah sampel yang mewakili pelajar SMP, SMA dan SMK memiliki proporsi yang sangat mirip/sesuai, hal ini berarti juga pengambilan sampel telah dapat mewakili dari populasi sebenarnya. Tabel V. 2 Sebaran responden berdasarkan jenjang Sekolah No Jenjang Sekolah Jumlah Responden Target sample cross sectional Rasio Responden Sampel 1 SMP 311 207 1.502415 2 SMA 119 79 1.506329 3 SMK 143 95 1.505263 Jumlah 573 381 1.503937 Sumber: Penulis (2023) Sedangkan berdasarkan tabel V.2 jumlah responden yang terlibat pada penelitian ini sebesar 1,5 kali lipat dari masing-masing sampel minimal yang mewakili dari masing-masing populasi pelajar sekolah menengah negeri di Jakarta Pusat, baik SMP, SMA dan SMK, Sehingga meskipun jumlah respondennya melebihi dari target minimal sampel, namun dengan proporasi yang sama karakteristik keterwakilan sampel dapat dipertahankan. V.1.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden berdasarkan proporsi jenjang pendidikan, keterwakilan dari 8 kecamatan yang berada di Jakarta Pusat dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data. Secara lebih terperinci ditampilkan pada tabel-tabel berikut. 59 Tabel V. 3 Hasil pelaksanaan pengumpulan data melalui kuesioner responden No Nama Sekolah Kecamatan Waktu Pelaksanaan Metode Pelaksanaan Media Jumlah Responden Responden Valid Persentase Validitas 1 SMP Negeri 137 Cempaka Putih 10 Februari 2023 Tatap Muka Paper Based 36 29 80.56% 2 SMP Negeri 2 Johar Baru 10 Februari 2023 Tatap Muka Paper Based 32 20 62.50% 3 SMP Negeri 76 Johar Baru 22 Februari 2023 Tatap Muka Paper Based 32 19 59.38% 4 SMP Negeri 28 Johar Baru 22 Februari 2023 Tatap Muka Paper Based 35 22 62.86% 5 SMP Negeri 47 Cempaka Putih 23 Februari 2023 Tatap Muka Paper Based 40 26 65.00% 6 SMP Negeri 216 Senen 23 Februari 2023 Tatap Muka Google Form 35 33 94.29% 7 SMP Negeri 183 Kemayoran 23 Februari 2023 Tatap Muka Paper Based 32 29 90.63% 8 SMK Negeri 39 Cempaka Putih 23 Februari 2023 Tatap Muka Google Form 22 15 68.18% SMK Negeri 39 Cempaka Putih 23 Februari 2023 Dalam Jaringan Google Form 34 7 20.59% 9 SMA Negeri 30 Cempaka Putih 24 Februari 2023 Tatap Muka Google Form 37 35 94.59% 10 SMK Negeri 31 Johar Baru 24 Februari 2023 Tatap Muka Paper Based 36 26 72.22% 11 SMA Negeri 27 Johar Baru 2 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 32 32 100.00% 12 SMP Negeri 228 Kemayoran 2 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 35 29 82.86% 13 SMA Negeri 5 Kemayoran 2 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 24 24 100.00% 14 SMP Negeri 181 Tanah Abang 3 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 31 27 87.10% 15 SMK Negeri 2 Gambir 3 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 34 32 94.12% 16 SMK Negeri 16 Menteng 3 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 34 27 79.41% 17 SMA Negeri 20 Sawah Besar 6 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 31 28 90.32% 18 SMP Negeri 18 Menteng 6 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 35 34 97.14% 19 SMP Negeri 60 Gambir 16 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 27 25 92.59% 20 SMP Negeri 4 Sawah Besar 16 Maret 2023 Tatap Muka Google Form 20 18 90.00% 21 SMK Negeri 54 Kemayoran 23 Februari 2023 Dalam Jaringan Google Form 32 11 34.38% 22 SMK Negeri 44 Kemayoran 23 Februari 2023 Dalam Jaringan Google Form 27 12 44.44% 23 SMK Negeri 34 Senen 16 Maret 2023 Dalam Jaringan Google Form 17 13 76.47% JUMLAH 750 573 76.65% Sumber: Penulis (2023) 60 Gambar V. 1 Peta Sebaran Sekolah pada Penelitian Sumber: Penulis (2023) 61 Tabel V. 4 Sebaran responden berdasarkan Sekolah No Nama Sekolah Kecamatan Responden Persentase 1 SMP Negeri 137 Cempaka Putih 29 5.06% 2 SMP Negeri 47 Cempaka Putih 26 4.54% 3 SMP Negeri 2 Johar Baru 20 3.49% 4 SMP Negeri 76 Johar Baru 19 3.32% 5 SMP Negeri 28 Johar Baru 22 3.84% 6 SMP Negeri 183 Kemayoran 29 5.06% 7 SMP Negeri 228 Kemayoran 29 5.06% 8 SMP Negeri 216 Senen 33 5.76% 9 SMP Negeri 181 Tanah Abang 27 4.71% 10 SMP Negeri 60 Gambir 25 4.36% 11 SMP Negeri 4 Sawah Besar 18 3.14% 12 SMP Negeri 18 Menteng 34 5.93% 13 SMA Negeri 30 Cempaka Putih 35 6.11% 14 SMA Negeri 27 Johar Baru 32 5.58% 15 SMA Negeri 5 Kemayoran 24 4.19% 16 SMA Negeri 20 Sawah Besar 28 4.89% 17 SMK Negeri 39 Cempaka Putih 22 3.84% 18 SMK Negeri 31 Johar Baru 26 4.54% 19 SMK Negeri 54 Kemayoran 11 1.92% 20 SMK Negeri 44 Kemayoran 12 2.09% 21 SMK Negeri 34 Senen 13 2.27% 22 SMK Negeri 2 Gambir 32 5.58% 23 SMK Negeri 16 Menteng 27 4.71% JUMLAH 573 100% Sumber: Penulis (2023) Gambar V. 2 Sebaran responden berdasarkan Sekolah Sumber: Penulis (2023) 29 26 20 19 22 2929 33 27 25 18 34 35 32 24 28 22 26 11 12 13 32 27 0 5 10 15 20 25 30 35 40 SMPN 137 SMPN 47 SMPN 2 SMPN 76 SMPN 28 SMPN 183 SMPN 228 SMPN 216 SMPN 181 SMPN 60 SMPN 4 SMPN 18 SMAN 30 SMAN 27 SMAN 5 SMAN 20 SMKN 39 SMKN 31 SMKN 54 SMKN 44 SMKN 34 SMKN 2 SMKN 16 Responden berdasarkan Sekolah N=573 62 Tabel V. 5 Sebaran responden berdasarkan 8 Kecamatan di Jakarta Pusat No Nama Kecamatan Responden 1 Cempaka Putih 112 2 Johar Baru 119 3 Kemayoran 105 4 Senen 46 5 Tanah Abang 27 6 Gambir 57 7 Sawah Besar 46 8 Menteng 61 Jumlah 573 Sumber: Penulis (2023) Gambar V. 3 Sebaran responden berdasarkan 8 Kecamatan di Jakarta Pusat Sumber: Penulis (2023) Terdapat 8 (delapan) kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Pusat, sebaran lokasi sekolah-sekolah yang berada di Jakarta Pusat tersebut tidak merata. Di Kecamatan Cempaka Putih terdapat 8 sekolah, Kecamatan Johar Baru 7 sekolah, Kecamatan Kemayoran 14 sekolah, Kecamatan Senen hanya 3 sekolah, Kecamatan Tanah Abang 10 sekolah, Kecamatan Gambir 7 sekolah, Kecamatan Sawah Besar 9 sekolah dan Kecamatan Menteng 5 sekolah, sehingga total keseluruhan ada 63 sekolah menengah negeri yang berlokasi di kota administrasi Jakarta Pusat. Pengambilan sampel dan pemilihan sekolah berdasarkan juga mempertimbangkan jenjang sekolah dan proporsi lokasi sekolah pada 8 kecamatan yang berada di Jakarta Pusat. Cempaka Putih 19% Johar Baru 21% Kemayoran 18% Senen 8% Tanah Abang 5% Gambir 10% Sawah Besar 8% Menteng 11% Sebaran Responden Kecamatan N=573 63 V.1.2 Karakteristik Pelaku Perjalanan Sekolah Gambar V. 4 Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenjang Sekolah Sumber: Penulis (2023) Gambar V. 5 Sebaran responden berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Penulis (2023) Berdasarkan Gambar V.4 dan V.5 proporsi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu sebanyak 243 orang atau 42% berjenis kelamin laki laki dan 330 orang atau 58% berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenjang sekolah, untuk SMP 149 orang berjenis kelamin laki-laki dan 162 orang berjenis kelamin perempuan, untuk SMA 42 orang berjenis kelamin laki-laki dan 77 orang berjenis kelamin perempuan, untuk SMK 52 orang berjenis kelamin laki-laki dan 91 orang berjenis kelamin perempuan. Sebaran responden berdasarkan usia seperti yang ditunjukkan pada Gambar V.6 memiliki rentang dengan usia termuda adalah 13 tahun dan usia tertua adalah 20 tahun. Pada tahap analisis akan dikelompokkan sesuai dengan pengelompokkan 149 42 52 162 77 91 0 50 100 150 200 SMP SMA SMK Sebaran respondenberdasarkan Jenis Kelamin dan Jenjang Sekolah N=573 Laki-LakiPerempuan Laki-Laki, 243, 42% Perempuan, 330, 58% JENIS KELAMIN RESPONDEN PELAJAR N=573 64 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik yaitu dengan mengkategorikan usia sekolah produktif 7-12 Tahun, 13-15 Tahun, 3=16-18 Tahun, dan 19-24 Tahun. Gambar V. 6 Sebaran responden berdasarkan Usia Sumber: Penulis (2023) Gambar V. 7 Sebaran responden berdasarkan posisi anak dalam keluarga Sumber: Penulis (2023) Sebaran responden berdasarkan posisi anak dalam keluarga berdasarkan Gambar V.7, anak sulung sebanyak 184 orang (32%), anak tengah 144 orang (25%), anak bontot 208 orang (36%) dan 37 orang (7%) sebagai anak tunggal. Berdasarkan sebaran pekerjaan orang tua responden pada Gambar V.8 terdapat cukup banyak variasi pekerjaan orang tua responden dengan pekerjaan sebagai karyawan swasta cukup mendominasi dengan sebanyak 183 orang responden, sedangkan jika melihat dari sebaran pendapatan orang tua pada Gambar V.9, penghasilan dibawah Rp 3.000.000 adalah paling banyak berjumlah 233 orang responden meskipun Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2023 adalah Rp 4.901.798 berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 1153 Tahun 2022. Hal ini 2 70 227 97 128 38 8 3 0 50 100 150 200 250 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun 20 Tahun Usia Responden N=573 Pertama (Sulung) 32% Tengah 25% Terakhir (Bontot) 36% Tunggal 7% Posisi Anak dalam Keluarga N=573 Pertama (Sulung)TengahTerakhir (Bontot)Tunggal 65 dikarenakan banyaknya orang tua yang memiliki pekerjaan sebagai non karyawan (pedagang, wiraswasta, buruh, supir dan lain-lain) yang tidak memiliki penghasilan tetap namun rata-rata perbulannya dapat dihitung. Gambar V. 8 Sebaran responden berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Sumber: Penulis (2023) Gambar V. 9 Sebaran responden berdasarkan Pendapatan Orang Tua Sumber: Penulis (2023) Pendidikan orang tua responden berdasarkan Gambar V.10 mayoritas adalah SMA sederajat sebesar 296 orang, disusul dengan sarjana 149 orang dan pasca sarjana 20 orang, hal ini menunjukkan rata-rata pendidikan orang tua responden sudah cukup tinggi, hanya 108 orang saja yang memiliki pendidikan SMP sederajat kebawah. 39 25 18 183 84 94 65 8 16 768 20 0 50 100 150 200 Pekerjaan Orang Tua Respoden N=573 27 30 233 174 69 33 6 1 0 50 100 150 200 250 Tidak punya penghasilan Penghasilan Tidak Tetap Di bawah Rp 3.000.000 Antara Rp 3.000.000 s.d 5.000.000 Antara Rp 5.000.000 s.d 10.000.000 Antara Rp 10.00.000 s.d 20.000.000 Antara Rp 20.000.000 s.d 40.000.000 Diatas Rp 40.000.000 Pendapatan Orang Tua N=573 66 Gambar V. 10 Pendidikan Orang Tua Responden Sumber: Penulis (2023) Gambar V. 11 Uang jajan harian responden Sumber: Penulis (2023) Besaran uang saku/jajan responden mayoritas berada di rentang Rp 10.000 s.d 29.000 berjumlah 466 orang atau 81.3 %, tidak banyak responden yang memiliki uang saku diatas Rp 50.000 yakni hanya 33 orang saja dan yang memiliki uang saku dibawah Rp 10.000 pun hanya 24 orang saja. Sebagai hipotesis awal, faktor uang saku juga akan mempengaruhi pilihan moda yang diambil pelajar dalam melakukan perjalanan sekolah sehari-hari, meskipun mayoritas dari responden masih diantar oleh orang tua dengan kendaraan pribadi yang artinya dalam perjalanan sekolah responden tidak mengeluarkan uang untuk perjalanan sekolah. Jika merujuk kembali ke Gambar V.6 sebaran usia, hanya ada 177 orang responden yang berusia 17 tahun keatas, hal ini berkaitan dengan kepemilikan SIM, sesuai dengan Peraturan Kapolri No. 9 Tahun 2012 tentang Surat Ijin Mengemudi. Namun dari 177 orang yang memenuhi syarat usia hanya 43 orang saja yang telah memiliki SIM baik itu SIM A maupun SIM C, mayoritas dari responden 540 orang belum memiliki SIM apapun. 1 48 59 296 149 20 0 100 200 300 400 Tidak Sekolah SD SMP Sederajat SMA Sederajat Sarjana Pasca Sarjana Pendidikan Orang Tua Responden N=573 6 18 211 255 40 10 28 5 0 50 100 150 200 250 300 Tidak diberi uang saku 1000 s.d 9000 10000 s.d 19000 20.000 s.d 29000 30000 s.d 39000 40000 s.d 49000 50000 s.d 59000 Diatas 60000 Uang jajan harian responden N=573 67 Gambar V. 12 Kepemilikan Surat Ijin Mengemudi (SIM) responden Sumber: Penulis (2023) Gambar V. 13 Jarak rumah ke sekolah responden Sumber: Penulis (2023) Jarak rumah ke sekolah dari pelajar sekolah menengah negeri di Jakarta Pusat cukup beragam, jarak terdekat adalah tidak sampai 500 meter dan jarak terjauh adalah lebih dari 30 Km. Jarak rumah ke sekolah bersamaan dengan waktu tempuh perjalanan secara hipotesa awal diyakini akan berpengaruh terhadap pemilihan moda pelajar dalam melakukan perjalanan sekolah harian. DKI Jakarta telah menerapkan sistem zonasi sekolah untuk sekolah SMP dan SMA, namun sistem zonasi ini tidak berlaku untuk sekolah SMK, sehingga pelajar SMP dan SMA memiliki rata-rata jarak rumah ke sekolah lebih kecil dibandingkan dengan pelajar SMK.