Hasil Ringkasan
76 Bab VI Penutup VI.1 Temuan Studi Secara umum, terdapat dua tipologi kelompok nelayan di Natuna berdasarkan pola hubungannya, yaitu nelayan binaan tauke dan nelayan bebas. Nelayan binaan tauke terdiri atas nelayan pancing, nelayan bagan dan sebagian nelayan bilis. Sedangkan nelayan bebas umumnya terdiri atas nelayan bilis karena tidak memerlukan modal kapal dan peralatan yang besar. Pendapatan rata-rata semua jenis nelayan di Natuna dalam 1 bulan mencapai minimal Rp 4.000.000. Jika dibandingkan dengan angka garis kemiskinan di Kabupaten Natuna pada tahun 2022 sebesar Rp 449.302 per kapita maka nelayan di Natuna sudah menafkahi keluarganya yang umumnya terdiri dari 3-6 orang atau sekitar Rp 670.000 per kapita. Dengan pendapatan yang diperoleh tersebut, nelayan di Natuna dapat dianggap memiliki kemampuan untuk hidup di atas standar garis kemiskinan. Namun demikian angka pendapatan ini masih berada dibawah angka garis kemiskinan dunia yang diterbitkan World Bank, yang mana garis kemiskinan berada di angka $ 1.9 per hari per kapita atau sebesar Rp 872.499 per bulan per kapita. Keberadaan tauke dalam proses kegiatan nelayan di Natuna menimbulkan pola hubungan ekonomi dan sosial yang sangat kuat. Nelayan yang membutuhkan modal besar setiap ingin melaut dan kepastian pembelian hasil tangkapannya, menjadi sangat bergantung terhadap keberadaan dari tauke. Kondisi geografis Natuna dan intensitas interaksi antara nelayan dan tauke juga menghasilkan pola hubungan sosial yang sangat erat hingga terciptanya hubungan emosional sehingga timbul rasa empati untuk saling membantu dalam setiap keperluannya. Untuk mendukung aktivitas nelayan di Natuna, nelayan memperoleh bantuan berupa pinjaman modal maupun perlengkapan kapal, namun belum semua nelayan mendapatkan bantuan tersebut. Nelayan di Natuna juga telah memperoleh beberapa acara pelatihan dari berbagai pihak seperti pemerintah pusat, regional, lembaga internasional seperti JICA, dll untuk meningkatkan kemampuan hal baru di luar yang sudah dikuasai sekarang. 77 VI.2 Kesimpulan Jenis tipologi nelayan di Natuna terbagi menjadi nelayan binaan tauke dan nelayan bebas. Nelayan binaan tauke merupakan nelayan yang terikat dengan tauke secara formal dan non formal. Tauke menyediakan modal untuk melaut dan fasilitas operasional bagi nelayan, namun nelayan binaan tauke harus menjual hasil tangkapan mereka kepada tauke dan membagi hasil tangkapan mereka. Hasil dari melaut tersebut dilakukan bagi hasil antar nelayan dengan tauke setelah dikurangi dengan modal. Nelayan bebas adalah nelayan yang tidak terikat dengan pengusaha, sehingga bebas menjual ikan kepada siapapun. Namun keperluan nelayan bebas tersebut juga tidak ditanggung oleh siapapun. Hubungan nelayan di Natuna terbagi menjadi pola hubungan ekonomi dan pola hubungan sosial. Hubungan utama nelayan di Natuna terjalin di nelayan binaan tauke, yaitu antara nelayan dan tauke.