Hasil Ringkasan
i KARAKTERISTIK HUBUNGAN DAN TINGKAT KEMANDIRIAN NELAYAN BINAAN TAUKE DAN NELAYAN BEBAS DI NATUNA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh David Gina Kimars Ketaren 24021015 (ProgramStudi Magister Studi Pembangunan) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Juni 2023 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian i ABSTRAK KARAKTERISTIK HUBUNGAN DAN TINGKAT KEMANDIRIAN NELAYAN BINAAN TAUKE DAN NELAYAN BEBAS DI NATUNA Oleh David Gina Kimars Ketaren NIM: 24021015 (Program Magister Studi Pembangunan) Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah maritim yang luas dan mayoritas nelayannya adalah nelayan skala kecil. Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 2016, nelayan adalah individu yang mencari nafkah melalui penangkapan ikan. Nelayan Pemilik, yang juga dikenal sebagai Tauke, adalah mereka yang memiliki kapal penangkap ikan dan secara aktif terlibat dalam kegiatan penangkapan ikan. Di sisi lain, Nelayan Buruh adalah nelayan yang menyumbangkan tenaganya untuk ikut serta dalam usaha penangkapan ikan. Berdasarkan Satria, A., Sjafei, D. S., Purnomo, H., dan Moeliono, M. kemandirian nelayan menjadi salah satu faktor penting dalam mencapai pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Kemandirian nelayan diukur melalui indikator-indikator seperti pengetahuan dan keterampilan, akses terhadap sumber daya, partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan kapasitas pengelolaan. Pemberdayaan nelayan merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menjalankan usaha perikanan dan bertahan di tengah kesulitan dengan lebih baik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kemandirian nelayan binaan tauke dan nelayan bebas di Natuna. Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, focus group discussion (FGD), dan studi pustaka. Data yang diperoleh dilakukan uji keabsahan data melalui triangulasi. Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan langkah-langkah inetraktif mengikuti kaidah miles and hubberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkategorian nelayan di Natuna berdasarkan peralatan, jenis ikan dan lama waktu berlayar dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok. Yaitu nelayan bagan, nelayan pancing dan nelayan bilis. Nelayan di Natuna memiliki pola hubungan yang terjalin antara nelayan dengan Tauke (Pemilik Kapal). Tauke disini (Natuna) menampung ikan dan turut berperan dalam rantai pasoknya, diantaranya turut berperan dalam pengiriman ke Jakarta. Ikan yang dikirim masih dalam bentuk ikan beku (non-olahan), namun jika terdapat permintaan untuk di fillet, maka dapat pula ikan difillet terlebih dahulu sebelum ikannya dikirim (sesuai permintaan).