Hasil Ringkasan
REDUKSI KOMPOSIT NATROJAROSIT DAN RESIDU PELINDIAN BIJIH NIKEL LATERIT MENGGUNAKAN REDUKTOR CANGKANG KELAPA SAWIT PADA TEMPERATUR 1300-1450℃ TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Metalurgi, Institut Teknologi Bandung Oleh: AFIF NUR IKSAN 12519052 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK METALURGI FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2023 i PERNYATAAN KEASLIAN HASIL PENELITIAN Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Semua sumber yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : AFIF NUR IKSAN NIM : 12519052 Tanda Tangan : Tanggal : 22 JUNI 2023 :12519052 : ii LEMBAR PENGESAHAN REDUKSI KOMPOSIT NATROJAROSIT DAN RESIDU PELINDIAN BIJIH NIKEL LATERIT MENGGUNAKAN REDUKTOR CANGKANG KELAPA SAWIT PADA TEMPERATUR 1300-1450℃ TUGAS AKHIR AFIF NUR IKSAN 12519052 Dr.-Ing. Zulfiadi Zulhan, S.T., M.T. Pembimbing II Bandung, Juni 2023 Disetujui untuk Program Studi Sarjana Teknik Metalurgi ITB Oleh : Taufiq Hidayat, S.T., M.Phil., Ph.D. Pembimbing I ii LEMBAR PENGESAHAN REDUKSI KOMPOSIT NATROJAROSIT DAN RESIDU PELINDIAN BIJIH NIKELLATERITMENGGUNAKAN REDUKTORCANGKANG KELAPA SAWIT PADA TEMPERATUR1300-1450℃ TUGAS AKHIR AFIF NUR IKSAN 12519052 Dr.-Ing. Zulfiadi Zulhan, S.T., M.T. Pembimbing II Bandung, Juni2023 Disetujui untuk Program Studi Sarjana Teknik Metalurgi ITB Oleh : Taufiq Hidayat,S.T.,M.Phil., Ph.D. Pembimbing I vi REDUKSI KOMPOSIT NATROJAROSIT DAN RESIDU PELINDIAN BIJIH NIKEL LATERIT MENGGUNAKAN REDUKTOR CANGKANG KELAPA SAWIT PADA TEMPERATUR 1300- 1450℃ ABSTRAK Pengolahan bijih nikel laterit tipe limonit umumnya dilakukan melalui jalur hidrometalurgi. Permasalahannya, proses hidrometalurgi meninggalkan sisa hasil pengolahan dari tahap pelindian dalam jumlah yang signifikan sehingga perlu dimanfaatkan lebih lanjut untuk meminimalisasi potensi bahaya terhadap lingkungan sekitar. Dua contoh sisa hasil pengolahan proses hidrometalurgi, yaitu natrojarosit dan residu pelindian. Kandungan besi dalam jarosit berkisar 20-35%, sedangkan residu pelindian memiliki kandungan besi sekitar 30-60%. Keduanya berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku sekunder industri besi dan baja. Akan tetapi, kadar sulfur yang cukup tinggi, yaitu mencapai 12% tentu menjadi permasalahan serius karena nilai ambang batas sulfur untuk bahan baku besi baja adalah 1%. Oleh karena itu, kandungan sulfur dalam natorojarosit dan residu pelindian perlu diturunkan agar dapat memenuhi standar sebagai bahan baku sekunder industri besi dan baja. Serangkaian percobaan telah dilakukan yang dimulai dengan melakukan preparasi natrojarosit, residu pelindian bijih nikel laterit, dan cangkang kelapa sawit. Karakterisasi awal dilakukakan dengan X-ray fluorescence (XRF) dan X-ray diffraction (XRD), uji proksimat, dan uji ultimat. Natrojarosit dan residu pelindian bijih nikel laterit yang digunakan memiliki perbandingan massa 20%:80% pada variasi proporsi reduktor cangkang kelapa sawit 25%, 50%, 75%, dan 100%. Proses reduksi dilakukan menggunakan metode non-isotermal pada temperatur awal 1000 o C dengan temperatur akhir divariasikan 1300 o C, 1350 o C, 1400 o C, dan 1450 o C serta metode isotermal 1000 o C, 1300 o C, dan 1450 o C selama 2 jam. Hasil reduksi dianalisis menggunakan mikroskop optik, ImageJ, dan Scanning Electron Microscopy – Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) untuk menentukan fasa-fasa yang terbentuk, proporsi fasa, dan kandungan unsur pada tiap fasa hasil reduksi.