54 BAB IV GAMBARAN UMUM IV.1 Gambaran Umum Wilayah Studi IV.1.1 Gambaran Kondisi Geografi Kepulauan Maluku terdiri dari gugusan pulau – pulau di bawah administrasi Provinsi Maluku. Provinsi Maluku memiliki luas wilayah 46.914,03 km 2 dengan 1.337 pulau, berada antara 2° 30’ - 9° Lintang Selatan dan 124° - 136° Bujur Timur. Secara geografis, sebelah utara berbatasan dengan Laut Seram, sebelah selatan berbatasan dengan Lautan Indonesia dan Laut Arafura, sebelah timur berbatasan dengan Pulau Irian dan sebelah barat dengan Pulau Sulawesi. Kepulauan Maluku juga terletak diantara lempeng Eurasia dan Pasifik. Sepanjang tahun 2022 terjadi gempa bumi sebanyak 2.400 gempa dengan skala kekuatan gempa mulai dari <3,0 – 6,9 Magnitudo. Berdasarkan lokasi pengamatan Stasiun Meteorologi Pattimura – Ambon curah hujan terendah tahun 2022 yaitu 54,6 mm pada bulan Oktober. Gelombang maksimum di perairan Maluku ialah 5 meter dan rata – rata tinggi gelombang berkisar antara 0,5 – 2,5 meter sepanjang 2022. Terdapat 11 Kota/Kabupaten yakni Kota Ambon sebagai ibu kota provinsi, Kota Tual, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Barat Daya, dan Kabupaten Buru Selatan. IV.1.2 Gambaran Kondisi Ekonomi dan Sosial Demografi Jumlah penduduk Provinsi Maluku menurut BPS pada tahun 2022 sebanyak 1.881.727 jiwa, penduduk terbanyak berlokasi di Kabupaten Maluku Tengah dengan jumlah penduduk 427.050 jiwa, dan sebanyak 808.844 orang merupakan penduduk bekerja. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Maluku Triwulan IV- 2022 sebesar 14,14 triliun rupiah dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,73%. 55 Kontribusi lapangan usaha terhadap pertumbuhan PDRB melalui pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 23,61%. Produksi pertanian berasal dari produksi padi 92.640,1 ton di Kepulauan Buru dan komoditas cabai rawit sebesar 38.465,42 kuintal, dan perkebunan melalui produksi kelapa sebesar 107.776,89 ton, diikuti produksi sagu 36.500,59 ton dan pala 36.381,06 ton. Produksi kehutanan melalui produksi 264.034,26 m 3 kayu bulat dan 13.250.067,6 m 3 kayu olahan. Produksi perikanan tangkap sebanyak 536.112,6 ton pada tahun 2022. Komoditas produksi diantaranya 60,1 ton kepiting, 245.750,4 ton rumput laut, dan 66,6 ton lele. Produksi terbanyak berlokasi di Kabupaten Maluku Tengah volume tangkap 174.875,5 ton, diikuti Maluku Tenggara 97.101,3 ton, dan ketiga Kepulauan Aru 78.998,2 ton. Produksi menunjang pariwisata daerah kepulauan yang eksotis, terdapat 362 akomodasi dengan 6.228 kamar tidur. Wisatawan terbanyak berasal dari Eropa dengan jumlah wisatawan 3.514 pada tahun 2022. IV.2 Gambaran Kondisi Eksisting Transportasi Provinsi maluku yang memiliki geografis kepulauan dengan komponen wilayah 7,6% daratan dan 92,4% lautan memiliki fasilitas infrastruktur transportasi untuk membuka keterisolasian, mendukung perekonomian, dan kebutuhan masyarakat. Infrastruktur yang melayani pergerakan di dalam dan akses keluar masuk pulau dapat menggunakan transportasi darat, laut, dan udara. Pada sektor transportasi darat didukung trayek AKDP tersebar di Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buru, Maluku Tenggara serta Pulau Yamdena. Angkutan darat juga didukung dengan panjang jalan, menurut tingkat kewenangannya pada tahun 2022 panjang jalan negara sepanjang 1.771,67 km, jalan provinsi sepanjang 1.080,30 km, dan panjang jalan yang dikelola kabupaten/kota sepanjang 7.414,17 km. Angkutan penyeberangan di Provinsi Maluku memiliki 30 unit pelabuhan penyeberangan yang dilayani oleh 24 kapal penyeberangan, melayani 64 rute 56 penyeberangan. Aksesibilitas pulau dengan transportasi laut didukung oleh 15 pelabuhan utama dan 29 pelabuhan lainnya di 11 kabupaten/kota. Transportasi udara memiliki keuntungan kecepatan waktu tempuh untuk mencapai pulau – pulau di Kepulauan Maluku. Penyelenggaraan angkutan udara oleh bandar udara di Kepulauan Maluku memiliki 13 bandar udara untuk 12 program gugus pulau. Infrastruktur tersebut terhitung minim untuk melayani kegiatan penerbangan dikarenakan panjang landasan pacu yang dimiliki didominasi 850 – 950 meter, cukup menyulitkan maskapai komersil untuk dapat beroperasi. Saat ini hanya terdapat 5 bandar udara yang dapat beroperasi untuk kegiatan penerbangan berjadwal ialah Bandara Pattimura – Ambon, Bandara Karelsadsuitubun – Langgur, Bandara Mathilda – Saumlaki, Bandar Udara Namniwel – Kepulauan Buru, dan Bandara Dobo – Kepulauan Aru. Selebihnya bandar udara melayani penerbangan perintis dan berada di bawah Koordinator Wilayah Langgur dengan 10 rute. Berikut perbandingan waktu tempuh akses pulau berdasarkan modanya, sebagai gambaran ketersediaan angkutan yang ada bagi pelancong wisatawan: Tabel IV.1 Perbandingan waktu tempuh ke beberapa pulau berdasarkan moda (Dinas Pariwisata, 2023) Rute Udara Laut Ambon – Pulau Buru 0:20 jam (Propeller) 1 malam Ambon – Buru Selatan 0:30 jam (Propeller) 1 malam Ambon – Seram Timur 0:30 jam (Propeller) 23:00 jam Ambon – Kep. Banda 0:45 jam (Propeller) 8 – 15 jam Ambon – Kep. Kei 1:10 jam (Jet) 1 hari Ambon – Kep. Aru 2:00 jam (Propeller) 2 hari Kep. Aru – Kep. Kei 0:35 jam (Propeller) 12:00 jam Ambon – Kep. Tanimbar 2:00 jam (Propeller) 2 hari Ambon – Tiakur 2:00 jam (Propeller) 1 hari.