Hasil Ringkasan
5 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Habitat dan Peranannya bagi Burung Pemangsa Habitat merupakan suatu tempat dimana organisme tinggal atau biasa ditemukan (Odum, 1990). Menurut Clapham (1973), habitat didefinisikan sebagai lokasi spesifik dimana spesies dapat benar-benar ditemukan, termasuk faktor lingkungannya. Bagian habitat yang paling banyak digunakan oleh suatu organisme disebut habitat mikro.Kendeigh (1980) mendefinisikan habitat mikro sebagai susunan dari kondisi yang paling dekat dan paling erat hubungannya dengan organisme. Menurut Krebs (1985), penggunaan habitat oleh suatu individu burung ditentukan oleh sifat-sifat dan perilaku individu burung dalam memilih habitatnya. Faktor- faktor yang berperan dalam pemilihan habitat tersebut dapat dibedakan atas faktor internal dan eksternal dari individu burung. Faktor internal meliputi sifat-sifat yang diturunkan secara genetik dan perilaku burung yang dipelajari dari kebutuhan akan habitatnya seperti cara berburu dan lain-lain. Faktor eksternal berupa potensi kenyamanan tempat yang berkaitan dengan ada tidaknya predator atau kompetitor juga tempat yang dapat mendukung keberhasilan berbiak individu burung tersebut. Vegetasi yang terdapat di dalam suatu habitat merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat penting bagi kehidupan burung. Beberapa bagian dari vegetasi tersebut digunakan sebagai tempat aktivitas burung seperti istirahat, bergerak, bersarang dan berlindung (Welty dan Baptista, 1988). Setiap jenis burung mempunyai perbedaan dalam pemanfaatan tipe-tipe vegetasi. Pemanfaatan tipe vegetasi tertentu pada suatu komunitas burung dapat memudahkan dalam mengenali spesialisasi burung-burung tertentu (MacArthur dan Wilson, 1969). Bagi kebanyakan burung pemangsa, keberadaan pohon- pohon tinggi yang terdapat di hutan alami dapat menentukan keberhasilan perkembangbiakkan karena biasa digunakan sebagai tempat bersarang dan bertengger (Newton, 1979). 6 Burung pemangsa biasa mengkonsentrasikan kegiatan mencari makanannya pada habitat yang spesifik (Thiollay, 1996). Sebagai contoh Elang Jawa sangat tergantung pada keberadaan komunitas hutan primer untuk bersarang, walaupun juga menggunakan hutan sekunder untuk berburu dan bersarang (Sozer dkk., 1999). Menurut Murate dkk. (2001 dalamAgustina, 2002), beberapa tipe habitat selain digunakan langsung dalam berbagai keperluan hidup burung pemangsa (termasuk jenis Elang), juga merupakan habitat berbagai jenis hewan yang menjadi mangsanya. Keberadaan hewan mangsa di suatu habitat menjadikan tempat ini digunakan sebagai area berburu (hunting area) bagi burung pemangsa sehingga burung jenis ini sering terlihat keberadaannya di area tersebut (Welty dan Baptista, 1988). Kategori Tipe-tipe habitat yang berada di kawasan Panaruban (Anonim, 2004) sebagai berikut: a. Hutan Alam Tipe habitat hutan alam seluas r 200 Ha ini termasuk tipe hutan pegunungan bawah dan sisanya di tempat yang lebih tinggi termasuk dalam hutan pegunungan atas. Tipe habitat ini terdiri dari berbagai jenis pohon yang menjadi ciri khas hutan pegunungan Jawa Barat yaitu Puspa (Schima wallicii), Rasamala (Altingia excelsa), Kitambaga (Syzygium antisepticum), dan lain-lain.