Hasil Ringkasan
5 BAB II TINJAUAN UMUM II.1 Lokasi Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berasal dari seam A1 Banko Barat PT Bukit Asam. Secara geografis Banko Barat terletak pada koordinat 9.577.000 – 9.585.000 mN dan 367.000 – 372.000 mE. Banko Barat termasuk dalam Kawasan pertambangan milik PT. Bukit Asam Tbk Unit Penambangan Tanjung Enim (UPTE) menggunakan metode tambang terbuka (Gambar II.1). Daerah operasional Penambangan Banko Barat memiliki Izin Usaha Pertambangan seluas 4.500 Ha. Untuk menuju lokasi penambangan Banko Barat dapat menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan tanah yang telah dikeraskan. Kondisi topografi wilayah Banko Barat umumnya bergelombang dengan ketinggian 60 m sampai 110 m diatas permukaan air laut, terdiri atas sungai, hutan, lembah dan beberapa areal pertanian, perkebunan karet dan daerah pemukiman penduduk. Gambar II.1 Foto udara lokasi tambang batubara PT Bukit Asam Unit Penambangan Tanjung Enim (UPTE) (Dept. Eksplorasi Rinci PT Bukit Asam, 2016) 6 II.2 Geologi Regional Secara geologi Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan busur belakang yang memiliki luas area mencapai 117.000 km 2 . Pembentukan cekungan ini dipengaruhi oleh interaksi lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia pada zaman Kapur Akhir hingga Tersier Awal. Cekungan ini terisi oleh sedimen dengan ketebalan mencapai 4000 – 7000 m (De Coster, 1974 dalam Amijaya dan Littke, 2004). Cekungan Sumatera selatan terdiri atas empat sub-cekungan, yaitu Sub- cekungan Jambi, Sub-cekungan Palembang Utara, Sub-cekungan Palembang Tengah dan Sub-cekungan Palembang Selatan (Bishop, 2001; Nafian dkk., 2021) yang dibatasi dan dikelilingi oleh blok patahan yang membentuk tinggian (Barber, dkk., 2005; Nafian dkk., 2021) ditunjukkan pada Gambar II.2. Gambar II.2 Ilustrasi tektonik setting regional sumatera (Amijaya dan Littke, 2004) 7 Tinggian Tiga puluh di bagian barat laut ini menjadi pembatas antara Cekungan Sumatera Selatan dan Cekungan Sumatera Tengah. Pegunungan Bukit Barisan yang berumur Plio – Plistosen juga menjadi pembatas cekungan di sisi baratdaya. Bagian timur dari Cekungan Sumatera Selatan ini berbatasan dengan Paparan Sunda, sedangkan di bagian tenggara dibatasi oleh Tinggian Lampung yang sekaligus menjadi pembatas antara Cekungan Sumatera Selatan dan Cekungan Sunda. Cekungan Sumatera Selatan terbentuk pada kala Eosen Akhir – Oligosen Awal, pada waktu yang relatif bersamaan terbentuk juga Cekungan Sumatera Utara dan Cekungan Sumatera Tengah. Cekungan Sumatera Selatan memiliki sejarah struktur dan sedimentasi yang mirip dengan Cekungan Sumatera Tengah (Barber, dkk., 2005; Nafian dkk., 2021). Pembentukan Cekungan Sumatera Selatan dipengaruhi oleh dua fase tektonik utama yaitu fase tektonik ekstensional dan fase tektonik kompresional (Daly, dkk., 1991 dalam Nafian dkk., 2021). Proses kolisi ini menyebabkan terjadinya rotasi searah jarum jam dan mengakibatkan perubahan kedudukan Pulau Sumatera yang semula cenderung memiliki orientasi barat-timur menjadi barat laut-tenggara (Daly, dkk., 1991dalam Nafian dkk., 2021), sehingga sistem horst dan graben yang semula memiliki kecenderungan arah utara-selatan berubah menjadi utara-timurlaut – selatan-baratdaya (Ginger dan Fielding, 2005 dalam Nafian dkk., 2021). Struktur geologi yang berkembang di Cekungan Sumatera Selatan terdiri dari struktur lipatan dan sesar (Barber, dkk., 2005; Nafian dkk., 2021).