Hasil Ringkasan
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Suatu ruas jalan didesain dengan umur rencana tertentu dengan harapan selama umur rencana, jalan masih mampu dilalui dengan nyaman oleh pengendara. Namun pada kenyataannya pembangunan suatu ruas jalan terkadang tidak disertai dengan pemeliharaan yang baik sehingga dapat menyebabkan penurunan performa lebih cepat dari pada umur yang telah direncanakan. Jalan yang dibebani oleh lalu lintas kendaraan yang tinggi dan secara terus menerus merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jalan, baik secara fungsional maupun strukturalnya. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan tersebut, maka pemograman pemeliharaan jalan penting dilakukan agar jalan mengalami penurunan kondisi sesuai dengan umur yang telah direncanakan. Jalan Bypass Kota Pariaman merupakan ruas jalan nasional yang menjadi jalur bagi kendaraan-kendaraan berat yang akan menuju ke arah Kota Padang dan Kabupaten Agam. Dalam beberapa tahun terakhir ruas Jalan Bypass Kota Pariaman mengalami kerusakan yang cukup parah dengan jenis kerusakan yang terjadi yaitu retak kulit buaya, retak memanjang, retak melintang, tambalan dan lubang (Tanjung et al., 2020). Prediksi umur sisa perkerasan jalan sekiranya penting dilakukan agar dapat mengetahui kondisi jalan apakah masih mampu melayani beban lalu lintas rencana atau tidak. Bisa saja kerusakan jalan yang terjadi secara terus menerus disebabkan karena telah tercapainya repetisi beban rencana. Saat ini cukup banyak metode dan parameter yang dapat digunakan untuk menganalisis kondisi jalan diantaraanya dengan menggunakan nilai IRI (International Roghness Index), PCI (Pavement Condition Index), nilai RSL (Remaining Service Life) serta nilai lendutan jalan yang dapat di analisis menggunakan metode deflection bowl untuk mengetahui kondisi dari tiap lapisan perkerasan jalan. Umur sisa dari perkerasan jalan dapat dianalisis menggunakan metode AASHTO 1993 dan metode Paterson. Metode ini menggunakan penilaian kondisi jalan secara struktural maupun fungsional sehingga dalam pengambilan keputusan 2 untuk penanganan kerusakan jalan bisa lebih detail dan sesuai dengan kondisi perkerasan jalan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa metode Paterson dapat memprediksi nilai IRI untuk tahun selanjutnya dengan tingkat keakuratan yang cukup tinggi. Sedangkan metode AASHTO 1993 dalam analisisnya dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga data yang digunakan sebaiknya memiliki tingkat akurasi yang baik (Abisetyo et al., 2018). Tranggono & Santosa (2016) didalam penelitiannya menyimpulkan bahwa umur sisa perkerasan jalan (RSL) dapat diprediksi berdasarkan nilai IRI tahun mendatang. I.2 Rumusan Masalah Penelitian Masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana hasil prediksi umur sisa menggunakan metode AASHTO 1993 dan metode Paterson. 2. Bagaimana kondisi struktural dari tiap lapisan perkerasan jalan yang ditinjau. 3. Apa rekomendasi bentuk penanganan yang diberikan.