64 Bab V Hasil dan Pembahasan V.1 Identifikasi Perilaku Tidak Aman Identifikasi perilaku tidak aman dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku tidak aman yang mungkin dilakukan maupun sering atau pernah ditemukan ataupun perilaku tidak aman yang tidak mungkin dilakukan maupun jarang atau tidak pernah ditemukan pada pekerja di pabrik NS Bluescope Lysaght Indonesia. Berikut terlampir contoh perhitungan nilai peringkat identifikasi perilaku tidak aman pada Lampiran C dan hasil analisis identifikasi perilaku tidak aman yang terlampir pada Lampiran D. Berdasarkan penelitian identifikasi perilaku tidak aman didapatkan 10 perilaku berdasarkan hasil analisis kuesioner dan 2 perilaku berdasarkan rekomendasi responden. Jenis perilaku tidak aman tersebut dapat dilihat pada Tabel V.1. Tabel V.1 Jenis Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja NS Bluescope Lysaght Indonesia No. Jenis Perilaku Tidak Aman 1. Menjalankan peralatan atau mesin kerja dengan kecepatan yang tidak sesuai prosedur 2. Menggunakan peralatan kerja yang tidak sesuai dengan fungsi pekerjaan 3. Menggunakan peralatan kerja yang rusak 4. Tidak memberikan peringatan atau gagal untuk mengamankan anggota lain dari bahaya (memberi tanda/simbol peringatan ada bahaya) 5. Bersenda gurau (mengagetkan rekan kerja, iseng atau jahil terhadap rekan kerja) 6. Mengangkat atau memindahkan beban dengan posisi tubuh yang tidak tepat atau janggal (posisi tubuh membungkuk atau miring) 7. Melakukan sikap yang tidak tepat (mengambil jalan pintas dengan tidak melewati jalur yang disediakan) 8. Bekerja dengan kurang konsentrasi (mengobrol atau mengantuk) 9. Bekerja dengan kondisi fisik yang buruk (kelelahan atau tekanan) 10. Penempatan atau penumpukan benda dan peralatan yang tidak benar 11. Penggunaan peralatan kerja yang tidak benar (mendorong trolly danmengangkat atau menggunakan peralatan kerja dengan satu tangan) 12. Kerapihan berpakaian (kancing baju tidak terpasang, tali sepatu terikat, kerudung tidak rapih) Keterangan: Nomor 1-10= Jenis perilaku tidak aman berdasarkan hasil analisis kuesioner; Nomor 11 dan 12= Jenis perilaku tidak aman berdasarkan rekomendasi responden. 65 Hasil penelitian identifikasi jenis perilaku tidak aman ini kemudian akan digunakan untuk penelitian selanjutnya, yaitu dalam kuesioner penelitian secara keseluruhan sebagai instrumen penelitian. V.2 Pengembangan Kuesioner Pengembangan kuesioner dilakukan dengan uji validitas dan uji realiabilitas. Kuesioner pendahuluan iniberisi dari 48 butir pertanyaan yang terdiri dari 16 pertanyaan mengenai manajemen keselamatan, 22 pertanyaan mengenai motivasi keselamatan, dan 10 pertanyaan mengenai lingkungan fisik. Berikut merupakan pengujian pengembangan kuesioner. V.2.1. Hasil Pengujian Validitas Pengujian validitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan pada setiap parameter dalam faktor manajemen dan motivasi keselamatan serta lingkungan fisik yang adalah sebagai variabel penelitian sudah benar atau valid digunakan sebagai instrumen penelitian. Pada pengujian validitas, butir pertanyaan yang tidak benar atau valid akan diperbaiki maupun direduksi ataupun tidak digunakan karena dianggap tidak relevan. Berdasarkan hasil analisis uji validitas yang terlampir pada Lampiran E didapatkan 38 butir pertanyaan yang dinyatakan benar atau valid. Butir pertanyaan hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel V.2. Tabel V.2 Butir Pertanyaan Faktor Manajemen dan Motivasi Keselamatan serta Lingkungan Fisik Variabel Penelitian Parameter No. Butir Pertanyaan Manajemen Keselamatan Peraturan dan Prosedur K3 2, 3, 5 Komunikasi Keselamatan 6, 7, 9, 10 Pelatihan Keselamatan 11, 12, 13, 14, 15, 16 Motivasi Keselamatan Bekerja Selamat dan Sehat 18, 20, 21, 22, 23, 24 Kebutuhan Keselamatan dan Kesehatan 25, 26, 27, 28, 29, 30 Bebas dari Kecelakaan 31, 33, 35, 36, 37, 38 Lingkungan Fisik Temperatur 39, 40, 41 Pencahayaan 42, 44 Kebisingan 47, 48 66 Butir pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang telah dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya, yaitu dalam kuesioner penelitian secara keseluruhan sebagai instrumen penelitian. Setelah pengujian tersebut maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. V.2.2. Hasil Pengujian Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui kehandalan atau konsistensi setiap parameter variabel penelitian yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Pada pengujian reliabilitas, didapatkan angka yang menunjukkan bahwa parameter tersebut adalah reliabel dan dapat dikatakan mempunyai ketepatan atau ketelitian untuk menjadi suatu alat ukur sebagai fungsi pengukurannya. Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas yang terlampir pada Lampiran F menurut klasifikasi reliabilitas yang disajikan pada Tabel IV.5 diketahui bahwa kuesioner penelitian dinyatakan handal dan kosisten. Kereliabilitasan kuesioner penelitian dapat dilihat pada Tabel V.3. Tabel V.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Parameter Keterangan Manajemen Keselamatan Peraturan dan Prosedur K3 Reliabel Komunikasi Keselamatan Sangat reliabel Pelatihan Keselamatan Sangat reliabel Motivasi Keselamatan Bekerja Selamat dan Sehat Sangat reliabel Kebutuhan Keselamatan dan Kesehatan Sangat reliabel Bebas dari Kecelakaan Sangat reliabel Lingkungan Fisik Temperatur Sangat reliabel Pencahayaan Cukup reliabel Kebisingan Reliabel Keterangan: Klasifikasi reliabilitas pada Tabel IV.5 dapat dilihat pada halaman pada halaman 55. Parameter variabel penelitian dalam kuesioner telah memenuhi persyaratan reliabilitas untuk digunakan sebagai instrumen penelitian dalam alat ukur penelitian. Dengan demikian, kuesioner penelitian ini dapat digunakan untuk pengambilan data selanjutnya (Lampiran G). 67 V.3 Gambaran Profil Responden Karakteristik profil responden dianalisis secara deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan latar belakang responden penelitian yang adalah pekerja pabrik NS Bluescope Lysaght Indonesia. Berdasarkan hasil kuesioner yang terlampir pada Lampiran G bagian 1, profil responden yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, status kerja, dan lama kerja digambarkan sebagai berikut. Gambar V.1 Distribusi Jenis Kelamin Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat 94% dari 50 jumlah responden penelitian atau sejumlah 47 orang pekerja berjenis kelamin laki-laki dan 6% dari 50 responden penelitian atau sejumlah 3 orang pekerja berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hal ini, dapat diketahui bahwa pekerja pada umumnya adalah laki-laki. Hal tersebut disebabkan pekerjaan di pabrik berhubungan dengan kekuatan fisik, sehingga membutuhkan tenaga laki-laki. Gambar V.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat distribusi tingkat pendidikan yang dikelompokkan menjadi SMP, SMA/SMK, dan D3/S1 dengan jumlah berturut- 94% (47 orang) 6% (3 orang) Laki-laki Perempuan 16% (8 orang) 78% (39 orang) 6% (8 orang) SMP SMA/SMK D3/S1 68 turut adalah 16% (8 orang), 78% (39 orang), dan 6% (3 orang). Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pekerja pada umumnya berpendidikan SMA/SMK. Hal ini disebabkan kesempatan kerja di pabrik secara umum adalah untuk pelamar tingkat pendidikan SMA/SMK. Gambar V.3 Distribusi Status Kerja Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat distribusi status kerja yang dikelompokkan menjadi pekerja tetap, kontrak, dan status kerja lain yaitu vendor atau yayasan dengan jumlah berturut-turut adalah 48% (24 orang), 28% (14 orang), dan 24% (12 orang). Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sekitar setengah populasi pekerja adalah pekerja tidak tetap, yaitu pekerja berstatus kontrak dan pekerja dari yayasan lain dengan masa atau jangka waktu tertentu.Pekerja dari yayasan adalah pekerja yang dipekerjakan oleh perusahaan melalui ikatan kerja dengan yayasan tertentu dalam jangka waktu tertentu, dalam hal ini disebut dengan pekerja vendor. Berbeda dengan status kerja kontrak, pekerja dipekerjakan secara langsung oleh perusahaan dengan pekerja dalam jangka waktu tertentu. Gambar V.4 Distribusi Lama Kerja 48% (24 orang) 28% (14 orang) 24% (12 orang) Tetap Kontrak Lainnya 6% (3 orang) 2% (1 orang) 10% (5 orang) 82% (41 orang) 2 tahun 69 Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat distribusi lama kerja yang dikelompokkan menjadi 2 tahun dengan jumlah berturut-turut adalah 6% (3 orang), 2% (1 orang); 10% (5 orang); dan 82% (41 orang).