45 Bab IV Metodologi Penelitian IV.1 Kegiatan Penelitian Penelitian terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan penelitian dalam pelaksanaannya. Berikut merupakan diagram alir penelitian. Gambar IV.1 Diagram Alir Penelitian IV.2 Variabel Penelitian Pada penelitian ini, variabel penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen dan independen. Variabel independen atau variabel bebas (x) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya 46 variabel dependen. Variabel dependen atau variabel terikat (y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel independen. Pada penelitian ini, variabel dependen adalah perilaku tidak aman serta variabel independen adalah manajemen dan motivasi keselamatan serta lingkungan fisik. Berikut merupakan kerangka konsep penelitian (Oktavia, 2015). Variabel Independen (x) Variabel Dependen (y) A. Manajemen Keselamatan 1. Peraturan dan prosedur keselamatan 2. Komunikasi keselamatan 3. Pelatihan keselamatan ► B. Motivasi Keselamatan 1. Motivasi bekerja selamat 2. Motivasi kebutuhan keselamatan 3. Motivasi bebas dari kecelakaan Perilaku Tidak Aman C. Lingkungan Fisik 1. Temperatur 2. Pencahayaan 3. Kebisingan Gambar IV.2 Kerangka Konsep Penelitian IV.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disebut juga dengan angket merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data atau informasi dalam daftar pernyataan maupun pernyataan yang tersusun secara sistematis dan standar dengan menyerahkan kepada responden penelitian untuk memberikan penilaian. Sistematis dimaksudkan dengan pernyataan disusun sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, standar adalah pernyataan dalam kuesioner mempunyai pengertian atau definisi yang sama (Supranto, 2000). Daftar pernyataan yang disusun dalam kuesioner ini mengandung semua variabel penelitian dependen dan independen. Pengukuran variabel dalam kuesioner penelitian menggunakan skala Likert, yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu dalam bentuk skala penilaian. Skala Likert memiliki beberapa macam klasifikasi, yang pada penelitian ini menggunakan skala genap yang terdiri dari empat alternatif pilihan jawaban. Klasifikasi skala Likert untuk pernyataan positif dapat dilihat pada Tabel IV.1 dan Tabel IV.2 untuk pernyataan negatif. 47 Tabel IV.1 Klasifikasi Skala Kuantitatif Positif Skala Alternatif Jawaban 1 Sangat tidak penting (STP) Sangat tidak setuju (STS) 2 Tidak penting (TP) Tidak setuju (TS) 3 Penting (P) Setuju (S) 4 Sangat penting (SP) Sangat setuju (SS) Tabel IV.2 Klasifikasi Skala Kuantitatif Negatif Skala Alternatif Jawaban 4 Tidak pernah (TP) Sangat tidak setuju (STS) 3 Pernah (P) Tidak setuju (TS) 2 Sering (S) Setuju (S) 1 Sangat sering (SS) Sangat setuju (SS) (Oktavia, 2015). Penggunaan empat alternatif jawaban bertujuan untuk mencegah adanya jawaban netral yang menggambarkan bahwa responden tidak dapat memutuskan persetujuan, kepedulian serta merasa tidak kompeten atau cukup informasi untuk mengambil sikap. Alternatif jawaban ganjil biasanya dihindari karena tidak menunjukkan pendirian dan tidak memahami atau sulit menginterpretasikan butir pernyataan. Alternatif ini memfasilitasi responden yang belum memiliki sikap yang jelas, sehingga jika responden cenderung memilih jawaban tengah maka penilaian dapat menjadi bias dan mengakibatkan kesalahan penilaian. Dengan alternatif jawaban genap responden dipaksa untuk memilih sikap yang jelas, namun hal tersebut dapat menimbulkan ketidaktepatan karena nilai yang dihasilkan tidak menggambarkan diri responden (Widhiarso, 2010). Pada penelitian ini, pernyataan dalam kuesioner disusun berdasarkan literatur sebagai berikut: 1. Perilaku tidak aman dilakukan dengan menggunakan jenis perilaku tidak aman menurut Aksorn dan Hadikusumo (2007) 2. Pengukuran manajemen keselamatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner oleh Vinodkumar dan Bhasi (2010) yang terdiri dari parameter yaitu peraturan dan prosedur K3, komunikasi, serta pelatihan keselamatan 3. Pengukuran motivasi keselamatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Nallas (2013) yang terdiri dari parameter yaitu 48 bekerja selamat dan sehat, motivasi kebutuhan keselamatan dan kesehatan, serta motivasi bebas dari kecelakaan 4. Pengukuran lingkungan fisik dilakukan dengan menggunakan kuesioner oleh Rosness dkk. (2012) dengan modifikasi Satoto dkk. (2016) yang terdiri dari parameter yaitu temperatur, pencahayaan, dan kebisingan. IV.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahapan penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan, yang meliputi data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan didapatkan secara langsung dari penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan didapatkan secara tidak langsung atau dari dokumentasi perusahaan (Hasan, 2003). Uraian pengumpulan data primer dan sekunder secara umum dapatdilihat pada Tabel IV.3. Tabel IV.3 Pengumpulan Data Jenis Data Data Pengumpulan Data Data Primer Perilaku tidak aman Kuesioner, pengamatan, wawancara Manajemen keselamatan Kuesioner, pengamatan Motivasi keselamatan Kuesioner, pengamatan Lingkungan fisik Kuesioner, pengukuran Data Sekunder Profil perusahaan Dokumentasi perusahaan, pengamatan Peraturan dan prosedur K3 Komunikasi keselamatan Pelatihan keselamatan Data K3 Pada penelitian ini, data K3 perusahaan yang dibutuhkan adalah data jumlah near miss dan kecelakaan kerja serta data pendukung lainnya seperti pengamatan terhadap pekerja saat berlangsungnya program K3 perusahaan. IV.4.1 Identifikasi Perilaku Tidak Aman Identifikasi perilaku tidak aman dilakukan dengantujuan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku tidak aman pada pekerja NS Bluescope Lysaght Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode kuesioner dengan menggunakan skala peringkat. Kuesioner berisi 20 jenis perilaku tidak aman. Kuesioner disebarkan kepada 8 responden penelitian yang terdiri dari 4 manajer dan 4 49 supervisor yang bertugas dalam kegiatan produksi di pabrik NS Bluescope Lysaght Indonesia. Kuesioner tersebut dijawab oleh responden penelitian dengan mengurutkan perilaku tidak aman yang mungkin dilakukan maupun sering atau pernah ditemukan pada pekerja yaitu dengan skala tertinggi hingga perilaku tidak aman yang tidak mungkin dilakukan maupun jarang atau tidak pernah ditemukan pada pekerja yaitu dengan skala terendah. Kuesioner dengan skala peringkat disebut juga dengan skala ordinal, angka pada skala tersebut menunjukkan pembedaan dan urutan atau tingkatan objek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Dalam skala peringkat, akan jelas diketahui semakim besar angka semakin besar kuantitas karakteristiknya.