1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Cikalong Wetan terletak di Kabupaten Bandung Barat, yaitu sekitar 40 km di sebelah barat laut Kota Bandung. Daerah ini merupakan daerah proyek pengembangan perkotaan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan nama Kota Raya Walini. Menurut Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Kota Raya Walini berpotensi menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat dalam beberapa tahun ke depan dengan pertimbangan pusat pemerintahan saat ini yang berada di Bandung sudah terlalu padat (Zam, 2016). Salah satu institusi perguruan tinggi negeri di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), juga direncanakan akan dibangun pada lokasi ini (Rama, 2016). Selain itu, Kota Raya Walini menjadi salah satu lokasi persinggahan (Transit Oriented Development atau TOD) rencana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sehingga pengembangan kawasan ini sangat diperlukan (Suhendra, 2016). Bahkan taman hiburan kelas dunia, Disneyland, juga direncanakan untuk dibangun pada kota baru ini (Fikri, 2015). Dengan melihat potensi yang dimiliki oleh Kota Raya Walini, tentu saja berbagai macam masalah perkotaan akan muncul pada kota ini dalam pengembangannya, salah satunya mengenai besarnya volume sampah yang dihasilkan. Masalah persampahan telah menjadi sesuatu yang lazim ditemukan pada kota-kota besar di Indonesia. Permasalahan yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh kuantitas sampah yang dihasilkan, namun juga masalah lokasi tempat pembuangan akhir sampah tersebut. Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ditentukan pada awal perencanaan pembangunan suatu kota akan menghasilkan tata kota yang lebih baik. Oleh karena itu, analisis mengenai penentuan lokasi TPA sampah pada pengembangan Kota Raya Walini dinilai sangat cocok untuk dilakukan. Untuk menentukan lokasi TPA sampah yang cocok, diperlukan berbagai macam analisis, salah satunya analisis geologi lingkungan. Analisis geologi lingkungan bertujuan untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya pencemaran airtanah maupun air permukaan. Selain itu, analisis geologi lingkungan juga dapat menentukan daerah-daerah rawan bencana seperti longsor dan banjir sehingga lokasi TPA sampah relatif lebih aman. 2 I.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan sarjana Strata Satu (S- 1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis geologi regional dan hidrogeologi daerah penelitian 2. Menentukan lokasi TPA sampah jenis sanitary landfill pada daerah penelitian dengan menganalisis kriteria-kriteria yang berkaitan dengan penentuan lokasi tersebut. I.3 RUMUSAN MASALAH Penelitian ini akan membahas beberapa masalah, yaitu: 1. Bagaimana kondisi geologi regional dan hidrogeologi daerah Cikalong Wetan dan sekitarnya. 2. Apa saja kriteria-kriteria yang berkaitan dengan penentuan lokasi TPA sampah dengan sistem sanitary landfill dan bagaimana hubungannya. 3. Di mana lokasi TPA sampah jenis sanitary landfill yang tepat pada daerah penelitian. I.4 LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian secara geografis terletak pada 6˚42’00” - 6˚50’00” LS dan 107˚23’00” - 107˚27’30” BT atau 0763500 mT, 9243800 mU - 0772500 mT, 9259324 mU (UTM WGS84 Zona 48 S) dengan luas ±137 km 2 (Gambar 1.1). Secara administratif, lokasi penelitian berada pada sebelah barat laut Kota Bandung (Jawa Barat), tepatnya pada Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan Peta Administrasi Kabupaten Bandung, sebagian besar lokasi penelitian merupakan Kecamatan Cikalong Wetan dengan sekitarnya mencakup Kecamatan Cipeundeuy, Cipatat, dan Padalarang. 3 Gambar 1.1 Peta daerah Bandung dan sekitarnya (maps.google.com) I.5 BATASAN MASALAH Secara umum, penelitian ini akan mengkaji aspek-aspek geologi dan nongeologi yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi TPA sampah dengan sistem sanitary landfill. Aspek-aspek geologi yang dimaksud berkaitan dengan konduktivitas hidraulik, kemiringan lereng, kerentanan gerakan tanah, kedalaman muka airtanah, jarak TPA sampah terhadap sungai dan danau, mata air, serta sesar aktif. Aspek nongeologi yang dikaji pada penelitian ini hanya berkaitan dengan jarak TPA sampah terhadap permukiman penduduk dan Kecamatan Cikalong Wetan yang dianggap sebagai pusat kota sehingga menjadi sumber utama penghasil sampah.