Hasil Ringkasan
KAJIAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI PABELAN PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 DI KABUPATEN MAGELANG TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: ZEOLITA APRILIAN NIM: 25821031 (Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2023 i ABSTRAK KAJIAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI PABELAN PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 DI KABUPATEN MAGELANG Oleh Zeolita Aprilian NIM: 25821031 (Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air) Gunung merapi merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia, dengan periode letusan Gunung Merapi yaitu 4 (empat) tahun sekali, letusan pada tahun 2010 letusan besar dengan kala ulang 100 tahun sekali. Letusan tahun 2010 mengeluarkan sedimen material pasir dan batu sebanyak 140 juta m 3 , material tersebut bersama turunnya hujan terdistribusi pada 15 (lima belas) sungai yang berhulu di Gunung Merapi, salah satunya adalah Sungai Pabelan. Berdasarkan peta potensi lahar dari BNPB tahun 2010, Sungai Pabelan berpotensi menerima 24 juta m 3 lahar letusan Gunung Merapi. Untuk meminimalisir kerugian dan sebagai upaya mitigasi bencana erupsi, BBWS Serayu Opak tahun 2022 melakukan pembangunan Sabo Dam PA-C Menayu di Sungai Pabelan. Pada studi ini dilakukan penelitian untuk mengkaji efektifitas pengendalian sedimen di Sungai Pabelan sebelum dan setelah adanya Sabo Dam baru terbangun. Perhitungan hidrologi dilakukan dengan HEC-HMS dan analisis topografi menggunakan ArcGIS 10.6.1, analisis hidraulika 2D dengan bantuan HEC-RAS 6.3.1 dengan fitur Non-Newtonian dan Kanako 1.44 untuk analisis erosi dan sedimentasi. Banjir debris dibangkitkan dari data curah hujan harian, dan kejadian banjir debris 3 Februari 2011 digunakan untuk menentukan parameter kalibrasi hasil analisis erosi dan sedimentasi dengan data geometri sungai tahun 2020. Hasil penelitian diperoleh Aliran debris 3 Februari 2011 disebabkan oleh curah hujan 96 mm yang berada di bawah periode ulang 2 tahun 117.814 mm. Berdasarkan hasil analisis erosi dan sedimentasi, pada penampang memanjang sungai menunjukan terjadinya perubahan dasar saluran dari hulu hingga hilir Sungai Pabelan yaitu sedimentasi yang cukup massive pasca erupsi Gunung Merapi sebesar 1 – 17 m. Hasil analisis sedimentasi dan erosi 1D, penambahan pembangunan Sabo Dam menjadi 24 Sabo Dam efektif mampu menahan sedimen di Sungai Pabelan, dan memperkecil jumlah sedimentasi yang melimpas ke hilir yaitu sebesar 0.7 %. Prosentase pengurangan sedimentasi tersebut tidak cukup signifikan diakibatkan kondisi Sabo Dam bagian hulu yang sudah terisi penuh, oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin untuk maemaksimalkan fungsi bangunan Sabo Dam. Penambahan pembangunan Sabo Dam dari 22 Sabo Dam ii menjadi 24 Sabo Dam efektif mengurangi potensi aliran banjir debris sebagai langkah mitigasi bencana yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Merapi hal ini dilihat dari hasil permodelan 2D skenario 1 dan skenario 2 pada titik pengamatan 1 dan 2 (area permukiman), kondisi saluran masih mampu menampung aliran debris dan tidak ada limpas. Kata kunci: aliran debris, Sabo Dam, sedimentasi, Sungai Pabelan iii ABSTRACT STUDY OF EFFECTIVNESS OF SEDIMENT CONTROL OF THE PABELAN RIVER POST OF 2010 MERAPI MOUNTAIN ERUPTION IN MAGELANG DISTRICT by Zeolita Aprilian NIM: 25821031 (Master Program in Water Recources Engineering Management) Mount Merapi is one of the most active volcanoes in Indonesia, with an eruption period of 4 (four) years, and the eruption in 2010 was a major eruption that occurs once every 100 years. The eruption in 2010 released sediment in the form of sand and rocks, totaling approximately 140 million m3. The material, together with rainfall, was distributed to 15 (fifteen) rivers originating from Mount Merapi, one of which is the Pabelan River. According to the 2010 BNPB lahar potential map, the Pabelan River has the potential to receive 24 million m 3 of lahar resulting from the eruption of Mount Merapi. To minimize losses and as an effort to mitigate the disaster caused by debris floods, BBWS Serayu Opak built the Menayu PA-C Sabo Dam on the Pabelan River in 2022. This study was conducted to assess the effectiveness of sediment control in the Pabelan River before and after the construction of the new Sabo Dam. Hydrological calculations were performed using HEC-HMS with topographic analysis using ArcGIS 10.6.1, 2D hydraulic analysis using HEC-RAS 6.3.1 with Non-Newtonian and Kanako 1.44 features to perform erosion and sedimentation analyses. Debris floods were generated from daily rainfall data, and the debris flood event on February 3, 2011, was used to determine the calibration parameters for erosion and sedimentation analysis using 2020 river geometry data.