1 Bab I Pendahuluan Pada bab pendahuluan ini akan dipaparkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dasar-dasar penelitian. Hal tersebut dipaparkan dalam 5 sub-bab, mencakup latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Alasan penelitian ini dilakukan akan dipaparkan pada subbab latar belakang, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini akan dipaparkan pada subbab tujuan penelitian, batasan masalah yang ditentukan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada sub-bab ruang lingkup penelitian, kerangka atau sistem berfikir untuk mencapai tujuan penelitian akan dipaparkan di sub-bab metodologi penelitian, dan susunan laporan penelitian akan dipaparkan di sistematika penulisan I.1 Latar Belakang Penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia bahkan di dunia adalah penyakit kardiovaskuler, sebelum pandemi Covid-19 (Kemenkes, 2022). Angka kematian di dunia tahun 2019 akibat penyakit ini telah mencapai angka 17,9 juta kematian (WHO, 2021). Indonesia menempati posisi ketiga di ASEAN dengan jumlah angka kematian terbanyak akibat penyakit ini. Penyakit kardiovaskuler terjadi akibat terkendalanya jantung dan pembuluh darah. Jenis penyakit kardiovaskuler beraneka ragam, kardiomiopati adalah salah satunya. Kardiomiopati adalah gangguan pada otot jantung. Kardiomiopati bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan klep jantung. Oleh sebab itu penyakit pada klep jantung perlu mendapat perhatian lebih karena angka kematian penyakit ini tinggi (Pane, 2019). Klep jantung atau katup jantung merupakan salah satu organ pada jantung yang berfungsi seperti pintu satu arah. Klep jantung berperan dalam menjaga aliran darah yang berasal dari jantung agar dapat mengalir dengan benar. Masalah klep jantung bisa terjadi karena kelainan bawaan saat lahir, atau dapat berkembang di kemudian hari sebagai akibat dari infeksi, degenerasi (keausan), dan masalah kondisi jantung yang lain. Apabila salah satu atau beberapa klep jantung mengalami gangguan maka hal itu akan berpengaruh pada proses jantung dalam mengalirkan darah, termasuk pasokan oksigen, ke seluruh tubuh. (Elizabeth, 2022). 2 Tindakan operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti klep jantung akibat gangguan. Tingkat keparahan penyakit, kondisi kesehatan, dan usia secara umum menjadi bahan pertimbangan dokter untuk merekomendasi tindakan operasi. Operasi perbaikan katup jantung lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan operasi penggantian katup jantung. Terlebih, tidak semua katup jantung dapat diperbaiki, seperti katup aorta yang memerlukan penggantian (Nareza, 2021). Biomaterial hadir sebagai komponen pengganti/implan bagian tubuh yang rusak atau hilang, yang ditanamkan di tubuh manusia (Fitri, 2022). Implan katup jantung umumnya mengalami kontak langsung dengan sistem biologis pada makhluk hidup. Oleh sebab itu, implan ini harus memiliki sifat biokompatibilitas, seperti keadaan permukaan yang unggul (Rodriguez, et al., 2019). Sebagai biomaterial, implan klep jantung juga harus memiliki sifat mampukerja, sifat mekanik, fasa, dan ketahanan korosi yang unggul (Fitri, 2022). Klep jantung dapat diganti dengan bioprostetik (klep pulmonal dan klep tricuspid) atau klep mekanis logam (klep aorta dan klep mitral). Klep bioprostetik memiliki umur terbatas sekitar 10 tahun, dimana klep bioprostetik "porcine" berasal dari babi. Katup mekanis mempunyai umur pakai yang unggul (lebih 20 tahun) namun membutuhkan antikoagulan seumur hidup dengan warfarin (senyawa yang larut dalam air sebagai sifat antikoagulan). Kisaran target INR (International Normalized Ratio) dengan katup mekanis 2,5-3,5 (Watchman, 2021). Logam merupakan salah satu jenis material yang sering digunakan dalam dunia medis sebagai biomaterial karena kehandalannya (Narayan, 2009). Logam bio- material umumnya dikelompokkan menjadi tiga kelas utama: Stainless Steel (SS), paduan berbasis Kobalt (Co), dan paduan berbasis Titanium (Ti). Berbeda dengan SS dan paduan berbasis Co yang banyak digunakan untuk implan pada jantung manusia, paduan berbasis Ti banyak diaplikasikan sebagai bahan implan tulang. Hal ini karena nilai modulus elastisitas paduan Ti rendah antara jaringan tulang dan implan, sehingga sifat biomekaniknya cocok untuk implan tulang (Niinomi, 2008). 3 Paduan berbasis Co banyak digunakan untuk aplikasi implan organ jantung (Zhu & Chen, 2019). SS 316L, dengan bahan utama unsur besi, hadir sebagai jenis implan organ jantung generasi pertama karena sifat mekanik dan ketahanan korosinya yang unggul. Tingginya modulus elastisitas, yield strength, dan UTS (ultimate tensile strength) menyebabkan SS 316L dapat dideformasi plastis sepanjang mungkin untuk dibentuk setipis mungkin, artinya material jenis ini memiliki mampukerja dan mampumesin yang unggul (Stephen, et al., 2017). Paduan berbasis Co ini memiliki sifat yang mirip dengan SS316L dan dinilai lebih efektif karena memiliki nilai kekerasan dan ketahanan gesekan yang lebih unggul (Narushima, et al., 2015).