Hasil Ringkasan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi pertumbuhan industri kendaraan listrik untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan polusi udara yang disebabkan oleh emisi karbon dari kendaraan bermotor berbahan bakar fosil. Pengembangan kendaraan bermotor listrik di Indonesia telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle). Salah satu hal utama yang menjadi perhatian dalam pengembangan industri kendaraan listrik yaitu pengembangan baterai sebagai sistem penyimpanan energi dari kendaraan listrik tersebut. Berbagai jenis baterai telah banyak dikembangkan untuk digunakan sebagai sumber energi kendaraan listrik. Jenis baterai yang paling banyak digunakan yaitu baterai lithium ion (LIB). LIB adalah jenis baterai sekunder (baterai yang dapat dilakukan pengisian ulang) yang memanfaatkan ion lithium sebagai pembawa muatan listrik. Baterai jenis ini dipilih karena memiliki kapasitas dan densitas energi yang tinggi, umur pakai yang panjang, dan relatif lebih ramah lingkungan (Manthiram, 2017). Pada umumnya LIB memiliki kapasitas energi dan siklus hidup yang berbeda-beda tergantung pada performa katoda yang digunakan. Bahan yang digunakan pada katoda memiliki peran penting terhadap performa elektrokimia sel baterai karena mempengaruhi proses interkalasi dan deinterkalasi ion lithium diantara atom-atom katoda ini (Wang dkk., 2019). Oleh karena itu, performa katoda menjadi aspek kunci dalam pengembangan LIB sebagai sumber energi kendaraan berlistrik. Salah satu permasalahan utama pada LIB adalah kapasitasnya yang rendah. Diperlukan material penyusun katoda dengan jenis dan komposisi tertentu yang dapat meningkatkan kapasitas pada katoda tersebut. Salah satu material katoda yang memberikan kapasitas sel yang baik adalah Ni 0,8Mn0,1Co0,1O2 (NMC 811) 2 yang memiliki kandungan nikel (Ni) paling dominan. Sel baterai NMC 811 dilaporkan memiliki kapasitas 200 mAh/g (Wood dkk., 2020). Perkembangan terkini mengarah pada peningkatan proporsi nikel di katoda yang semakin tinggi untuk meningkatkan kapasitas katoda tersebut (Noh dkk., 2013). Dalam katoda NMC, Ni berperan sangat penting untuk peningkatan kapasitas spesifik katoda, mangan (Mn) memiliki peran penting dalam mempertahankan lifetime dan kestabilan termal baterai (Noh dkk., 2013), sementara logam kobalt (Co) dapat meningkatkan kapasitas spesifik dan mempertahankan kestabilan termal (Scrosati dan Garche, 2010). Kandungan nikel yang tinggi dalam material katoda NMC dapat meningkatkan kapasitas spesifiknya, namun hal ini juga berdampak pada penurunan kestabilan siklus kerja baterai (Darjazi dkk., 2022). Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kestabilan siklus dari katoda NMC tanpa mengurangi kapasitas spesifik yang dihasilkan dari katoda tersebut adalah dengan melakukan pendopingan dan pelapisan permukaan katoda (Chakraborty dkk., 2020). Metode doping merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menambahkan sejumlah kecil atom asing ke dalam kisi kristal (Effendy, 2010). Tujuan pendopingan adalah untuk mengoptimalkan sifat tertentu dari suatu material.