4 BAB II Tinjauan Pustaka II.1 Siklus Kakao Kakao termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Malvales, famili Streculiaceae, genus Theobroma, dan spesies Theobroma cacao. Tanaman kakao tumbuh baik di bawah naungan dan banyak ditemukan di kawasan hutan hujan tropis. Siklus tanaman kakao dapat diamati pada Gambar II.1. Pertumbuhan tanaman kakao dari benih hingga fase awal generatif adalah selama 4-5 tahun. Pada umur tersebut, tanaman mulai menghasilkan bunga yang berkembang menjadi buah kakao. Gambar II.1 Siklus hidup kakao (Boisselet, 2018) Bunga berukuran kecil (1-2 cm) memiliki sepal berwarna putih, dan memiliki staminoid berwarna ungu dan kemerahan. Dalam keadaan normal, tanaman kakao dapat menghasilkan bunga sebanyak 6000 – 10.000 bunga per tahun dan hanya sekitar 5% yang dapat menjadi buah (Falque, et al., 1995). Bunga kakao termasuk kedalam bunga hermafrodit yang tersusun dari lima sepal, lima kelopak, lima staminod, lima benang sari dan satu putik. Pembentukan bunga kakao berlangsung selama 20-30 hari dari awal pembentukkan sampai bunga mekar (Wood & Lass ,2008; Swanson et al., 2008). Setiap bunga dapat menghasilkan sekitar 14.000 butir polen dan hingga 74 bakal biji per ovarium (Lopes et al., 2011). Bunga kakao menghasilkan gas volatil yang dapat menarik serangga untuk hinggap (Young & 5 Severson, 1994; Arnold et al., 2019). Serangga yang hinggap dapat membantu terjadinya proses polinasi. Gambar II.2. Anatomi bunga kakao, (a) putik; (b) stamen; (c) staminoid; (d) tudung petal; (e) lamina petal; (f) sepal (Sumber: Lachenaud et al., 2005) Perkembangan bunga untuk menjadi buah membutuhkan intensitas polinasi yang cukup. Intensitas polinasi maksimal bisa tercapai apabila butir polen yang terdeposit pada leher putik mencapai 115 butir (Falque, et al. 1995). Butir polen hanya dapat berkecambah pada putik yang sedang reseptif. Buah kakao yang sudah berkembang kemudian matang biasanya memiliki 30 sampai 40 biji per buah (Wood & Lass, 2008). Periode antesis bunga kakao biasanya dimulai pada sore hari dan mekar sepenuhnya pada esok pagi harinya. (Frimpong-Anin et al., 2014). Berdasarkan sifatnya, kakao dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu self- incompatible dan self-compatible. Kakao yang bersifat self-compatible dapat dibuahi oleh polen dari bunga tanaman itu sendiri. Pada umumnya bunga kakao bersifat self-incompatible, dalam pembentukan buahnya begantung pada pihak ketiga yakni serangga polinator. Self-incompatible kakao, berbeda dengan tanaman lain karena kompatibilitas polen baru akan diketahui ketika tabung polen kontak dengan ovul yang terjadi setelah 12-20 jam terpolinasi. Respon penolakan polen menyebabkan keguguran bunga, sedangkan polen yang kompatibel akan berkembang membentuk buah setelah 72 jam terpolinasi (Baker et al. 1997). Penambahan bobot, panjang dan lebar buah terjadi, akan tetapi zigot akan dorman selama 50-70 hari (Niemenak et al. 2010). Setelah fase dorman, zygot akan berkembang menjadi embrio kemudian buah mulai berkembang menjadi lebih 6 panjang dan berisi (Niemenak et al. 2010).