Hasil Ringkasan
1 BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Jalan di Indonesia pada umumnya menggunakan jenis perkerasan lentur. Adapun kerusakan jalan yang terjadi pada perkerasan lentur diakibatkan oleh volume lalu lintas yang tinggi serta akibat beban berulang. Penurunan kinerja jalan dipengaruhi oleh service ability dan masa pelayanan suatu ruas jalan. Akibatnya umur perkerasan jalan menjadi lebih pendek dibandingkan dengan umur perkerasan yang direncanakan. Jalan memerlukan jenis pemeliharaan jalan yang sesuai dengan kondisi kerusakannya seperti pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan rekonstruksi. Pemeliharaan berkala mencakup pelapisan ulang dilakukan guna meningkatkan mutu pelayanannya sehingga jalan dapat mencapai umur layan yang sesuai dengan perencanaannya. Jalan di Indonesia telah memiliki daya dukung secara struktural yang kuat, namun kerusakan yang biasanya terjadi adalah kerusakan non-struktural seperti kerusakan pada permukaan pada lapis permukaan. Kerusakaan permukaan jalan dapat menyebabkan penurunan fungsi jalan karena dapat mengganggu kenyamanan serta kelancaran dalam berlalu lintas. Pelapisan ulang lapisan perkerasan umumnya dilakukan dengan melapisi perkerasan yang sudah ada dengan lapisan beraspal baru yang memiliki ketebalan tertentu. Perbaikan terhadap perkerasan memerlukan perencanaan yang tepat seperti jenis perkerasan yang digunakan. Jenis perkerasan yang sering digunakan dalam pelapisan ulang adalah Laston AC-WC dengan tebal nominal minimum 40 mm dengan tebal toleransi ± 3 mm. Penggunaan jenis campuran yang tepat perlu diperhatikan dalam pelapisan ulang sehingga menghasilkan lapisan ulang yang lebih efisien baik dalam ketahanan terhadap struktural maupun secara biaya. Texas Department of Transportation (TxDOT) pada tahun 1990-an mengenalkan suatu lapisan campuran sangat tipis atau ultra thin hot mix asphalt yang didefiniskan sebagai suatu campuran beraspal panas dengan tebal ukuran kurang dari atau sama dengan ketebalan 1 inch. Campuran ini diharapkan memiliki fungsi struktural dan fungsional yang sama baiknya dengan campuran lainnya tanpa 2 ditemukan kerusakan major pada permukaan dalam penggunaannya. Campuran sangat tipis dapat menjadi alternatif pilihan sebagai lapisan yang hemat biaya, mudah dan cepat ditempatkan sehingga tidak terlalu lama mengganggu lalu lintas selama masa konstruksi. Menurut Cooley Jr. Et al. Pada penelitiannya tahun 2002 menyebutkan penggunaan jenis lapis tambah perkerasan Ultra Thin Surfacing Hot Mix Asphalt meningkatkan kekuatan perkerasan termasuk impermeabilitas propertis sehingga dapat meminimalkan kerusakan kelembaban dan penuaan oksidatif dari infiltrasi air dan udara. Pelapisan ulang Ultra Thin Surfacing Hot Mix Asphalt menurut Rosenberg (2000) dan Nicholls et Al. (2002) dianggap sebagai suatu campuran hemat biaya dilihat dari pemeliharaannya untuk jenis campuran beraspal.