Hasil Ringkasan
8 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pasut (Pasang Surut) Pasut adalah fenomena naik turunnya muka laut secara periodik yang utamanya disebabkan oleh pengaruh faktor astronomis, yaitu gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari terhadap bumi (Poerbandono & Djunarsjah, 2005, hal. 51). Selain itu, terdapat faktor-faktor non-harmonik yang memengaruhi pasut, antara lain: faktor meteorologis (misalnya curah hujan, angin, suhu global), faktor hidrologis (misalnya limpasan air sungai dan banjir), serta faktor geologis (misalnya kondisi dasar laut) (Poerbandono & Djunarsjah, 2005, hal. 69–70). Lokasi-lokasi yang umumnya terpengaruh faktor non-harmonik adalah daerah pantai yang dekat muara sungai atau dataran rendah pantai di daerah aliran sungai. II.1.1 Teori Pasut Pembangkitan pasut dijelaskan dengan ‘teori gravitasi universal’ yang menyatakan bahwa pada sistem dua benda dengan massa I 5 dan I 6 akan terjadi gaya tarik menarik sebesar ( sesuai persamaan II.1. Dengan demikian, gravitasi bulan merupakan pembangkit utama pasut dibandingkan matahari karena jarak bulan yang jauh lebih dekat ke bumi, walaupun massa matahari jauh lebih besar. (L) I 5I 6 N 6 II.1 dengan ( = gaya gravitasi, ) = konstanta gravitasi, I 5 = massa benda 1, I 6 = massa benda 2, dan N = jarak antara dua benda. Pada sistem bumi-bulan, gaya-gaya pembangkit pasut (tide generating forces) adalah resultan gaya-gaya yang menyebabkan terjadinya pasut, yaitu gaya sentrifugal (( æ) dan gaya gravitasi bulan (( »). ( æ bekerja dengan kekuatan seragam di seluruh titik di permukaan bumi dengan arah menjauhi bulan pada garis yang sejajar dengan garis yang menghubungkan pusat bumi dan bulan. Besar ( » bergantung pada jarak antara pusat massa suatu titik partikel air di permukaan bumi dengan pusat massa bulan. Resultan gaya-gaya tersebut menghasilkan gaya pembangkit pasut di seluruh permukaan bumi. 9 Gambar II.1 Arah gaya-gaya pembangkit pasut Pada Gambar II.1 memperlihatkan bahwa di titik 2 yang lokasinya dekat dengan bulan dan segaris dengan sumbu bumi-bulan, ( » yang bekerja pada titik pengamat tersebut lebih besar dibanding dengan ( æ. Akibatnya, badan air akan tertarik menjauhi bumi mendekati arah bulan. Sebaliknya, seiring dengan menjauhnya lokasi titik pengamat terhadap bulan maka gaya gravitasi yang bekerja pada titik- titik di permukaan bumi akan semakin kecil pula. ( » yang bekerja di titik 2" lebih kecil dibanding dengan ( æ sehingga badan air tertarik menjauhi bumi pada arah yang menjauhi bulan. Fenomena pembangkitan pasut menyebabkan perbedaan tinggi muka laut. Pada saat kedudukan matahari segaris dengan sumbu bumi-bulan (spring), muka laut terjadi pasang tertinggi yang disebut dengan spring tide atau pasut perbani. Fenomena spring ini terjadi ketika bulan baru (new moon) dan bulan purnama (full moon). Sedangkan saat kedudukan matahari tegak lurus dengan sumbu bumi-bulan (neap) yang terjadi sekitar perempat bulan awal atau bulan akhir, mengakibatkan terjadinya surut terendah yang disebut dengan neap tide atau pasut mati.