Hasil Ringkasan
145 IV. Penerapan Algoritma Bab 4 menjelaskan hasil penerapan algoritma-algoritma yang telah dikembangkan dan dijelaskan pada bab-3. Model-model yang dikembangkan yaitu model minimisasi koefisien waktu pemesinan per unit volume atau Time-to-Volume Coeficient (TVC) pada XY-Single cutter, yang disingkat penulisannya menjadi algoritma minimisasi TVC. Hasil penerapan bertujuan memberikan gambaran kompleksitas permasalahan dan gambaran hasil pencarian solusi yang optimal, membandingkan hasil yang didapatkan melalui algoritma-algoritma yang dikembangkan, juga untuk menunjukkan hasil yang berbeda dengan algoritma Chen dkk. (1998) dan Wang dkk. (2005). Hasil penerapan algoritma minimisasi TVC memberikan solusi optimal yang mengakomodasi trade-off yang dilakukan secara simultan antara waktu pemesinan roughing dan volume residu roughing. Pembahasan pada bab 4 meliputi pemilihan kasus dan hasil penerapan pada sejumlah data set yang digunakan. Untuk penerapan algoritma, dipilih 3 skenario dengan masing-masing 22 set data. Tiga skenario dipilih untuk menunjukkan kompleksitas yang berbeda dari sisi parameter L,P, dan M. Masing-masing set data merepresentasikan sebuah rongga cetakan berdinding sculpture dengan kemiringan dinding rongga yang berbeda- beda. Perubahan kemiringannya bertahap dari set data SDA sampai dengan SDV. Penamaan set data diakhiri dengan nomor sesuai dengan skenario, yaitu SDA1 sampai dengan SDV1 untuk skenario 1, SDA2-SDV2 untuk skenario 2 dan SDA3- SDV3 untuk skenario 3. Penomoran tiga skenario secara berurutan skenario satu sampai dengan 3 sesuai dengan nilai parameter L-M-P adalah: 7-3-3, 4-2-3, dan 4-3-2. Pemberian kode data dapat dilihat pada Lampiran B. Contoh data set dapat dilihat pada Lampiran E. Pemilihan skenario 7-3-3, 4-3-2 dan 4-2-3 Skenario 7-3-3 dipilih karena cukup menggambarkan permasalahan yang menjadi pembahasan dalam algoritma. Sebagai ilustrasi, kasus 7-3-3 adalah kasus pemilihan pahat ganda pada proses roughing untuk bentuk cavity tunggal dengan tujuh 146 hunting layer (L=7), tiga alternatif pahat dengan diameter yang berbeda (P=3), dengan maksimum tiga hunting layer yang merger (M=3). Gambar IV.1 menunjukkan rongga cetakan yang memerlukan proses pemesinan roughing dan finishing. Pada penelitian ini hanya dibahas proses roughing.