Hasil Ringkasan
34 Bab III Metodologi Penelitian Metode penelitian ini dibagi menjadi lima tahapan yaitu studi literatur, pengamatan megaskopis, pemerolehan dan pengujian laboratorium, analisis dan interpretasi data, dan penyusunan laporan tugas akhir. Pada penelitian ini, penulis tidak melakukan pengambilan data sampel endapan sedimen (tsunami dan tanah) secara langsung di lapangan karena data lapangan dan sampling tersebut sudah dilakukan oleh tim peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bandung sehingga Penulis hanya melalukan pengamatan megaskopis dari sampel dan foto lapangan serta pengujian laboratorium. Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Sedimentologi dan Laboratorium Optik, Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Metode analisis laboratorium yang digunakan adalah analisis besar butir (granulometri), unsur kimia, dan foraminifera. Setelah didapatkan data dari analisis-analisis tersebut kemudian dilakukan analisis menggunakan cluster. III.1 Studi Pendahuluan dan Studi Pustaka Pada tahap ini dilakukan studi pendahuluan dan studi pustaka untuk mengetahui karakteristik endapan tsunami secara umum, kondisi geologi dari daerah penelitian melalui referensi buku-buku, internet, maupun jurnal online serta data-data yang telah diperoleh oleh tim Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Selain itu, dalam tahap ini juga dilakukan studi pustaka mengenai mengenai karakteristik endapan tsunami akibat gempa bumi dan endapan badai yang didapatkan dari jurnal, yang nantinya akan digunakan sebagai paramater dalam perbandingan endapan tsunami akibat longsoran tubuh gunungapi, gempa bumi, dan endapan badai. III.2 Pengamatan Megaskopis Pengamatan secara megaskopis dilakukan pada keseluruhan sampel untuk dilakukan deskripsi megaskopis. Deskripsi ini dilakukan dengan pengamatan langsung dari sampel dan melihat foto lapangan (Gambar III.1) yang meliputi warna, pemilahan, bentuk butir, mineralogi, fragmen, dan besar butir. 35 Gambar III. 1 Foto sampel (kiri) dan foto lapangan (kanan). III.3 Penelitian Laboratorium Pada tahap ini, sampel yang digunakan dalam analisis laboratorium adalah sampel sedimen yang berjumlah 45 buah dengan kode KLK yang diambil dari satu transek dengan 13 titik lokasi pengambilan sampel dari lapangan di daerah Kalapa Koneng, Desa Banyuasih, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Sampel tersebut telah dimasukkan ke dalam plastik sampel berukuran 8x13 cm, yang setiap plastik mewakili ketebalan satu cm dari setiap lapisan endapan tsunami dan tanah. Kemudian dilakukan analisis laboratorium di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung. Analisis ini berupa analisis besar butir (granulometri), unsur kimia, dan foraminifera. III.3.1 Tahap Analisis Besar Butir (Granulometri) Analisis granulometri ini dilakukan pada 45 buah sampel yang telah disiapkan untuk pengujian laboratorium. Analisis ini menggunakan alat Malvern Mastersizer2000 yang terletak di Laboratorium Sedimentologi, Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Parameter besar butir berupa mean, sorting, skewness, dan kurtosis dihitung menggunakan perangkat lunak Gradistat v4.0 (Blott dan Pye, 2001). Malvern Mastersizer2000 adalah alat difraksi laser yang dapat mengukur besar butir dengan ukuran kisaran butir dari 0,02 μm hingga 2000 μm (2 mm) (Gambar III.2). Prinsip kerja dari alat ini yaitu dengan menembakkan sinar laser pada partikel atau butiran sedimen yang nantinya akan menghasilkan difraksi dan terbaca sebagai angka diameter ukuran dari partikel 36 atau sedimen tersebut.