Hasil Ringkasan
12 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Geologi Regional Dalam melakukan penelitian geologi di suatu daerah, perlu untuk memahami dan mengetahui kondisi data geologi regional dari daerah penelitian tersebut. Data itu dapat berupa tektonik regional dan stratigrafi regional. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui proses-proses geologi yang terjadi di regional daerah penelitian sehingga dapat memberikan informasi yang nantinya dikaitkan dengan hasil penelitian. Geologi regional pada daerah penelitian ini termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Cikarang skala 1:100.000 menurut Sudana dan Santosa (1992). Kemudian penulis melakukan digitasi peta di area yang mendekati dengan lokasi penelitian yang berada dalam kotak berwarna merah seperti yang terlihat pada Gambar II.1. II.1.1 Tektonik Regional Menurut Sudana dan Santosa (1992), struktur geologi yang berada di daerah regional berdasarkan pada Peta Geologi Regional Lembar Cikarang yaitu terdiri dari sesar turun, lipatan, dan kelurusan. Sesar turun berarah utara-selatan, timurlaut-baratdaya, dan baratlaut- tenggara. Sayap-sayap lipatan berkemiringan landai antara 5° dan 20°. Bagian timurlaut dan selatan lembar sumbu lipatan berarah timurlaut-baratdaya agak ke barat. Bagian baratlaut dan tenggara lembar sumbu lipatan berarah baratlaut-tenggara. Sedangkan kelurusan berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya. Pola lipatan, sesar, dan kelurusan tersebut diduga ada hubungannya dengan zona terbanan daerah Krakatau di Selat Sunda yang merupakan depresi kegiatan gunungapi tektonik (Zen, 1983 dalam Sudana dan Santosa, 1992). Namun, pada lokasi penelitian tidak ditemukan adanya struktur-struktur geologi tersebut. Menurut Sudana dan Santosa (1992), kegiatan tektonik di daerah ini diduga mulai kala Miosen Awal. Pada kala ini terjadi kegiatan gunungapi bawah laut yang menghasilkan batuan klastik kasar dan batuan gunungapi Formasi Cimapag. Fase pengangkatan utama terjadi pada kala Miosen Tengah yang kemudian disusul dengan penurunan, yang selama Miosen Akhir diendapkan batuan klastik Formasi Bojongmanik disertai kegiatan gunungapi Formasi Honje. Pada kala Pliosen Awal, daerah ini sedikit terangkat disertai terobosan 13 Gambar II.1 Peta geologi lembar Cikarang (Sudana dan Santosa, 1992). 14 andesit dan basal, kemudian disusul penurunan yang menghasilkan Formasi Cipacar. Kemudian daerah regional ini terangkat kembali dan disusul penurunan yang menghasilkan Formasi Bojong. Fluktuasi ini nampaknya berjalan terus sampai sekarang, hal ini dapat terlihat dari terdapatnya endapan undak pantai dan pertumbuhan gamping terumbu yang disertai pula dengan kegiatan gunungapi.