Hasil Ringkasan
4 BAB II Tinjauan Pustaka II.1 Perkerasan Lentur Perkerasan lentur merupakan lapisan perkerasan dengan aspal sebagai bahan pengikatnya dan berfungsi untuk menyebarkan beban lalu lintas ke lapisan di bawahnya hingga ke tanah dasar. Beban lalu lintas dilimpahkan pada perkerasan jalan melalui bidang kontak roda kendaraan berupa beban yang terbagi rata. Beban tersebut akan diterima oleh permukaan perkerasan dan selanjutnya disebarkan ke tanah dasar. Umumnya lapisan perkerasan lentur terdiri dari lapis permukaan, lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah, dan tanah dasar. Setiap dari lapisan tersebut memiliki fungsinya masing-masig dalam menerima beban dari lapisan di atasnya. Gambar II.1 Penyebaran beban roda melalui lapisan perkerasan jalan (H. Oglesby, 1982) Gambar II.1 merupakan visualisasi distribusi penyebaran beban kendaraan terhadap perkerasan menuju ke tanah dasar. Secara teoritis beban W adalah roda kendaraan dan P 1 adalah beban yang terdistribusi ke tanah dasar. Konstruksi perkerasan lentur pada umumnya terdiri dari 4 (empat) lapisan seperti pada Gambar II.2, antara lain: 1. Lapisan Permukaan (Surface Couse) 2. Lapisan Pondasi Atas (Base Course) Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 5 3. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Cousre) 4. Lapisan Tanah Dasar (Subgrade) Gambar II.2 Lapisan Perkerasan Lentur (Pt T-01-2002-B) II.2 Pengukuran Lendutan Struktur perkerasan dapat diperiksa dengan dua percobaan yaitu percobaan destruktif dan percobaan non-destruktif. Dimana percobaan destruktif bersifat merusak perkerasan karena dilakukan pengambilan sampel perkerasan dengan menggunakan test-pit untuk di uji coba di laboratorium. Percobaan non-destruktif tidak merusak perkerasan karena alat yang digunakan hanya diletakkan di atas permukaan jalan dan alat akan memberikan informasi data lendutan berdasarkan besar beban yang diberikan. Data lendutan yang diperoleh digunakan untuk hitungan balik (backcalculation) dalam menentukan sifat-sifat lapisan dari masing- masing komponen lapis perkerasan. Untuk beberapa kasus, dengan mengetahui kondisi lajur kendaraan berat maka dapat digunakan untuk menentukan penanganan yang dibutuhkan untuk semua lajur, sehingga pengukuran lendutan hanya dilakukan pada lajur kendaraan berat saja. Pada situasi tertentu, dimana kebutuhan untuk perkuatan berubah-ubah untuk setiap titik perkerasan, akan lebih baik untuk melakukan pengukuran lendutan baik di dalam maupun di luar jalur roda dan untuk seluruh lajur. Pengukuran di antara Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 6 lajur roda sangat berguna untuk mengidentifikasi daerah di mana air dapat masuk dari bahu jalan sehingga mempengaruhi kondisi perkerasan. Alat-alat yang dipakai pada pengukuran lendutan permukaan dapat dibagi berdasarkan metoda pembebanan yang dipakai yaitu pembebanan statis dan pembebanan dinamis.