175 Bab VI Simpulan dan Saran VI.1 Simpulan Berdasarkan tujuan dan hasil yang didapatkan dari beberapa tahap pengujian yang telah disajikan dan dianalisis, maka beberapa simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian pilot, dapat disimpulkan bahwa penggunaan campuran serbuk ban bekas dan karet alam belum bisa untuk difungsikan sebagai pengganti sebagian aspal, dikarenakan tidak terdapat aspal sebagai salah satu material penyusun dari campuran karet tersebut layaknya material RAR (Reacted and Activated Rubber) yang diteliti oleh Sousa (2012). 2. Selain dikarenakan tidak terdapat material aspal sebagai salah satu material penyusunnya, campuran serbuk ban bekas dan karet alam juga belum bisa digunakan sebagai pengganti sebagian aspal karena urutan pengaplikasiannya pada proses pembuatan campuran beraspal membuat campuran karet tersebut memiliki fungsi layaknya agregat halus karena tercampur lebih dahulu dengan agregat sebelum bercampur dengan aspal. Hal ini membuktikan bahwa urutan pengaplikasian material campuran karet merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan performa campuran beraspal. 3. Apabila dipaksakan untuk menggantikan sebagian aspal maka akan mengakibatkan campuran beraspal kekurangan bahan pengikat dan mengakibatkan turunnya performa secara drastis, di mana kepadatannya akan menjadi semakin rendah dan peningkatan rongga di dalam campuran semakin tinggi. Selain itu, dengan menggunakan proses pencampuran kering dan tidak memiliki material penyusun yang membuatnya dapat menyerupai karakteristik yang diberikan oleh aspal, campuran karet tersebut baiknya digunakan sebagai pengganti sebagian agregat halus. 176 4. Dari ketiga variasi campuran beraspal yang telah diuji karakteristik dan performanya, yang mana variasi tersebut terdiri dari campuran beraspal tanpa modifikasi, campuran beraspal dengan 0,5% campuran serbuk ban bekas dan karet alam, dan campuran beraspal yang menggunakan 0,75% campuran serbuk ban bekas dan karet alam, karakteristik dan performa yang paling baik ditunjukkan oleh campuran beraspal tanpa dilakukan modifikasi, karena semakin bertambah campuran karet yang digunakan maka semakin menurun pula performa yang dihasilkan. 5. Terjadinya penurunan performa dikarenakan penggunaan campuran serbuk ban bekas dan karet alam mampu membantu untuk meningkatkan terserapnya aspal oleh agregat halus dan partikel lolos saringan nomor 0,075 mm, sehingga akan mengakibatkan meningkatnya rongga dalam campuran beraspal (VIM) dan menurunnya kepadatan akibat kurangnya aspal untuk menyelimuti keseluruhan agregat. Oleh karena itu campuran beraspal tersebut membutuhkan nilai KAO yang lebih tinggi namun malah memperbesar peluang untuk terjadinya deformasi yang lebih besar serta menghasilkan kekakuan campuran beraspal yang lebih rendah. 6. Namun jika dilihat dari hasil penelitian yang terdiri dari karakteristik volumetrik, kepadatan mutlak, parameter Marshall, kekuatan sisa, modulus resilien, dan ketahanan deformasi, campuran beraspal yang menggunakan 0,5% campuran serbuk ban bekas dan karet alam memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan campuran beraspal tanpa modifikasi. Selain itu, campuran beraspal tersebut juga memnghasilkan nilai stabilitas dinamis pada suhu 60°C yang masih berada di atas standar nilai yang disyaratkan yaitu sebesar 2520 lintasan/mm. Berdasarkan hal tersebut, maka penggunaan campuran serbuk ban bekas dan karet alam sebagai bahan pemodifikasi campuran beraspal untuk menggantikan sebagian persentase agregat halus masih dapat diterima dan aman digunakan pada proporsi sebesar 0,5% terhadap berat total agregat. 177 VI.2 Saran Berdasarkan keseluruhan proses penelitian dan hasil dari penelitian yang telah didapatka, maka saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya mengenai topik ini adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan penelitian mengenai performa campuran beraspal yang dimodifikasi oleh campuran serbuk ban bekas dan karet alam dengan fokus utama pada variasi proporsi material penyusunnya. 2.