Hasil Ringkasan
PENGARUH PEMAPARAN MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET FREKUENSI 50Hz TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN CABAI RAWIT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ADINDA ERISYANITA NIM: 23217324 (Program Studi Magister Teknik Elektro) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG September 2020 i ABSTRAK PENGARUH PEMAPARAN MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET FREKUENSI 50Hz TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN CABAI RAWIT Oleh Adinda Erisyanita NIM: 23217324 (Program Studi Magister Teknik Elektro) Badan dunia Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (UN DESA) memproyeksikan jumlah penduduk dunia akan meningkat menjadi 9.8 milyar jiwa pada tahun 2050, dan kebutuhan pangan akan meningkat 60%. Di sisi lain, perubahan iklim global, urbanisasi, dan penurunan kualitas tanah akan mengurangi luas area yang bisa digunakan untuk bercocok tanam. Untuk itu, aplikasi pemanfaatan medan listrik dan medan magnet untuk tanaman, diharapkan bisa membantu meningkatkan produksi pangan. Jika suatu jenis tanaman menunjukkan respons positif atau negatif, maka bukan tidak mungkin tanaman lain dengan garis kekerabatan yang dekat, akan menghasilkan respons yang sama. Sehingga, medan listrik dan medan magnet bisa digunakan untuk meningkatkan hasil panen, atau sebaliknya untuk menghambat pertumbuhan tanaman hama. Penelitian mengenai pemanfaatan medan listrik dan medan magnet untuk pertumbuhan tanaman, sudah dimulai sejak abad XIX. Pemaparan medan dilakukan terhadap biji, tanaman, tanah, air, juga pupuk/nutrisi. Sebagian peneliti menemukan bahwa pemberian energi listrik terhadap tanaman bisa meningkatkan hasil panen. Sebagian lagi menemukan dampak yang sebaliknya, energi listrik bisa menurunkan tingkat kesuburan. Ada juga yang menemukan bahwa energi listrik tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap pertumbuhan. Pada penelitian ini, bibit cabai rawit dipapar dengan medan listrik 1 – 5kV/cm dengan durasi 15 – 90 detik, medan magnet dari sumber arus 1 – 10A (kuat medan 88 – 552μT) dengan durasi 15 – 90 menit, serta medan listrik 5kV/cm selama 24 jam dan medan magnet dari sumber arus 300mA (kuat medan 40 μT) selama 24 jam sebagai simulasi kondisi tanaman di bawah jalur SUTET. Air penyiraman juga dibedakan menjadi air biasa dan air magnet. Sebelum dimulainya percobaan, bibit cabai direndam terlebih dahulu dalam air dengan suhu awal 70( selama 2 jam. Kemudian, bibit cabai dipisahkan menjadi 70 kelompok untuk mendapatkan 70 jenis perlakuan yang berbeda. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 bibit dengan replikasi sebanyak 3 kali, sehingga total bibit cabai yang dibutuhkan adalah 1050 butir. ii Bibit cabai ditanam pada media rockwool berukuran 5cm x 5cm x 5cm, dengan masing-masing plot diisi 5 bibit. Penataan posisi plot mengikuti skema Complete Randomized Design (CRD) dengan total 210 plot. Posisi masing-masing plot diacak setiap hari, sehingga variasi hasil penelitian akibat posisi tanaman bisa diabaikan. Variasi hasil penelitian yang diamati bisa dianggap hanya bergantung pada perlakuan terhadap tanaman tersebut. Untuk sampel kendali, biji cabai tidak diberi paparan medan listrik maupun medan magnet.