Hasil Ringkasan
100 Bab V Pembahasan Dari data-data pengukuran pada Sub-bab III.3.2 Pengujian Penggalian Tanah dapat dibuat estimasi dimensi penggalian tanah dengan BHM. Estimasi dilakukan dengan menggabungkan data pada Tabel III.7 dan Tabel III.9 dan dibuat dalam konfigurasi linier (Gambar V.1 dan Gambar V.2). Penggalian tanah dimulai pada lapisan 1 sampai dengan lapisan 5 yang terdiri dari lapisan pasir kasar-pasir halus. Lapisan di atas lapisan ini adalah lapisan lempung-pasir kasar-pasir halus. Saat penggalian semakin melebar maka terjadi ketidak seimbangan pada lapisan tanah di atasnya sehingga mengakibatkan terjadinya runtuhan pada lapisan atas. Faktor jenis lapisan di atasnya dengan struktur lepas (loose material), juga menjadi penyebab rentannya terjadi runtuhan. Volume material runtuhan yang jatuh ke area penggalian ini analog dengan dilusi yang terjadi saat penggalian lapisan bijih timah. Bentuk runtuhan di bawah permukaan juga diperkirakan analog dengan bentuk runtuhan di permukaan. Lapisan 1 sampai dengan lapisan 5 mempunyai ketebalan masing-masing 1 meter sehingga total tebal penggalian adalah 5 meter. Dimensi hasil penggalian mengacu pada data-data di atas bila dituangkan dalam bentuk penampang grafis adalah sebagaimana yang terlihat pada Gambar V.1. Gambar V.1.a memperlihatkan penampang bentuk galian pada setiap lapisan yang digambarkan dengan asumsi area lubang galian berbentuk lingkaran. Gambar ini belum memperkirakan terjadinya dilusi akibat runtuhan material di atasnya. Lapisan 3 dari Gambar ini terlihat memiliki jari-jari 2,7 meter. Panjang jari-jari ini lebih panjang dari jangkauan hasil uji penggalian BHM sejauh 2 meter sehingga dimensi penggalian sebagaimana Gambar V.1.a ini perlu dikoreksi. Koreksi dilakukan dengan memasukkan faktor dilusi dan penyesuain jari-jari pada lapisan 3 dengan jangkauan penggalian sejauh 2 meter. Koreksi tersebut menghasilkan volume penggalian pada lapisan 3 menjadi sebesar 12,56 m 3 . Terjadi pengurangan volume sebesar 10,12 m 3 dari data awal sebesar 22,68 m 3 . Volume sebesar 10,12 m 3 tersebut merupakan runtuhan tanah yang berasal dari lapisan di atasnya (lapisan 1 dan lapisan 2) dan dilusi yang terjadi. Volume dilusi yang terjadi pada saat operasi 101 sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel III.9 adalah sebesar 6,55 m 3 sehingga runtuhan tanah yang berasal dari lapisan 1 dan 2 adalah sebesar 3,57 m 3 . Material dilusi berasal dari runtuhan tanah yang berada di atas lapisan 1.