62 Bab V Hasil dan Pembahasan V.1 Segmentasi Sungai Landak Hilir Pembagian segmen sungai adalah hal yang sangat penting dalam memudahkan identifikasi dan pembentukan model WASP. Dalam penelitian ini, sungai dibagi menjadi 11 bagian ruas dengan 12 titik sampling yang didasarkan atas masukan dari anak sungai, adanya tempat untuk pengambilan sampel, belokan serta masukan dari saluran drainase ke anak sungai. Penamaan titik dan segmentasi dalam penelitian ini dimulai dari hulu (Stasiun 1) hingga ke hilir (Stasiun 12). Adapun untuk segmentasi sungai dalam melakukan pemodelan pembagian catchment area tiap segmen dapat dilihat pada Gambar V.1. Gambar V.1 Pembagian segmen Sungai Landak hilir 63 Gambar V.2 Peta segmentasi Sungai Landak hilir 64 V.2 Kondisi Eksisting Sungai Landak Bagian Hilir Sungai Landak merupakan sub-DAS dari DAS Kapuas yang mengalir dari utara ke arah barat daya Pulau Kalimantan dan sebagian besar melintasi wilayah Kabupaten Landak. Identifikasi dilakukan untuk memastikan kondisi eksisting pada Sungai Landak yang akan ditinjau dari beberapa parameter kimia dan parameter fisik. Identifikasi dilakukan dengan cara melakukan sampling air sungai di beberapa titik yang sudah ditentukan dengan membagi daerah penelitian menjadi 11 segmen sepanjang 44,87 km. Identifikasi Sungai Landak dibagi menjadi 3 yaitu kondisi hidrolik sungai, kualitas air sungai, dan sumber pencemar. V.2.1 Data Hidrolik Sungai Landak Bagian Hilir Data hidrolik Sungai Landak hilir yaitu berupa data kecepatan rata-rata, kedalaman air rata-rata, dan debit air rata-rata. Data hidrolik diperoleh dari data observasi lapangan pada tanggal 8 Desember 2021. Pengukuran lebar penampang digunakan GPS sebagai alat penunjuk menuju lokasi yang telah di input titiknya melalui google earth. Data hidrolik sungai diperlukan untuk memenuhi kalibrasi model dalam program WASP. Data hidrolik Sungai Landak diperoleh dengan beberapa cara, untuk pengukuran kecepatan rata-rata menggunakan alat current meter. Pengukuran kecepatan aliran dilakukan dengan menggunakan alat ukur arus, yaitu current meter setiap 0,2 m dan 0,8 m dari kedalaman sungai. Pengukuran kedalaman air menggunakan echosounder yang diperoleh melalui pengukuran ¼, ½, ¾ lebar sungai. Dengan data kecepatan yang sudah di dapat maka diperoleh data hidrolik yang dapat dilihat pada Tabel V.1. Tabel V.1 Geometri Sungai Landak hilir Segmen Nama Segmen P (km) Lebar (m) Kedalaman air (m) Debit (m 3 /s) 0 – 1 Stasiun 1 (Kabupaten Landak) 0 115,25 11,4 74,62 1 – 2 Stasiun 2 (Kuala Mandor A) 6,36 135,82 20,7 78,44 2 – 3 Stasiun 3 (Waduk Penepat) 7,22 133,4 17,3 163,25 3 – 4 Stasiun 4 (Trans Kalimantan) 7,60 93,9 13,5 177,01 65 Segmen Nama Segmen P (km) Lebar (m) Kedalaman air (m) Debit (m 3 /s) 4 – 5 Stasiun 5 (Dermaga Kuala Mandor) 5,54 189,63 28,6 385,90 5 – 6 Stasiun 6 (Kuala Mandor B) 3,87 152 13,2 192,28 6 – 7 Stasiun 7 (Industri) 6,47 201,91 10,4 194,34 7 – 8 Stasiun 8 (Sungai Ambawang) 3,39 216,73 11,9 231,18 8 – 9 Stasiun 9 (Tanjung Hulu) 0,92 241,35 10,8 363,63 9 – 10 Stasiun 10 (Jembatan Landak) 1,60 264,08 12,5 374,64 10 – 11 Stasiun 11 (Siantan Hulu) 0,90 217,07 12,1 392,53 11 – 12 Stasiun 12 (Hilir Sungai Landak) 1,00 217,67 11,3 444,95 Sumber: Hasil Survey, 2021 Gambar V.3 Pengukuran debit eksisting Sungai Landak hilir pada bulan Desember Berdasarkan hasil pengukuran, debit Sungai Landak menunjukkan kondisi yang meningkat setiap segmen. Nilai debit tertinggi berada pada stasiun 12 yang merupakan hilir dari Sungai Landak yaitu 444,95 m 3 /detik. Terdapat debit yang tinggi pada jarak ke 26,72 km yaitu 385,90 m 3 /detik hal ini dapat disebabkan karena terdapat percabangan sungai sehingga menyebabkan masuknya air dari anak-anak sungai sehingga menyebabkan peningkatan debit. 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 0 6,36 13,58 21,18 26,72 30,59 37,06 40,45 41,37 42,97 43,87 44,87 Debit (m3/s) Jarak (km) 66 V.2.2 Kualitas Air Sungai Landak Bagian Hilir Kualitas air Sungai Landak bagian hilir di representasi berdasarkan hasil uji laboratorium di 12 stasiun sepanjang aliran Sungai Landak bagian hilir yang dilakukan pada 8 Desember 2021 . Kegiatan tersebut dilakukan secara berurutan dari hulu ke hilir yang diwakili oleh parameter BOD, DO, pH, COD, NO 3 dan TSS. Kondisi setiap parameter menunjukkan nilai konsentrasi yang berfluktuasi dan cenderung telah tercemar ringan. Hal ini dapat dilihat dari parameter-parameter yang tidak memenuhi baku mutu air permukaan kelas II berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Data kualitas air Sungai Landak bagian hilir hasil observasi lapangan terdapat pada Tabel V.2. Tabel V.2 Kondisi eksisting perairan Sungai Landak bagian hilir pada bulan Desember Segmen Lokasi Parameter Suhu (°C) pH BOD (mg/l) DO (mg/l) TSS (mg/l) COD (mg/l) Nitrat (mg/l) 0 – 1 Stasiun 1 33 5,81 3,57 6,3 12 20,1 3,45 1 – 2 Stasiun 2 33 5,62 3,64 6,35 7 20,1 3,05 2 – 3 Stasiun 3 30 5,52 1,5 6,7 12 18 3,15 3 – 4 Stasiun 4 29 5,48 3,42 6 14 20,1 3,27 4 – 5 Stasiun 5 29 5,32 3,8 5,8 18 19 3,44 5 – 6 Stasiun 6 28 5,45 5,19 5,6 18 21 3,92 6 - 7 Stasiun 7 28 5,59 9,3 5,4 18 40,2 3,22 7 – 8 Stasiun 8 27 5,55 3,45 6,2 7 34 3,85 8 – 9 Stasiun 9 28 5,51 6,2 6,08 8 25 3,11 9 – 10 Stasiun 10 28 5,57 3,69 6,24 8 35 3,09 10 – 11 Stasiun 11 28 5,43 8,7 5,4 9 38 3,18 11 - 12 Stasiun 12 28 5,53 3,64 5,78 9 20,1 3,15 Kriteria Mutu Air Kelas II 6-9 3 4 50 25 10 Sumber: Hasil Penelitian dan Uji Kualitas Air PT. Sucofindo Pontianak, 2021 a. Biological Oxygen Demand (BOD) Parameter BOD merupakan jumlah oksigen (mg/l) yang dibutuhkan oleh bakteri aerob untuk menguraikan hampir semua zat organik terlarut dan beberapa zat yang tersuspensi dalam air secara biologis. Semakin tinggi nilai BOD mengindikasikan semakin banyak kandungan bahan organik diperairan. 67 Gambar V.4 Grafik analisa kualitas air parameter BOD Sungai Landak hilir Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai BOD antar titik pengamatan memiliki kondisi fluktuatif. Nilai BOD Sungai Landak hilir pada 12 titik pengamatan berkisar antara 1,5 mg/L dan 9,3 mg/L. Nilai BOD tertinggi terdapat pada stasiun 7 (segmen industri) dan terendah terdapat pada stasiun 3 (segmen waduk Penepat). BOD yang melebihi baku mutu dapat diakibatkan oleh adanya limbah akibat aktivitas industri dan kegiatan domestik. Data pengukuran nilai BOD di perairan Sungai Landak hilir terlihat adanya perbedaan nilai BOD di setiap lokasi karena perbedaan besarnya beban pencemar dan jarak antar segmen sehingga berbeda pula besar limbah yang dihasilkan. Nilai BOD yang tinggi pada stasiun 7 (segmen industri) disebabkan oleh 3 kawasan industri yang berada pada segmen tersebut terutama industri karet dan kelapa sawit yang membuang limbah cairnya ke Sungai Landak. Nilai BOD yang tinggi secara langsung mencerminkan tingginya kegiatan mikroorganisme di dalam air dan secara tidak langsung memberikan petunjuk tentang kandungan bahan-bahan organik yang tersuspensikan. Konsentrasi BOD mengalami penurunan hingga ke hilir sebagai akibat proses pemurnian alami (self purification) yang ditandai dengan debit yang semakin ke hilir semakin besar karena debit sungai yang besar akan mempercepat proses purifikasi. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Konsentrasi BOD (mg/l) BOD Baku Mutu Kelas II 68 b. DO (dissolved oxygen) Parameter oksigen terlarut adalah indikator utama yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kesegaran air sebagai akibat dari pencemaran air oleh parameter organik. Kadar oksigen terlarut sangat erat kaitannya dengan beban pencemaran bahan organik pada perairan. Semakin tinggi kandungan bahan organik diperairan semakin banyak oksigen yang digunakan untuk proses dekomposisi bahan organik. Kadar oksigen terlarut berfluktuasi secara harian dan musiman tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktifitas fotosintesis, respirasi dan limbah yang masuk ke badan air (Effendi, 2003). Gambar V.5 Grafik analisa kualitas air parameter DO Sungai Landak hilir DO pada hasil penelitian pada 12 stasiun sampling (Gambar V.5) diperoleh nilai DO yang bervariasi pada setiap segmen yaitu berkisar antara 5,4 mg/l – 6,7 mg/l.. Nilai DO tertinggi berada pada stasiun 3 (segmen waduk Penepat) yang merupakan lokasi rencana air baku Kota Pontianak sedangkan DO terendah berada pada stasiun 7 (segmen industri) dengan konsentrasi 5,4 mg/l. Konsentrasi DO pada air Sungai Landak menunjukkan bahwa kehidupan biota air masih dapat berlangsung normal. Kondisi DO aktual pada perairan bergantung pada zat pencemar organik (biodegradable) yang masuk ke badan air. Semakin banyak zat pencemar tersebut semakin DO berkurang dan defisit oksigen meningkat. Grafik penurunan oksigen terlarut pada stasiun 8 hingga stasiun 10 di atas menggambarkan terjadinya pemurnian alami kandungan oksigen terlarut di Sungai Landak hilir. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Konsentrasi DO (mg/l) DO Baku Mutu Kelas II 69 c. TSS TSS (Total Suspended Solids) atau padatan tersuspensi total adalah material tersuspensi dengan diameter lebih dari 1 m yang tertahan dalam filter Millipore dengan diameter pori 0,5 m. TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta mikroorganisme.