56 Bab IV Gambaran Umum Daerah Penelitian IV.1 Umum Di Provinsi Kalimantan Barat terdapat daerah aliran sungai (DAS) Kapuas yang merupakan DAS terluas dengan luas 101.248,59 km 2 atau ± 69 % dari luas Provinsi Kalimantan Barat. DAS Kapuas dibagi menjadi 15 sub DAS. Sebagian besar DAS Kapuas merupakan dataran rendah dengan lereng ≤ 8%. Hanya sebagian kecil yang memiliki lereng > 8%. Pada DAS Kapuas terdapat Sub-DAS yaitu Sungai Landak yang merupakan anak sungai Kapuas. Sungai ini mengalir dari utara ke arah barat daya Pulau Kalimantan dan sebagian besar melintasi wilayah Kabupaten Landak. Sungai Landak melintasi tiga kabupaten/kota yakni Kabupaten Landak, Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak. Hulu Sungai Landak berada di Pegunungan Niut perbatasan Kabupaten Landak dengan Kabupaten Bengkayang tepatnya dari lereng timur Gunung Nyiut (1.701 mdpl) di Desa Tengon Pelaik. Sedangkan hilir Sungai Landak ada di Sungai Kapuas yang masuk ke wilayah administratif Kota Pontianak. Aliran Sub-DAS Landak hilir melintasi beberapa Kabupaten yaitu Kota Pontianak (Kecamatan Pontianak Utara dan Pontianak Timur), Kabupaten Kubu Raya (Kecamatan Sungai Ambawang dan Kuala Mandor B) dan Kabupaten Landak (Kecamatan Sebangki). Kawasan tersebut merupakan bagian dari wilayah kabupaten dan kota di provinsi Kalimantan Barat yang dilalui dan dipengaruhi Sub- DAS Landak. SPAM Penepat merupakan rencana dari Perumda Tirta Khatulistiwa Pontianak untuk jangka menengah dan jangka panjang. Fungsinya adalah untuk menambah supply air baku PDAM Imam Bonjol saat kondisi intrusi. Kapasitas pengaliran waduk Penepat saat pada tahun 2015 adalah 800 lt/det. Sejarah dalam memanfaatkan Waduk Penepat yaitu didasari oleh pengembangan wilayah Kota Metrpolitan Pontianak tahun 2015 terfokus di Kota Pontianak dengan kebutuhan air 1792 lt/det, yaitu 1415 lt/det Kota Pontianak sebelah selatan Sungai Kapuas dan 377 lt/det Kota Pontianak sebelah Utara. Jika kapasitas pengaliran hanya dilewatkan 800 lt/det maka hanya 44,6 % yang dapat terlayani dari sumber Air Baku Waduk Penepat ini. Direncanakan Waduk Penepat dapat melayani kebutuhan 57 air Metropolitan Pontianak hingga Tahun 2030, dengan memperbesar tampungan Waduk Penepat. Instalasi jaringan pipa tetap menggunakan pipa eksisting Penepat Imam Bonjol dan pengolahan IPA di PDAM Imam Bonjol. IV.2 Lokasi Studi IV.2.1 Kondisi Geografis dan Administratif Letak geografis wilayah studi dilintasi oleh garis Khatulistiwa yaitu pada 00° 15’ 00” Lintang Utara sampai dengan 00° 23’ 00” Lintang Selatan dan 115° 05’ 00” Bujur Timur sampai dengan 115° 40’ 00” Bujur Timur. Kota Pontianak merupakan salah satu kota di Indonesia yang terletak di lintasan garis khatulistiwa, tepatnya berkisar pada posisi geografis 0°02’24” LU – 0°01’37” LS dan 109°16’25” BT – 109°23’04” BT. Provinsi Kalimantan Barat terletak di antara garis 2 o 08 LU dan 3 ° 05 LS serta di antara 108 o 0 BT dan 114 o 10 BT. Ciri-ciri spesifik yaitu : x Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa di atas Kota Pontianak. x Daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi dan kelembaban yang tinggi. x Provinsi yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Hilir Sungai Landak terletak di antara garis S 0° 1'20.65"S dan E 109°20'50.91"E. Batas-batas wilayah Kota Pontianak, yaitu : x Sebelah Utara : Kecamatan Siantan x Sebelah Selatan : Kecamatan Sungai Raya, Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya x Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya x Sebelah Timur : Kecamatan Sunga Raya dan Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Batas-batas wilayah Kabupaten Kubu Raya, yaitu : x Sebelah Utara : Kota Pontianak dan Kabupaten Mempawah x Sebelah Selatan : Kabupaten Kayong Utara x Sebelah Barat : Laut Natuna x Sebelah Timur : Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sanggu 58 Batas-batas wilayah Kabupaten Landak, yaitu : x Sebelah Utara : Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Sanggau x Sebelah Selatan : Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Sanggau x Sebelah Barat : Kabupaten Mempawah x Sebelah Timur : Kabupaten Sanggau IV.2.2 Topografi dan Geologi Topografi Kota Pontianak berupa dataran rendah dengan ketinggian 0,8 m sampai dengan 1,5 m di atas permukaan laut dengan kemiringan tanahnya ± 2 %. Kota Pontianak dilintasi oleh Sungai Kapuas sehingga sebesar 80% bagian Kota Pontianak merupakan kawasan rawa yang dipengaruhi oleh pasang surut sungai- sungai yang ada. Kondisi geologi di Kota Pontianak terdiri dari jenis batuan endapan Alluvium dan Litoral yang masing-masing memiliki karakteristik sedikit berbeda. Batuan endapan Alluvium tersusun dari sediment, clastic dan alluvium dan merupakan hasil dari endapan terrestrial alluvium. Sebagian besar wilayah kota tersusun dari formasi jenis batuan alluvial, hanya bagian Pontianak Utara yang sebagian wilayahnya tersusun dari formasi tanah litoral.