40 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Rancangan Penelitian Penelitian untuk mengetahui beban pencemaran dan kapasitas asimilasi Sungai Landak hilir dapat dilakukan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : a. Mengumpulkan dan mempelajari pustaka yang ada kaitannya dengan topik penelitian b. Menentukan wilayah penelitian c. Menentukan variabel penelitian d. Pengumpulan data primer dan data sekunder e. Pembuatan Model Beban Pencemaran dari kualitas air Sungai Landak hilir dengan menggunakan program WASP f. Penentuan status mutu air g. Perhitungan daya tampung beban pencemaran h. Simulasi kapasitas asimilasi beban pencemaran Sungai Landak hilir Output dari perhitungan daya tampung dan kapasitas asimilasi beban pencemaran pada akhirnya adalah sebagai landasan kegiatan perbaikan pencemaran air dan menentukan baku mutu kelas air berdasarkan PP No. 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Hal ini dapat bermanfaat untuk mengetahui sumber pencemar yang menjadi prioritas stakeholder dalam rangka pengembangan infrastruktur air minum Regional Pontianak. III.2 Alur Penelitian Penelitian merupakan pemodelan daya tampung beban pencemar dan kapasitas asimilasi dengan alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 41 Kalibrasi Model WASP 8.32 Daya Tampung Beban Pencemaran (kg/hari) & Kapasitas Asimilasi Simulasi Pengurangan Daya Tampung Beban Pencemar (Variasi Beban Pencemar) SELESAI MULAI Studi Literatur Penentuan Wilayah Studi Pengumpulan Data Primer Sekunder - Peta Sub DAS Sungai Landak -Data jumlah penduduk, luas area pertanian, luas area pertenakan, jumlah dan jenis ternak -Data debit air limbah dan kualitas air industri bantaran Sungai Landak - Data pasang surut -Data kecepatan angin, suhu udara dan kelembaban udara - Kualitas air parameter BOD, DO TSS, COD dan nitrat - Data bathimetri - Data debit sungai - Data hidrometri Observasi Lapangan Analisa Kondisi Eksisting Sungai, Penentuan Status Mutu Sungai dan Perhitungan Beban Pencemaran Tidak Ya Gambar III.1 Alur penelitian 42 III.3 Penentuan Wilayah Studi dan Lokasi Titik Sampling Lokasi stasiun pemantauan kualitas air yaitu di Sungai Landak hilir yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas dengan bagian besar DAS tersendiri yakni Sub-DAS Landak seluas 1.0981,971 km 2 yang terdiri dari 15 anak sungai. Pemilihan Sungai Landak hilir sebagai obyek penelitian didasarkan atas : a. Sungai Landak hilir menjadi sumber air baku Perumda Tirta Khatulistiwa khususnya apabila Sungai Kapuas Kecil mengalami kekeringan dan terinterusi air laut b. Aktivitas domestik dan industri di bantaran Sungai Landak hilir mengakibatkan peningkatan beban pencemaran di pertemuan Sungai Landak dan Sungai Kapuas Kecil c. Pemerintah pusat dan daerah belum menetapkan daya tampung beban pencemaran dan kelas air Sungai Landak Lokasi titik sampling berada di antara Sungai Landak hilir bagian hulu dan hilir Sungai Landak yang berhubungan langsung dengan Sungai Kapuas Kecil. Untuk detail penentuan daerah sampling akan dilakukan pembagian tiap wilayah dengan dibagi 11 (sebelas) segmen. Metode pengambilan sampel air mengacu pada SNI 03-7026-2004. Penentuan stasiun penelitian dilakukan secara purposive, dengan mempertimbangkan masukan sumber bahan pencemar, serta area luasan perairan Sungai Landak hilir. Pengambilan sampel air dan pengukuran kecepatan aliran dilakukan secara simultan pada masing-masing stasiun pemantau. Berikut ini merupakan 12 (dua belas) titik lokasi pengambilan sampel air Sungai Landak hilir (Tabel III.1). Tabel III.1 Lokasi titik sampling No Nama Lokasi Koordinat Jarak (km) Kawasan 1. Stasiun 1 (Kabupaten Landak) 0° 2'15.84"N ; 109°34'23.64"E 0 DAS Landak - Kabupaten Landak 2. Stasiun 2 (Kuala Mandor A) 0° 0'28.69"N ; 109°35'12.12"E 6,36 Desa Rantau Panjang Kabupaten Landak, Desa Kuala Mandor A Kabupaten Kubu Raya 43 No Nama Lokasi Koordinat Jarak (km) Kawasan 3. Stasiun 3 (Waduk Penepat) 0° 0'51.67"S ; 109°33'50.91"E 13,58 Desa Rantau Panjang Kabupaten Landak, Desa Kuala Mandor A Kabupaten Kubu Raya 4. Stasiun 4 (Trans Kalimantan) 0° 0'57.47"S ; 109°32'20.58"E 21,18 Desa Rantau Panjang Kabupaten Landak, Desa Kuala Mandor A Kabupaten Kubu Raya 5. Stasiun 5 (Dermaga Kuala Mandor) 0° 1'28.82"S; 109°30'11.34"E 26,72 Desa Rantau Panjang Kabupaten Landak, Desa Kuala Mandor A dan Desa Korek Kabupaten Kubu Raya 6. Stasiun 6 (Kuala Mandor B) 0° 0'58.12"S ; 109°28'12.10"E 30,59 Desa Kuala Mandor A dan Desa Kuala Mandor B Kabupaten Kubu Raya 7. Stasiun 7 (Industri) 0° 1'28.56"S ; 109°24'49.45"E 37,06 Desa Jawa Tengah, Desa Kuala Mandor B, Desa Mega Timur dan Desa Sei Ambawang Kuala Kabupaten Kubu Raya 8. Stasiun 8 (Sungai Ambawang) 0° 1'30.55"S ; 109°23'4.08"E 40,45 Desa Sei Ambawang Kuala, Desa Ampera Raya, Desa Mega Timur dan Desa Sei Durian Kabupaten Kubu Raya 9. Stasiun 9 (Tanjung Hulu) 0° 1'24.03"S ; 109°22'33.99"E 41,37 Desa Ampera Raya dan Desa Mega Timur Kabupaten Kubu Raya Kel. Siantan Hulu dan Kel. Tanjung Hulu Kota Pontianak 10. Stasiun 10 (Jembatan Landak II) 0° 1'11.46"S ; 109°21'44.44"E 42,97 Kel. Tanjung Hulu, Kel. Tanjung Hilir dan Kel. Siantan Hulu Kota Pontianak 11. Stasiun 11 (Siantan Hulu) 0° 1'16.02"S ; 109°21'15.59"E 43,87 Kel. Dalam Bugis, Kel. Tanjung Hilir, Kel. Siantan Hulu Kota Pontianak 12. Stasiun 12 (Hilir Sungai Landak) 0° 1'20.65"S ; 109°20'50.91"E 44,87 Kel. Tanjung Hilir, Kel. Siantan Hulu, Kel. Siantan Tengah dan Kel. Dalam Bugis Kota Pontianak 44 Gambar III.2 Peta wilayah DAS Landak 45 Gambar III.3 Peta lokasi penelitian 46 III.3.1 Studi Literatur Dilakukan studi literatur/studi pustaka melalui buku, jurnal, website, dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengambilan sampel air, pengawetan sampel air, WASP (Water Analysis Simulation Program), peraturan-peraturan dalam pengelolaan DAS dan limbah (point source dan non point source), Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) dan kapasitas asimilasi. Hal ini berguna untuk memperjelas permasalahan yang ada, melengkapi data, ataupun mendapatkan data tambahan sebagai pembanding. III.3.2 Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian melalui 2 (dua) metode yaitu dengan melakukan perhitungan dan observasi langsung (data primer) dan memperoleh data dari pihak lain (data sekunder). Data primer yang dikumpulkan yaitu : data hidrolik (debit, kecepatan aliran, dan kedalaman), dan data kualitas air. Alat dan bahan yang digunakan dalam mengumpulkan data primer antara lain: a.