55 Bab IV Hasil dan Analisis Penelitian IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 150 responden perempuan pengendara skuter matik di area kota Bandung, berikut adalah data kategori demografi, antropometri, kebiasaan berkendara, dan karakteristik penggunaan. IV.1.1 Karakteristik Demografi Sejumlah 43% dari responden perempuan pengendara skuter matik berusia 20 – 24 tahun dengan rata-rata berusia 24 tahun, lebih muda dibandingkan rata-rata usia laki-laki pengendara sepeda motor yaitu 30 tahun (AHM, 2018). Perempuan pengendara skuter matik umumnya lajang dan merupakan karyawan swasta selain pelajar dan juga wirausahawan. Berikut adalah data lengkap karakteristik responden berdasarkan demografi, sebagai berikut: Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Responden Variabel Klasifikasi Jumlah % Usia (Avg. = 23.6 Tahun) < 20 Tahun 20 – 24 Tahun 25 – 29 Tahun 30 – 35 Tahun 25 64 39 22 17% 43% 26% 15% Status Lajang Menikah 86 64 57% 43% Pendidikan S2 Universitas S1 Universitas Diploma SLTA (SMA/Sederajat) SLTP (SMP/Sederajat) 1 25 19 103 2 1% 17% 13% 69% 1% Pekerjaan Karyawan Swasta Pelajar Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja Pegawai Negeri Sipil 50 35 30 26 8 1 33% 23% 20% 17% 5% 1% SES (Berdasarkan pengeluaran rutin bulanan rumah tangga) A1 : > Rp 6,000,000 A2 : Rp 4,000,000 – 6,000,000 B : Rp 2,500,000 – 4,000,000 C1 : Rp 1,750,000 – 2,500,000 C2 : Rp 1,250,000 – 1,750,000 D : Rp 900,000 – 1,250,000 E : < Rp 900,000 19 25 70 24 9 3 0 13% 17% 47% 16% 6% 2% 0% 56 IV.1.2 Karakteristik Antropometri Dari hasil data karakteristik reponden berdasarkan antropometri, tinggi badan perempuan pengendara memiliki rata-rata 157,3 cm yang lebih tinggi dari data rata- rata tinggi badan perempuan berdasarkan data antropometri Indonesia dari Perhimpunan Ergonomi Indonesia tahun 2018 untuk perempuan dengan usia 17 – 36 tahun yaitu 153,8 cm. Perbedaan antropometri perempuan pengendara akan mempengaruhi Physio- pleasure. Menurut Jordan (2000), Physio-pleasure terkait erat dengan aspek fisik dari produk yang berkaitan dengan antropometri pengguna sehingga memberikan kenikmatan pada pengguna dan mampu menghasilkan efek psikologis pada fisik pengguna. Skuter matik dengan dimensi yang sesuai dengan antropometri perempuan pengendara tentunya akan dapat memberikan Physio-pleasure lebih kepada perempuan pengendara. Tabel 4.2 Karakteristik Antropometri Responden Variabel Klasifikasi Jumlah % Tinggi Badan (Avg. = 157.3 cm) >165 cm 161 – 165 cm 156 – 160 cm 151 – 155 cm 146 – 150 cm < 146 cm 10 27 56 31 22 4 7% 18% 37% 21% 15% 3% Berat Badan (Avg. = 23.6 kg) > 65 kg 61 – 65 kg 56 – 60 kg 51 – 55 kg 46 – 50 kg 40 – 45 kg < 40 kg 18 22 26 31 30 21 2 12% 15% 17% 21% 20% 14% 1% IV.1.3 Karakteristik Kebiasaan Berkendara Perempuan pengendara menempuh jarak tempuh yang lebih dekat dibandingkan dengan laki-laki pengendara, dimana rata-rata jarak tempuh adalah 17,9 km. Berdasarkan data primer penelitian, perempuan pengendara juga berkendara dengan rata-rata kecepatan 48,8 km/jam atau dibawah dari rata-rata kecepatan dari laki-laki pengendara yaitu 60 km/jam (AHM, 2018). Terkait dengan kebiasaan berboncengan, sebanyak 60% perempuan pengendara sering dan selalu berboncengan pada saat mengendari skuter matiknya. 57 Kebutuhan performa skuter matik yang mampu menempuh jarak jauh dengan kecepatan tinggi tidak menjadi suatu kebutuhan oleh perempuan pengendara yang memiliki kecenderungan jarak tempuh pendek dan juga kecepatan rata-rata hari yang rendah, selain itu dengan mayoritas penggunaan berboncengan akan menimbulkan kebutuhan untuk tempat duduk penumpang pada skuter matik untuk perempuan pengendara. Kebutuhan-kebutuhan ini yang lebih mengarah pada kebutuhan fungsional secara tidak langsung memiliki pengaruh pada performa skuter matik dan juga pada dimensi skuter matik untuk perempuan pengendara yang terkait dengan faktor Physio-pleasure. Tabel 4.3 Karakteristik Kebiasaan Berkendara Responden Variabel Klasifikasi Jumlah % Jarak Tempuh (Avg. = 17.9 km) > 35 km 30 – 24 km 25 – 29 km 20 – 24 km 15 – 19 km 10 – 14 km 5 – 9 km < 5 km 15 10 3 17 18 35 29 23 10% 7% 2% 11% 12% 23% 19% 15% Kecepatan (Avg. = 48,8 km/jam) 80 km/jam 70 km/jam 60 km/jam 50 km/jam 45 km/jam 40 km/jam 30 km/jam 20 km/jam 3 4 45 20 2 74 1 1 2% 3% 30% 13% 1% 49% 1% 1% Tandem Tidak Pernah Jarang Sering Selalu 8 52 36 54 5% 35% 24% 36% IV.1.4 Karakteristik Penggunaan Terkait dengan pembelian skuter matik, 40% perempuan pengendara memilih alasan yang terkait dengan desain atau tampilan fisik skuter matik, selain desain 37% perempuan pengendara memilih skuter matik berdasarkan alasan fungsional seperti konsumsi bahan bakar yang hemat, atau dengan alasan yang terkait dengan usabilitas seperti nyaman dan mudah untuk dikendarai. 58 Tabel 4.4 Alasan Pembelian Sepeda Motor Variabel Detail Alasan Pembelian % Desain Tampilan, Ukuran, Warna 40% Fungsional Hemat BBM, Harga Terjangkau, Akselerasi, Fitur, Harga Jual Kembali, Performa Mesin, Bagasi Besar, Kualitas Baik 37% Usabilitas Nyaman Dikendarai, Mudah Dikendarai, Merek Popular, Baru 20% Emosional Pilihan Keluarga, Canggih, Elegan, Gagah & Percaya Diri, Terlihat Mewah, Ringan 3% Sebanyak 24% dari responden perempuan pengendara skuter matik menggunakan skuter matiknya untuk hangout, selain itu untuk alat transportasi pergi dan pulang ke tempat kerja (21%), mengantar dan menjemput anak dari dan ke sekolah (13%), membeli makanan (8%), serta menggunakan skuter matik untuk pergi ke sekolah atau kuliah (8%). Alasan responden perempuan pengendara masih menggunakan skuter matik sebagai sarana transportasi adalah 40% karena lebih cepat, dapat menghindari macet (17%) serta hemat biaya (17%). Tabel 4.5 Penggunaan Skuter Matik Variabel Jumlah % Hangout 88 24% Pulang pergi ke tempat kerja 80 21% Antar atau jemput anak sekolah (rutin) 50 13% Membeli makanan 30 8% Pergi kuliah / sekolah 30 8% Antar barang 18 5% Belanja 18 5% Lebih cepat untuk mencapai tujuan 15 4% Menghindari lalu lintas yang macet 10 3% Menghemat biaya 7 2% Untuk pergi ke stasiun / halte / terminal terdekat 6 2% Mengantar Keluarga 6 2% Bisa melewati jalanan yang sempit 5 1% Jarak Jauh 4 1% Mudah untuk mencari parkir 3 1% Touring 2 1% Nyaman 1 0% Saat sedang malas menyetir 0 0% Saat cuaca buruk (hujan, panas, dll) 0 0% 59 IV.2 Analisis Deskriptif Terhadap Faktor Pleasurability Untuk mempelajari desain skuter matik yang mampu memberikan aspek pleasurability bagi perempuan pengendara, dilakukan analisis deskriptif pada data kuantitatif/statistik hasil evaluasi responden terhadap 6 (enam) obyek skuter matik berdasarkan 16 (enam belas) variable faktor pleasurability. Intrepretasi data dilakukan dengan bantuan pembagian rentang skala bertingkat menjadi 4 (empat) kategori intrepretasi skor sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS), seperti tercantum pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Intrepretasi Skor Skala Bertingkat Penafsiran Skor Sangat Tidak Setuju STS 1.00 – 3.25 Tidak Setuju TS 3.25 – 5.50 Setuju S 5.50 – 7.75 Sangat Setuju SS 7.75 – 10.00 Berikut adalah data statistik evaluasi pleasurability terhadap 6 (enam) skuter matik yang tercantum pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Data Statistik Faktor Pleasurability Pleasurability Aspek Motor Mean A B C D E F Physio Berkualitas 7.55 7.48 8.70 9.19 9.15 8.34 8.40 Nyaman 7.99 7.39 7.88 8.31 8.31 8.48 8.06 Ringan 8.75 7.08 5.86 5.21 5.31 8.34 6.76 Ramping Gesit 8.78 7.27 6.07 5.09 5.35 7.99 6.76 Socio Digunakan Keluarga 8.48 7.91 7.92 7.15 7.24 8.46 7.86 Terkait Status 6.34 6.37 6.91 7.97 7.73 6.84 7.03 Berbeda/Menonjol 5.87 5.90 7.24 8.55 8.45 7.27 7.21 Diterima Lingkungan 6.68 6.66 7.37 8.01 7.85 7.39 7.33 Psycho Menyenangkan 7.98 7.33 7.81 8.08 8.20 8.23 7.94 Rileks dan Santai 8.23 7.51 7.65 8.07 7.95 8.40 7.97 Percaya Diri 7.56 7.02 7.85 8.68 8.49 7.97 7.93 Bebas dan Mudah 8.22 7.37 7.52 7.65 7.77 8.25 7.80 Ideo Feminin 7.64 6.13 5.90 5.75 5.26 8.85 6.59 Kemandirian 7.30 6.90 7.47 7.71 7.75 7.71 7.47 Ramah Lingkungan 7.74 7.25 7.56 7.46 7.53 8.06 7.60 Ekonomis dan Murah 8.24 7.49 6.35 4.51 5.26 7.63 6.58 60 IV.2.1 Kategori Faktor Physio-Pleasure Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat respon responden terhadap aspek “berkualitas” terhadap 6 (enam) obyek penelitian, dimana Motor D memiliki skor tertinggi sebesar 9.19 dan Motor B memiliki skor terendah sebesar 7.48. Secara keseluruhan terhadap aspek “berkualitas”, responden perempuan pengendara memberikan skor 8.40, dimana berdasarkan kategori intrepretasi skor berada pada rentang kategori skor “Sangat Setuju”. Dari 6 (enam) obyek penelitian, terdapat 4 (empat) skuter matik yang memiliki skor dalam rentang kategori skor “Sangat Setuju”, yaitu: Motor C, Motor D, Motor E, dan Motor F. Kemudian terhadap aspek “nyaman”, responden perempuan pengendara memberikan respon dengan skor tertinggi terhadap Motor F dengan skor sebesar 8.48 dan skor terendah terhadap Motor B dengan skor sebesar 7.39. Secara keseluruhan terhadap aspek “nyaman”, responden perempuan pengendara memberikan skor 8.06 yang merupakan skor kedua tertinggi setelah aspek “berkualitas” pada kategori faktor Physio-pleasure. Skor tersebut berada dalam rentang kategori skor “Sangat Setuju” dimana pada aspek “nyaman” terdapat 5 (lima) dari seluruh obyek penelitian yang memiliki skor dalam rentang kategori skor “Sangat Setuju”, yaitu: Motor A, Motor C, Motor D, Motor E, dan Motor F. Terhadap aspek “ringan” dan “ramping gesit”, responden memberikan skor tertinggi terhadap Motor A yaitu dengan skor sebesar 8.75 untuk aspek “ringan” dan skor 8.78 untuk aspek “ramping gesit”. Skor terendah untuk kedua aspek terdapat pada Motor D dengan skor masing-masing adalah 5.21 untuk aspek “ringan” dan 5.09 untuk aspek “ramping gesit”. Secara keseluruhan terhadap aspek “ringan” dan “ramping gesit”, responden perempuan pengendara memberikan skor 6.76, dimana dalam rentang kategori skor masuk dalam kategori skor “Setuju”. IV.2.2 Kategori Faktor Socio-Pleasure Pada kategori Socio-pleasure, responden perempuan pengendara memberikan skor tertinggi yaitu 7.86 terhadap aspek “digunakan keluarga”, dimana dalam rentang kategori skor termasuk kategori “Sangat Setuju”. Dari 6 (enam) obyek penelitian, 61 4 (empat) motor memiliki skor dalam rentang kategori “Sangat Setuju”, yaitu: Motor A, Motor B, Motor C, dan Motor F. Skor tertinggi pada aspek “digunakan keluarga” terdapat pada Motor A dengan skor 8.48 dan skor terendah terdapat pada Motor D dengan skor 7.15. Kemudian untuk aspek “terkait status”, responden memberikan skor 7.03, dan untuk aspek “berbeda/menonjol dengan skor 7.21, sedangkan untuk aspek “diterima lingkungan” memiliki skor 7.33. Ketiga aspek tersebut memiliki skor dalam kategori skor “Setuju”. Untuk aspek “terkait status”, “berbeda/menonjol”, dan “diterima lingkungan”, skor tertinggi berada pada Motor D dengan skor untuk aspek “terkait status” adalah 7.97, skor untuk aspek”berbeda/menonjol” adalah 8.55 sedangkan skor untuk aspek “diterima lingkungan” adalah 8.01. Skor terendah untuk aspek “terkait status” dan “berbeda/menonjol” terdapat pada Motor A dengan skor masing-masing 6.34 dan 5.87. Sedangkan skor terendah untuk aspek “diterima lingkungan” terdapat pada Motor B dengan skor sebesar 6.66. IV.2.3 Kategori Faktor Psycho-Pleasure Berdasarkan Tabel 4.7, dapat dilihat respon terhadap aspek “menyenangkan” terhadap 6 (enam) obyek penelitian, secara keseluruhan responden memberikan skor 7.94, yang berada dalam rentang kategori skor “Sangat Setuju”, dimana skor tertinggi adalah pada Motor F yaitu sebesar 8.23 sedangkan skor terendah adalah pada Motor B yaitu sebesar 7.33. Dari seluruh obyek penelitian, hampir seluruhnya memiliki skor dalam rentang kategori “Sangat Setuju”, kecuali Motor B. Sedangkan untuk aspek “rileks dan santai”, memiliki skor paling tertinggi pada kategori faktor Psycho-Pleasure yaitu sebesar 7.97 yang berada dalam rentang kategori skor “Sangat Setuju” dengan skor tertinggi 8.40, sama seperti pada aspek “menyenangkan” yaitu pada Motor F. Empat dari enam motor memiliki kategori skor “Sangat Setuju”, yaitu: Motor A, Motor D, Motor E dan Motor F. Skor terendah terdapat pada Motor B dengan skor sebesar 7.51. 62 Pada aspek “percaya diri”, secara keseluruhan memiliki skor 7.93 yang berada dalam rentang kategori skor “Sangat Setuju” dengan total empat motor yang memiliki skor pada kategori “Sangat Setuju” yaitu: Motor C, Motor D, Motor E, dan Motor F. Skor tertinggi untuk aspek “percaya diri” berada pada Motor D dengan skor sebesar 8.68, sedangkan skor terendah berada pada Motor B dengan skor sebesar 7.02. Aspek “bebas dan mudah” secara keseluruhan memiliki skor terendah dalam kategori Psycho-Pleasure dengan total skor keseluruhan sebesar 7.80, dimana skor tertinggi dimiliki oleh Motor F dengan skor 8.25, sedangkan skor terendah sebesar 7.37 dimiliki oleh Motor B. Dari enam obyek penelitian, hanya Motor A, Motor E, dan Motor F yang memiliki skor dengan kategori skor “Sangat Setuju”. IV.2.4 Kategori Faktor Ideo-Pleasure Dari keempat faktor pleasurability, keseluruhan aspek pada faktor Ideo-Pleasure memiliki skor dalam rentang kategori “Setuju”, dengan skor tertinggi yaitu pada aspek “ramah lingkungan”. Pada aspek tersebut, Motor F memiliki skor tertinggi yaitu 8.06 dan Motor B memiliki skor terendah yaitu 7.25.