6 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Lembar Kerja Peserta Didik Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan bahan ajar yang dirancang secara terpadu untuk memfasilitasi peserta didik belajar mandiri (Yaumi, 2018, pp. 117- 118). Lembar kerja peserta didik yaitu lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas tersebut (Fajarini, 2018, p. 77). Lembar kerja dimaksudkan untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar dan menguasai suatu pemahaman serta dapat membantu mengarahkan pembelajaran sehingga lebih efektif dan efisien (Majid & Rochman, 2014, p. 231). Lembar kerja peserta didik ini tidak dimaksudkan untuk mengganti guru karena guru masih memiliki peran untuk menciptakan pembelajaran yang interaktif melalui lembar kerja peserta didik ini. Lembar kerja peserta didik dalam proses pembelajaran dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep) karena lembar kerja peserta didik ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam mempelajari suatu topik. Secara umum, kerangka lembar kerja peserta didik terdiri dari judul, tujuan kegiatan, alat dan bahan yang digunakan, langkah kerja, dan sejumlah pertanyaan (Majid & Rochman, 2014, p. 234). Adapun ciri-ciri lembar kerja peserta didik menurut Rustaman dalam (Majid & Rochman, 2014, p. 234) yaitu: 1. memuat petunjuk yang diperlukan oleh peserta didik; 2. petunjuk ditulis dengan bentuk sederhana, kalimat singkat, dan kosa kata yang sesuai dengan usia dan kemampuan peserta didik; 3. berisi pertanyaan yang harus diisi oleh peserta didik; 4. adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan peserta didik; 5. memberikan catatan yang jelas bagi peserta didik atas apa yang telah dilakukan 6. memuat gambar yang sederhana dan jelas. 7 II.1.1 Fungsi dan Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik Fungsi lembar kerja peserta didik (Prastowo, 2011, p. 205) yaitu: 1. sebagai bahan ajar yang dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran; 2. sebagai bahan ajar untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi; 3. sebagai bahan ajar untuk peserta didik berlatih; 4. memudahkan dalam pelaksanaan pembelajaran kepada peserta didik. Adapun tujuan penyusunan lembar kerja peserta didik yaitu (Prastowo, 2011, p. 206) yaitu: 1. menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan; 2. menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan; 3. melatih kemandirian belajar peserta didik; 4. memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik. II.1.2 Macam-macam Bentuk Lembar Kerja Peserta Didik Lembar kerja peserta didik (LKPD) memiliki beberapa bentuk tergantung maksud dan tujuan dalam mengemas suatu materi dalam lembar kerja peserta didik. Berikut macam-macam bentuk lembar kerja peserta didik (Prastowo, 2011, pp. 208-211): 1. Lembar kerja peserta didik yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep. Lembar kerja peserta didik ini memuat langkah yang harus dilakukan peserta didik yang meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Peserta didik diminta untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, kemudian diberikan pertanyaan analisis yang membantu peserta didik untuk mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun. 2. Lembar kerja peserta didik yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. Pada proses pembelajaran, setelah peserta didik menemukan suatu konsep, peserta didik 8 dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut yang tertuang didalam LKPD. 3. Lembar kerja peserta didik yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKPD ini memuat pertanyaan yang jawabannya ada dibuku, sehingga peserta didik mampu mengerjakan LKPD tersebut jika membaca buku. Fungsi utama bentuk LKPD ini yaitu membantu peserta didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. 4. Lembar kerja peserta didik yang berfungsi sebagai penguatan. LKPD ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari terkait materi tertentu, sehingga materi pembelajaran dalam LKPD ini dikemas dengan mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat pada buku pelajaran. 5. Lembar kerja peserta didik yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Petunjuk praktikum dapat digabungkan ke dalam kumpulan LKPD, sehingga LKPD bentuk ini berisi petunjuk praktikum II.1.3 Langkah-Langkah Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik Menurut Diknas (2004) dalam (Prastowo, 2011, pp. 211-215) langkah-langkah menyusun lembar kerja peserta didik terdiri dari: 1. Analisis kurikulum; Langkah ini dilakukan untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar berupa lembar kerja peserta didik. Penentuan materi dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan. Selain itu juga harus mencermati kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik 2. Menyusun peta kebutuhan LKPD; Langkah ini dilakukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang harus ditulis serta melihat urutan LKPD dalam menentukan prioritas penulisan. 3. Menentukan judul-judul LKPD; Judul LKPD ditentukan dengan melihat kompetensi dasar, materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. 9 4. Penulisan LKPD; Penulisan LKPD dapat dilakukan dengan Langkah-langkah sebagai berikut: 1) merumuskan kompetensi dasar; 2) menentukan alat penilaian; 3) Menyusun materi; 4) memperhatikan struktur LKPD II.2 Pendekatan Saintifik Pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah seorang saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah (Majid & Rochman, 2014, p. 3). Pembelajaran saintifik lebih memandang penting proses pembelajaran dibandingkan dengan hasil belajar sehingga pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses (Majid & Rochman, 2014, p. 4). Pendekatan saintifik (scientific approach) diterapkan dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Aktivitas pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri dari mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan untuk semua mata pelajaran (Majid & Rochman, 2014, p. 4). 1. Kegiatan mengamati bertujuan supaya pembelajaran berkaitan dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati suatu fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan menyimak. 2. Kegiatan menanya dilakukan untuk membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum, teori, hingga berpikir metakognitif agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, dan sistematis. 3. Kegiatan mencoba atau mengumpulkan data dilakukan untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan prosedural. Pemanfaatan sumber belajar termasuk teknologi informasi dan komunikasi sangat disarankan dalam kegiatan ini. 4. Kegiatan mengasosiasi dilakukan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik 10 melakukan aktivitas seperti menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi dengan memanfaatkan lembar kerja. 5. Kegiatan mengomunikasikan merupakan sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan supaya peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan unjuk karya Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus memenuhi tiga prinsip utama (Majid & Rochman, 2014, p. 71), yaitu: 1. Belajar siswa aktif. Dalam hal ini termasuk belajar berbasis penelitian (inquiry- based learning), belajar berkelompok (cooperative learning), dan belajar berpusat pada peserta didik (student centered); 2. Assesment. Pengukuran kemajuan belajar peserta didik dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar; 3. Keberagaman. Pendekatan ilmiah mengembangkan pendekatan keberagaman yang membawa konsekuensi peserta didik unik, kelompok peserta didik unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks. II.3 PhET (Physics Education Technology) PhET yaitu simulasi interaktif fenomena-fenomena fisis, berbasis riset yang dikembangkan oleh University of Colorado Boulder. Pada situs PhET berisi simulasi ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu biologi, ilmu kebumian dan matematika yang dapat diakses gratis secara online maupun offline dengan diunduh terlebih dahulu. Jenis platform yang digunakan untuk menampilkan simulasi yaitu HTML5, java, dan flash. Simulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu mengenai pendulum dan gelombang pada tali. Kedua simulasi tersebut menggunakan platform HTML5 sehingga dapat dibuka melalui web browser yang biasanya setiap PC ataupun smartphone sudah memiliki web browser. Berbeda halnya dengan java dan flash 11 yang biasanya di setiap PC atau smartphone belum ada program java dan flash untuk membuka simulasi sehingga harus diunduh terlebih dahulu. II.4 Penilaian Kognitif Sasaran dari penilaian kognitif yaitu kualitas dan kemampuan otak dari tiap-tiap peserta didik. Acuan dari guru dalam melakukan penilaian kognitif yaitu taksonomi kognitif Bloom versi baru. Prinsip atau dasar awal dalam mengkonstruksi butir soal yaitu soal tersebut harus mampu mengukur apa yang sudah dipelajari peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Prinsip ini harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang ada dalam setiap kegiatan pembelajaran. Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl pada ranah kognitif yaitu C1 (Mengingat), C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasikan), C4 (Menganalisis), C5 (Mengevaluasi), dan C6 (Mencipta). Adapun kata kerja operasional setiap ranah kognitif yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengkonstruksi soal seperti pada Tabel II.1. Tabel II.1 Daftar Kata Kerja Operasional Berdasarkan Taksonomi Bloom No Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kata Kerja Operasional 1. Mengingat Mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambar, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi indeks, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari, memberi kode, menelusuri, menulis 2.